Focus Group LANDASAN TEORI

dibanding anak laki-lakinya karena ibu dapat menyambungkan percakapan dengan pengalamannya sendiri dahulu. Kirkman et al. 2005 menyatakan bahwa orang tua maupun anak cenderung memilih komunikasi sesama gender tentang seks. Hal ini kemungkinan karena adanya pengetahuan terkait gender gender-linked knowledge.

C. Focus Group

Focus Group FG adalah sebuah metode penelitian dimana data yang dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu kelompok yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan Krueger 1998 dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok. Dalam FG terjadi diskusi kolektif yaitu setiap anggota kelompok berinteraksi satu sama lain Frith, 2000. Dalam FG, setiap orang didorong untuk berbicara satu sama lain, bertanya, serta menanggapi pengalaman dan sudut pandang partisipan lain Kitzinger, 1995. FG bermanfaat untuk menggali pengalaman pribadi, nilai-nilai, sikap, dan perasaan yang mendasari perilaku Frith, 2000; Kitzinger, 1995. Menurut Frith 2000, Kitzinger 1995, serta Morgan dan Krueger 1994, FG memiliki beberapa kelebihan terutama bila digunakan dalam penelitian mengenai topik seksualitas. 1. Dapat mengumpulkan beragam opini, pengalaman, dan sikap pada saat yang bersamaan, dan diskusi yang terjadi juga dapat memunculkan topik-topik baru. Peneliti juga dapat menemukan isu-isu yang dianggap penting oleh partisipan. 2. Dapat mengetahui bentuk-bentuk komunikasi dan bahasa yang umum digunakan orang dalam topik tersebut, termasuk gurauan dan anekdot. 3. Interaksi antarpartisipan dapat memberikan gambaran dan penjelasan yang lebih lengkap dan mendetail mengenai topik melalui argumen, perdebatan, penjelasan tambahan, dan ilustrasi cerita. 4. Dapat mengidentifikasi pengetahuan yang dimiliki bersama dan norma atau nilai yang berlaku secara umum. 5. Menciptakan atmosfir yang aman dan nyaman karena adanya partisipan lain yang memiliki pengalaman sama sehingga memungkinkan adanya mutual support. Selain itu partisipan yang lebih terbuka dapat mendorong partisipan yang lebih pemalu untuk dapat terbuka dan bercerita. Kelebihan-kelebihan FG di atas terutama terkait dengan proses dan dinamika kelompok yang terjadi dalam FG. Meskipun begitu dinamika kelompok yang juga dapat menjadi kelemahan yaitu adanya norma kelompok dapat mematikan ketidaksetujuan atau pandangan yang bertentangan dari individu Kitzinger, 1995. Sampai saat ini FG sudah digunakan untuk meneliti berbagai macam topik yang terkait dengan seksualitas seperti komunikasi seksual, pengambilan keputusan seksual, agresi seksual, pengambilan resiko seksual, evaluasi pendidikan seks, sikap para profesional terhadap kontak seksual dengan pasangan, perasaan mengenai pengujian HIV dan pemakaian kondom, dst Frith, 2000. Dalam mengeksplorasi pendidikan seks oleh orangtua, metode FG juga digunakan oleh Ha dan Fisher 2011 serta Trinh et al. 2009 dalam penelitiannya di Vietnam. Metode FG cocok untuk digunakan dalam penelitian mengenai pendidikan seks oleh orang tua karena topik penelitian ini termasuk topik yang sensitif, cenderung tabu dan sulit untuk dibicarakan. Sementara FG memberi kesempatan orang menjadi lebih terbuka dan mau bercerita dengan adanya diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang yang memiliki kesamaan pengalaman. 36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Grounded Theory. Tujuan metode Grounded Theory adalah bergerak melampaui deskripsi semata menjadi menghasilkan dan menemukan teori, yaitu sebuah skema analisis yang abstrak dari suatu proses, aksi atau interaksi Strauss Corbin, 1998. Grounded Theory mendorong peneliti untuk mengumpulkan, mensintesis, menganalisa, dan menkonseptualisai data kualitatif untuk membentuk sebuah teori induktif Smith, 2008. Argumennya adalah teori bukanlah rangkaian konsep yang muncul sebagai hasil pemikiran atau spekulasi ilmuwan tentang suatu hal, namun seharusnya didasarkan dari data partisipan yang mengalami sendiri hal tersebut. Oleh karena itu, dalam Grounded Theory, peneliti akan menciptakan kategori-kategori teoritis dan penjelasan umum mengenai aksi, interaksi, dan proses, melalui kategori informasi yang saling terkait, yang secara langsung berpijak grounded kepada data yang dikumpulkan dari partisipan Cresswell, 2007. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi diri sampai pada menciptakan kategori-kategori data. Pembatasan ini dilakukan terkait dengan keterbatasan sumber daya peneliti dalam melaksanakan penelitian Grounded Theory. Meskipun begitu data kualitatif ini dapat menjadi langkah awal untuk mengembangkan teori terkait pendidikan seksualitas oleh orang tua.