Pengertian Karakter Pengertian Pendidikan Karakter

13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan hakikat pendidikan karakter, hakikat karakter ksatria, layanan bimbingan klasikal, hakikat pendekatan experiential learning , dan hakikat remaja sebagai peserta didik.

A. Hakikat Pendidikan Karakter

1. Pengertian Karakter

Dalam Kamus Terbaru Bahasa Indonesia 2008:337, karakter didefinisikan sebagai sifat –sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Budi pekerti merupakan alat batin yang merupakan panduan akal dan perasaan untuk menimbang baik buruk, tabiat, akhlak, watak, perbuatan baik, daya upaya dan akal. Perilaku yang diartikan sbagai tanggapan atau reaksi individu yang berwujud dalam gerakan sikap tidak hanya badan tetapi juga ucapan. Menurut Prayitno, Manullang 2010 : 47, karakter adalah sifat pribadi yang relatif stabil pada diri yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standar nilai dan norma yang tinggi. Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa karakter merupakan sifat relatif stabil pada diri seseorang untuk menimbang baik buruk perilaku dan menjadi landasan berperilaku.

2. Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut Ramli Wibowo 2013, pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral atau pendidikan akhlak. Pendidikan karakter yaitu pendidikan yang melibatkan aspek pengetahuan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 cognitive, perasaan afeksi, dan tindakan action. Melalui tiga aspek ini diuraikan, serta diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan maka peserta didik akan menjadi cerdas emosinya Suyanto Wibowo 2013: 38. Kementrian Pendidikan Nasional 2010, menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik habituation sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik, perasaan yang baik, dan perilaku yang baik sehingga terbentuknya perwujudan kesatuan perilaku dan sikap peserta didik. Berdasarkan pendapat yang di kemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dengan melibatkan aspek pengetahuan, perasaan maupun perilaku agar menjadi pribadi yang baik di lingkungan masyarakat.

3. Tujuan Pendidikan Karakter

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24