Materi Pendidikan Seks Deskripsi Hasil

B. Deskripsi Hasil

Penelitian ini menghasilkan gambaran atas berbagai aspek terkait dengan pendidikan seks oleh orang tua. Adapun hasil tersebut meliputi materi pendidikan seks, sumber informasi pendidikan seks, hambatan orang tua dalam memberi pendidikan seks, kemudahan orang tua dalam memberi pendidikan seks, konteks terjadinya pendidikan seks, metode pendidikan seks, pihak pemberi pendidikan seks, dan kebutuhan pemberdayaan orang tua.

1. Materi Pendidikan Seks

Materi pendidikan seks oleh orang tua dapat dibagi menjadi 6 kategori yaitu Developmental, Societal Concern, Sexual Safety, Sexual Relationship, Sexual Norm, dan Solitary Sex Act. Tabel 6 Kategori dalam Materi Pendidikan Seks Development Societal Concern Sexual Safety Organ dan proses reproduksi Menstruasi Perubahan fisik Memakai pakaian dalam Ereksi pemerkosaan pornografi pembelaan diri konsekuensi dari perilaku seksual pranikah keperawanan kontrasepsi PMS Kesehatan reproduksi Sexual Relationship Sexual Norm Solitary Sex Act Aktivitas seksual Hubungan seksual Relasi romantis Ketertarikan dengan lawan jenis Usia pacaran Rambu berperilaku untuk anak perempuan Cara berpakaian Adengan TV yang tidak boleh ditiru Relasi dengan lawan jenis Mencari teman yang baik Masturbasi Mimpi basah Kategori Developmental berisi topik-topik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan seksual anak. Topik yang masuk di dalam kategori ini adalah fungsi organ dan proses reproduksi, menstruasi, memakai pakaian dalam, ereksi dipagi hari, dan perubahan fisik pubertas. “… waktu itu dia sudah kelas 6 SD. „menstruasi itu apa sih ma?‟, gitu kan, disitu ada, t erus tak jelasin, menstruasi tu ini terus tak jelaskan …” Ibu, FG2, 243-245 “terus masa puberitas itu saya katakan, mungkin waktu kecil itu terjadi perubahan - perubahan fisik itu memang kejadian. Jadi terlihat tonjolan- tonjolan atau berbulu itu mesti . ...” Ayah, FG1, 505-508 Kategori kedua adalah Societal Concern. Kategori ini meliputi hal-hal yang secara umum mendapat perhatian dan menjadi kekhawatiran masyarakat luas. Topik-topik dalam kategori ini meliputi pemerkosaan, pornografi, pembelaan diri, konsekuensi dari perilaku seksual pranikah, dan keperawanan. “Nah saya bilang, „kamu gak boleh liat yang seperti itu [pornografi], sepertiitu.‟ Jadi saya malah jelaskan sekalian karna itu akan jadi celah untuk iblis, untuk merusak kamu. Tak kasi tau begitu .” Ibu, FG2, 595-597 “Kalau melakukan hubungan seksual ehh seperti suami istri sebelum menikah nanti akibatnya apa, kita jelaskan.” Ayah, FG1, 110-111 Selanjutnya terdapat kategori Sexual Safety. Kategori ini berisi hal-hal yang terkait dengan pencegahan penyakit menular seksual dan seks aman safe sex. Topik yang muncul yaitu kontrasepsi, PMS, dan kesehatan reproduksi. “…. kalau saya belum belum memberi gambar, cuma memberi pengertian penyakit siphilis, kencing nanah, trus herpes.” Ayah, FG1, 439-440 “Pada waktu dia bertanya soal kondom bahkan sampai terus bertanya ke spiral pun saya harus jelaskan. Mau gak mau harus jelaskan.” Ayah, FG1, 674-676 Kategori keempat adalah Sexual Relationship yang meliputi topik-topik terkait dengan relasi romantis dan aktivitas seksual dengan pasangan. Kategori ini terdiri atas topik aktivitas seksual, hubungan seksual, relasi romantis, ketertarikan dengan lawan jenis, dan usia pacaran. “Akhirnya orang tua harus berani ngomong.Ngomong kalau misal pacaran ya ditempat yang rame atau gak usah yang sepi- sepi.” Ayah, FG1, 227-229 “… ya saya, pokoknya gini, saya memberi rambu-rambu gini gini gini, orang pacaran itu baru namanya penjajakan, …” Ibu, FG3, 789-791 Kemudian kategori kelima adalah Sexual Norm yaitu norma berperilaku dan berelasi yang dianggap pantas dan layak oleh orang tua. Kategori ini berisi rambu berperilaku untuk anak perempuan, cara berpakaian, adegan TV yang tidak boleh ditiru, relasi dengan lawan jenis, dan arahan mencari teman yang baik. “… dalam arti menjelaskan, yang perempuan mungkin „tuh kenapa duduk harus rapi.‟ atau misalkan „jangan mau diajak pergi orang yang tidak dikenal.‟” Ibu, FG2, 492-494 “Jadi rambu-rambu yang harus diikuti oleh anak-anak saya, jangan nembak, jangan dateng ke rumah cowok.” Ayah, 779-781 Kategori terakhir adalah Solitary Sex Act, terdiri atas dua hal yaitu masturbasi dan mimpi basah. Dua aktivitas seksual yang terjadi tanpa pasangan. Dua topik ini umumnya dipandang sebagai aktivitas laki-laki dan cenderung tabu untuk didiskusikan. “Nah setelah selesai keluar saya bilang „V, burungmu itu jangan selalu dipegang-pegang, jadi kalo kamu pegang-pegang, kamu raba-raba terus itu airnya bisa keluar, itu karna geli, papa pasti tau kamu pasti raba-raba burung kamu.‟” Ayah, FG1, 317-320 “ketika mereka terus mimpi basah datengnya juga ke saya, „kog bisa ya ma? Aku ngompol e ma.Maaf ya ma.‟, gitu lho, terus aku bilang, „oh itu bukan ngompol.‟, terus tak jelaske gitu lho” Ibu, FG3, 402- 405

2. Sumber Informasi Pendidikan Seks