Orang Tua Sekolah dan Guru LSM, Psikolog, dan Pemerintah

oleh orang tua dari sudut pandang anak. Dengan demikian peneliti dapat memverifikasi pandangan orang tua dan juga mendapat gambaran lebih detail mengenai pendidikan seks oleh orang tua.

D. Saran

Berikut adalah beberapa saran peneliti untuk:

1. Orang Tua

Bagi orang tua baru dan pasangan yang belum memiliki anak, disarankan untuk merancang dan mempersiapkan pendidikan seks seawal mungkin karena pendidikan seks bukanlah hal yang mudah. Peneliti juga mendorong orang tua untuk mengkritisi pola pikir tabu membicarakan seks karena hal ini dapat menghambat terjadinya pendidikan seks yang baik.

2. Sekolah dan Guru

Oleh karena orang tua menaruh harapan besar pada sekolah untuk memberikan pendidikan seks kepada anak, peneliti menyarankan sekolah untuk memasukkan pendidikan seks dalam kurikulum pendidikan. Selain itu peneliti juga mendorong adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua terkait materi pendidikan seks dan pengawasan anak di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendiskusikan kurikulum pendidikan seks dengan orang tua, menginformasikan perilaku anak di sekolah kepada orang tua, dan memberi orang tua kesempatan menyampaikan saran maupun kritik.

3. LSM, Psikolog, dan Pemerintah

Peneliti menyarankan LSM dan psikolog untuk mengadakan pembinaan dan pemberdayaan untuk orang tua. Peneliti menyarankan diadakan workshop atau pelatihan bagi orang tua mengenai materi yang perlu disampaikan dan cara menyampaikan pendidikan seks kepada anak. Hal ini berdasar kebutuhan pemberdayaan yang dirasakan orang tua dalam penelitian ini. Selain itu hambatan terbesar orang tua adalah terkait kemampuan memberikan pendidikan seks kepada anak. Peneliti juga menyarankan psikolog untuk menyediakan layanan konsultasi dan konseling bagi orang tua terkait memberikan pendidikan seks kepada anak. Layanan ini agar orang tua dapat membicarakan kesulitan- kesulitan yang dihadapi terkait memberikan pendidikan seks seperti ketidakmampuan, kepercayaan diri, atau perasaan tabu dan tidak nyaman yang dihadapi. Peneliti juga menyarankan psikolog untuk mendorong orang tua membangun relasi yang baik dengan anak, karena relasi yang baik dengan anak merupakan kemudahan terbesar dalam memberikan pendidikan seks kepada anak. Selanjutnya peneliti mendorong pemerintah melalui instansi terkait seperti BKKBN, kementerian Kesehatan atau kementerian Pendidikan bekerja sama dengan akademisi untuk dapat membuat kurikulum pendidikan seks yang komprehensif dan lengkap. Hal ini kemudian dapat ditindaklanjuti dengan mensosialisasikan materi tersebut ke sekolah-sekolah. Selain itu pemerintah dapat menuliskan kurikulum, materi dan informasi tersebut ke dalam leaflet, brosur, atau buku yang tersedia di puskesmas, rumah sakit, toko buku, kantor BKKBN, bahkan di kantor kelurahan dan kecamatan. Hal ini agar orang tua memiliki aksesibilitas yang lebih baik sehingga orangtua dapat memiliki pengetahuan yang memadai untuk dapat memberikan pendidikan seks. Peneliti juga mendorong pemerintah berperan aktif untuk mensosialisasikan pentingnya pendidikan seks kepada masyarakat. Peran aktif ini dapat dilakukan dengan memperbanyak iklan layanan masyarakat.

4. Media Massa