anak sebagai resiko, hal yang perlu ditunda dan dihindari Epstein Ward, 2007.
3. Waktu untuk Memulai Pendidikan Seks
Walker 2004 menemukan bahwa menstruasi pertama dijadikan penanda oleh orang tua untuk bisa memulai pendidikan seks kepada anak
perempuannya. Sedangkan tiadanya perubahan yang bisa dijadikan penanda dengan jelas pada anak laki-laki, menyebabkan orang tua kesulitan menentukan
waktu yang tepat untuk memulai pendidikan seks. Sementara dalam penelitian Eisenberg et al. 2006, ditemukan bahwa orang tua menunggu anak terlibat
dalam relasi romantis sebelum memulai diskusi soal seks. Selanjutnya Wamoyi et al. 2010 menyatakan bahwa orang tua menunggu terjadinya perubahan
perilaku yang diasosiasikan dengan remaja sudah berhubungan seks, lalu kemudian memberikan pendidikan seks. Hal senada diungkapkan Bastien et al.
2011 bahwa keputusan mendiskusikan seks didasarkan hasil observasi orang tua terhadap perilaku anak, yang mengindikasikan keaktifan seksual anak. Ada
juga orang tua yang menunggu sampai anak „cukup umur‟. Ini ditandai dengan anak yang mulai bertanya mengenai seksualitas Walker Milton 2006.
Menurut Walker 2004 adalah lebih baik untuk memulai pendidikan seks saat usia sekolah dasar karena orang tua akan lebih mudah saat
membicarakan seks dan dapat membangun fondasi yang luas mengenai seksualitas. Sebaliknya men
unda sampai “usia pantas” meningkatkan resiko prokrastinasi penundaan sampai pendidikan seks itu terlambat bahkan tidak
pernah diberikan. Selain itu orang tua juga dapat “ketinggalan perahu” atau melewatkan kesempatan untuk menjadi sumber informasi pertama, menunda
hubungan seks pertama pada anak, dan mendorong perilaku seksual yang lebih aman Walker Milton, 2006; Eisenberg et al., 2006. Eisenberg et al. 2006
menyoroti kesulitan mengubah perilaku beresiko tinggi misalnya seks tanpa pengaman menjadi perilaku dengan resiko lebih rendah, saat remaja sudah
terlibat dalam relasi romantis. Sementara Wamoyi et al. 2010 mengatakan bahwa relasi seksual memiliki sifat dasar disembunyikan sehingga menemukan
tanda-tanda keaktifan seksual anak sebelum memberi pendidikan seks akan sulit, terlebih untuk anak-anak yang tertutup. Akibatnya ada resiko yang lebih
besar pada anak-anak yang tertutup untuk melakukan perilaku seksual beresiko.
4. Hal yang Memudahkan Terjadinya Pendidikan Seks