“saya  menjelaskan  kalo  dengan  yang  cewek,  saya  menjelaskannya  dengan kondisi  yang  saya  tidak  mengalami,  saya  pribadi.  …  Kesulitannya  cuma
masalah itu aja.” Ayah, FG1, 1330-1334
Ditengah  segala  hambatan  internal  dan  eksternal  tersebut,  terdapat orang  tua  yang  merasa  tidak  memiliki  hambatan  dalam  memberikan
pendidikan seks kepada anaknya.
“[moderator  menanyakan  apakah  tidak  ada  hambatan  memberi  pendidikan seks].  Ya  sampai  detik  ini  belum.  Untuk  hal  yang  khusus  seksualitas  itu  gak
ada.” Ibu, FG3, 1374-1378
4. Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks
Dalam  memberikan  pendidikan  seks,  selain  ada  hal-hal  yang menghambat,  terdapat  juga  hal-hal  yang  memudahkan  terjadinya  pendidikan
seks  oleh  orang  tua.  Kemudahan  internal  mencakup  dua  hal  yaitu  relasi  dan sifat  orang  tua,  sementara  kemudahan  eksternal  meliputi  jaman  yang  terbuka,
anak  sudah  tahu,  jarak  geografis  yang  dekat,  perbedaan  jenis  kelamin,  anak bertanya lebih dahulu, dan adanya pendidikan seks dari pihak lain.
Tabel 9 Kategori dalam Kemudahan dalam Memberi Pendidikan Seks
Kemudahan Internal Kemudahan Eksternal
Relasi -
komunikasi dan kedekatan -
perilaku kasih sayang dari orang tua
Sifat orang tua -
Sifat lembut Jaman yang terbuka
Anak sudah tahu Anak mendapat pendidikan seks dari
pihak lain -
Dari sekolah -
Dari internet Jarak geografis dekat
Anak bertanya dahulu Perbedaan jenis kelamin
Kemudahan internal yang pertama adalah relasi yang baik dengan anak. Saat  orang  tua  memiliki  komunikasi  yang  intens  dan  kedekatan  dengan  anak
maka  pendidikan  seks  oleh  orang  tua  lebih  mudah  untuk  diberikan.  Hal  lain yang mendukung termasuk ketika orang tua mau mendengarkan anak sehingga
anak akan mendengarkan orang tua juga.
“Ini  bicara  mengenai  komunikasi  kog.  Pada  waktu  komunikasi  kita  dengan anak itu intens dan baik jadi mudah semuanya.” Ayah, FG1, 1448-1450
“saya anggep kuncinya mereka mau dengerin kita, karena kita mau dengerin mereka.  Akhirnya  mereka  jadinya  juga  denger  gitu  ketika  kita  ngomong.”
Ibu, FG3, 499-501
Perilaku  orang  tua  yang  penuh  kasih  sayang  kepada  anak  akan mendukung terbentuknya kedekatan sehingga anak akan terbuka kepada orang
tua. Perilaku afektif ini misalnya adalah pelukan dari orang tua.
“Waktu  anak  saya  pulang  dia  marah,  udah  saya  biarin,  „mami  tu  lho  gini.‟, saya  peluk,  akhirnya  tu  mandek  sendiri.
Akhirnya  dia  malah,  „ma  sini  ma, deket aku ma.‟ dah gitu baru, baru mau bercerita.” Ibu, FG3, 1001-1009
Kemudahan  internal  berikutnya  yaitu  sifat  orang  tua.  Sifat  orang  tua yang lembut membuat anak mau terbuka dan dapat dekat dengan orang tua.
Selanjutnya kemudahan eksternal yang dirasakan oleh orang tua adalah jaman  yang  terbuka  sehingga  lebih  nyaman  berbicara  mengenai  seks.
Kemudian  anak  juga  sudah  paham  mengenai  seks.  Ini  terkait  dengan  adanya pendidikan seks dari pihak lain seperti sekolah maupun internet. Hal ini dirasa
membantu  karena  orang  tua  tidak  perlu  menjelaskan  dari  dasar.  Bahkan kadang-kadang  anak  sudah  tidak  lagi  bertanya  mengenai  seksualitas  kepada
orang tua.
“jaman dah lebih terbuka lah sudah lebih vulgar.” Ayah, FG1, 1249-1253 “Tapi  saya  kira  itu  [anak  mencari  informasi  seksual  dari  internet]  kog,
meringankan  sedikit,  sedikit  meringankan,  kalo  positifnya  ya,  karena  tidak mulai dari nol. [anak] sudah punya gambaran.
” Ayah, FG4, 1430-1435
Orang tua  juga  merasa pendidikan  seks  lebih  mudah diberikan apabila anak yang memulai percakapan dengan bertanya.
“lebih mudah, pada saat anak itu bertanya.” Ayah, FG1, 1457
Kemudahan lain yang dirasakan adalah jarak geografis yang dekat. Saat anak tinggal bersama orang tua, orang tua bisa mendampingi anak dengan lebih
baik.
“bedanya kalau anak saya yang nomer tiga itu selalu ada disisi  orang tuanya, nah jadi lebih aman ya.” Ibu, FG3, 230-232
Meskipun  perbedaan  jenis  kelamin  menjadi  hambatan  bagi  beberapa orang  tua,  salah  satu  ayah  memandang  perbedaan  jenis  kelamin  sebagai  hal
yang  menguntungkan  dalam  hal  pemberian  pendidikan  seks.  Keuntungan  ini terutama  dirasakan  orang  tua  karena  orang  tua  memiliki  alasan  untuk
membatasi  diri  berdiskusi  terkait  pengetahuan  saja  dan  tidak  menyangkut kehidupan  seksual  pribadi.  Akibatnya  orang  tua  tidak  merasa  risih
membicarakan seks dengan anak.
“…  karna  kondisinya  dengan  seorang  cewek,  misal  saya  ngobrol  dengan seorang anak yang putri kan kondisinya saya akan bicara soal keputrian secara
teoritis  yang  saya  tahu  …  Jauh  lebih  mudah  dalam  artian  ndak  bicara mengenai  ewuh  pekewuh  e  tadi  bisa  disingkirkan.  Karena  yang  berkaitan
dengan kenikmatan udah ilang dulu kan.” Ayah, FG1, 1340-1344
5. Konteks Pemberian Pendidikan Seksualitas