36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Grounded Theory. Tujuan metode Grounded Theory adalah bergerak
melampaui deskripsi semata menjadi menghasilkan dan menemukan teori, yaitu sebuah skema analisis yang abstrak dari suatu proses, aksi atau interaksi Strauss
Corbin, 1998. Grounded Theory mendorong peneliti untuk mengumpulkan, mensintesis, menganalisa, dan menkonseptualisai data kualitatif untuk
membentuk sebuah teori induktif Smith, 2008. Argumennya adalah teori bukanlah rangkaian konsep yang muncul sebagai hasil pemikiran atau spekulasi
ilmuwan tentang suatu hal, namun seharusnya didasarkan dari data partisipan yang mengalami sendiri hal tersebut. Oleh karena itu, dalam Grounded Theory,
peneliti akan menciptakan kategori-kategori teoritis dan penjelasan umum mengenai aksi, interaksi, dan proses, melalui kategori informasi yang saling
terkait, yang secara langsung berpijak grounded kepada data yang dikumpulkan dari partisipan Cresswell, 2007.
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi diri sampai pada menciptakan kategori-kategori data. Pembatasan ini dilakukan terkait dengan keterbatasan
sumber daya peneliti dalam melaksanakan penelitian Grounded Theory. Meskipun begitu data kualitatif ini dapat menjadi langkah awal untuk mengembangkan teori
terkait pendidikan seksualitas oleh orang tua.
B. Partisipan Penelitian
1. Karakteristik Partisipan
Partisipan penelitian adalah orang tua yang memiliki anak berusia remaja SMP
– SMA 12 tahun – 17 tahun. Jenis kelamin partisipan laki-laki dan perempuan. Alasan pemilihan subjek adalah orang tua yang memiliki anak
usia remaja adalah orang tua yang secara langsung sedang terlibat dalam pemberian pendidikan seks. Hal ini karena usia remaja adalah masa
kematangan seksual mulai terjadi. Pemilihan orang tua berjenis kelamin laki- laki dan perempuan agar mendapatkan input yang seimbang dari orang tua
laki-laki dan orang tua perempuan. Partisipan dalam penelitian ini adalah orang
tua beragama Kristen, tinggal di area perkotaan di Yogyakarta, lulusan SMA atau sarjana, serta umumnya termasuk kelompok ekonomi menengah ke atas.
2. Metode Pemilihan Partisipan
Peneliti menggunakan
criterion sampling,
dimana peneliti
menggunakan kriteria partisipan seperti yang tertulis diatas untuk membatasi pencarian partisipan. Peneliti juga berusaha agar orang tua laki-laki dan
perempuan dari satu keluarga dapat mengikuti penelitian ini. Hal ini terkait kemudahan mencari partisipan saja.
C. Instrumen Penelitian
1. Definisi Focus Group
Focus Group FG, adalah sebuah metode penelitian dimana data yang dihasilkan merupakan diskusi yang terjadi antar partisipan dalam suatu
kelompok yang percakapannya difokuskan pada topik tertentu. Morgan Krueger 1998 dengan sederhana menyebut FG sebagai wawancara kelompok.
Umumnya partisipan memiliki suatu latar belakang yang sama, berdiskusi dengan dipandu seorang moderator yang membawakan rangkaian topik diskusi
yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. Kelompok dan Jumlah Partisipan
Dalam penelitian ini peneliti membuat 4 kelompok terfokus FG. Masing-masing FG diharapkan berisi antara 6
– 7 orang partisipan sehingga total partisipan antara 24
– 28 orang. Pemilihan jumlah tersebut, karena peneliti merasa partisipan memiliki keterlibatan tinggi dalam topik sehingga
diharapkan banyak hal yang dapat dibagikan dan dibicarakan oleh masing- masing orang. Dengan jumlah 6
– 7 orang per kelompok, diharapkan ada cukup waktu untuk masing-masing partisipan berbagi.
3. Komposisi dan Struktur
Komposisi partisipan dalam FG yang dilakukan peneliti adalah 2 kelompok terdiri atas orang tua laki-laki dan 2 kelompok lainnya terdiri atas
orang tua perempuan. Pemisahan antara kelompok orang tua laki-laki dan perempuan ini dilakukan agar diskusi berjalan lebih nyaman. Struktur
kelompok yang dibentuk adalah moderately structured group, dimana diskusi kelompok diarahkan untuk menjawab set pertanyaan yang ada, namun juga
memberi tempat bagi partisipan untuk membagikan perasaan, pemikiran, dan pengalamannya. Setiap FG akan dipandu oleh seorang moderator yang berjenis
kelamin sama dengan jenis kelamin partisipan dalam FG tersebut. Pemilihan
moderator berjenis kelamin sama, dikarenakan perbedaan jenis kelamin moderator
dan partisipan
dapat mempengaruhi
keterbukaan dalam
membicarakan topik Ha Fisher, 2011.
4. Panduan pertanyaan
Dalam setiap FG, moderator akan membawakan pertanyaan yang sama, dan sebisa mungkin dibawakan dalam urutan yang sama. Berikut disajikan
daftar pertanyaan yang akan digunakan dalam FG.
Tabel 2 Daftar pertanyaan Focus Group
Sifat Bentuk
Opening Sebutkan nama anda dan usia anak-anak anda. Intro-
duction Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah
daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi
hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda, kapan anda melakukannya.
Key Sekarang tuliskan dalam selembar kertas dihadapan anda, buatlah
daftar hal-hal apa sajakah yang anda alami terkait pendidikan seks? Boleh hal-hal yang anda ajarkan, hal-hal yang menjadi
hambatan buat anda, tantangan, hal yang memudahkan anda, kapan anda melakukannya.
Key Hal-hal apa saja yang menghambat atau menghalangi anda
melakukannya memberi pendidikan seks ? Key
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut? Key
Menurut anda hal-hal apa saja yang perlu diajarkan kepada anak anda? Dan apa yang tidak?
Key Bagaimana cara anda memberikan pendidikan seks kepada anak
anda?
Key Pada waktu apakah, anda memberikan pendidikan seks? Kapan
anda memberikan pendidikan seks kepada anak anda? Key
Hal-hal apa saja yang memudahkan terjadinya pendidikan seks? Key
Menurut anda siapa sajakah yang sebaiknya memberikan pendidikan seks kepada anak-anak anda?
Key Andaikan ada organisasi membuat program untuk membantu
orang tua menjadi lebih baik dalam mendidik anak soal seks, hal apa yang menurut anda penting diajarkan dalam program tersebut?
Ending Merangkum. Apakah rangkuman ini telah menangkap dengan
benar pembicaraan kita hari ini? Adakah hal-hal penting terkait pendidikan seks dan orang tua, yang terlewatkan dari pembicaraan
kita hari?
Perubahan urutan dapat terjadi menyesuaikan dengan dinamika kelompok. Selain itu diskusi yang berlangsung dalam FG adalah antar
partisipan. Tugas moderator hanya mengatur dan memimpin arah diskusi. Percakapan dalam diskusi akan direkam menggunakan recorder dan dicatat
oleh moderator dan notulis.
D. Prosedur Penelitian
1. Peneliti akan mencari partisipan yang sesuai dengan kriteria yang telah dibuat.
2. Saat peneliti menemukan calon partisipan maka peneliti akan mencoba
merekrut partisipan. Dalam proses rekrutmen itu penelitia akan menjelaskan kepada partisipan mengenai a inti dan tujuan penelitian, b bentuk penelitian
yang dilakukan, dan c sifat penelitian dan hak partisipan.
3. Apabila partisipan setuju untuk berpartisipasi, peneliti akan menawarkan
kepada partisipan jadwal FG yang sesuai dengan partisipan. 4.
Bila jadwal sudah disepakati maka peneliti akan memberikan confirmation letter lihat lampiran yang berisi informasi tentang FG yang akan diikuti,
informasi umum mengenai topik pembicaraan, aturan dan kesepakatan, serta harapan peneliti agar partisipan bisa benar-benar datang pada waktu yang
sudah ditentukan. Bersama dengan confirmation letter ini dilampirkan lembar persetujuan consent.
5. Pada hari yang ditentukan partisipan yang berjumlah 6 – 7 orang akan
berdiskusi dengan ditemani seorang moderator yang memimpin jalannya FG. Tugas moderator hanya mengarahkan diskusi dan alur pembicaraan, bukan
berpendapat atau ikut berdiskusi. Diskusi yang berlangsung hanya antar partisipan. Setiap FG dilakukan pada hari dan jam yang berbeda.
6. Diskusi akan berlangsung sekitar 90 – 120 menit. Dalam FG, diskusi akan
direkam menggunakan recorder untuk keperluan pencatatan. 7.
Setelah FG selesai, peneliti akan mendengarkan ulang rekaman FG dan catatan moderator kemudian menyusun transkrip atau verbatim.
8. Prosedur ini dilakukan terus sampai seluruh FG sudah dilakukan.
E. Prosedur Analisis Data