Bangun Datar dan Sifat-sifatnya

a Bentuk-bentuk segitiga 1 Segitiga Siku-Siku Segitiga siku-siku dapat dibentuk dari sebuah persegi panjang dengan menarik salah satu garis diagonalnya. Perhatikan gambar berikut: Gambar 2 Bidang ABCD adalah persegi panjang. Dengan menarik diagonal AC, akan terbentuk dua segitiga siku-siku yang sama dan sebangun konruen yaitu ABC dan ADC. Segitiga siku-siku mempunyai dua sisi siku-siku yang mengapit sudut siku-siku dan satu sisi miring hypotenusa. Gambar 3 ABC mempunyai ciri-ciri: a mempunyai 2 sisi yang saling tegak lurus. b mempunyai 1 sisi miring. c salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku yaitu 90 . d tidak mempunyai simetri lipat dan putar. AB dan BC sebagai sisi siku-siku, AC sebagai hypotenusa dan sudut ABC atau sudut A adalah sudut siku-siku = 90°. Dalam sebuah segitiga siku-siku, hypotenusa selalu terletak di depan sudut siku-siku. 2 Segitiga Sama Kaki Dua buah segitiga siku-siku yang kongruen dapat membentuk sebuah segitiga sama kaki dengan mengimpitkan salah satu sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga tersebut. Perhatikan gambar berikut: Gambar 4 ABD dan DBC adalah dua segitiga siku-siku yang kongruen. Sisi BD adalah sisi siku-siku yang sama panjang dari kedua segitiga tersebut. Jadi ACD adalah segitiga sama kaki dengan sisi AD=DC. Di dalam segitiga sama kaki terdapat : a Dua sisi yang sama panjang, sisi tersebut sering disebut kaki segitiga. b Dua sudut yang sama besar yaitu sudut yang berhadapan dengan sisi yang panjangnya sama. c Satu sumbu simetri. Segitiga sama kaki merupakan bangun simetri lipat dan dapat menempati bingkainya dalam dua cara. Gambar 5 Dari gambar di atas terlihat bahwa : 1. CD sebagai sumbu simetri 2. A pindah ke B; B pindah ke A dan C tetap. 3. AC pindah ke BC, maka AC=BC. 4. CAB pindah ke ABC maka CAB = ABC 3 Segitiga Sama Sisi Tiga buah garis lurus yang sama panjang dapt membentuk sebuah segitiga sama sisi dengan cara mempertemukan setiap ujung garis satu sama lainnya. Gambar 6 Gambar i di atas menunjukkan gambar tiga garis lurus yang sama panjang, yaitu AB= BC=CA. Apabila ujung-ujung ketiga garis tersebut saling dipertemukan, A dengan A, B dengan B, dan C dengan C, maka akan terbentuk segitiga sama sisi ABC seperti terlihat pada gambar ii di atas. Di dalam segitiga sama sisi terdapat : a Tiga sisi yang sama panjang. b Tiga sudut yang sama besar. c Tiga sumbu simetri. 2. Persegi Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut yang kesemuanya adalah sudut siku-siku . Gambar 7 3. Persegi Panjang Persegipanjang adalah segiempat yang keempat sudutnya siku-siku atau jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku. Sifat-sifat persegipanjang ABCD AD BC dan ABDC AB= DC dan AD= BC Gambar 8 AC= BD; AS= SC dan BS= SD 4. Trapesium Trapesium adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang dua diantaranya saling sejajar namun tidak sama panjang. Trapesium adalah bangun 2 dimensi berbentuk segiempat yang mempunyai sepasang sisi yang sejajar. Ada 3 jenis trapesium, yaitu: a Trapesium sama kaki Gambar 9 Trapesium sama kaki adalah trapesium yang memiliki pasangan sisi yang sama. b Trapesium siku-siku Gambar 10 Trapesium siku-siku adalah trapesium yang memiliki sudut siku-siku. c Trapesium sembarang Gambar 11 Ciri-ciri trapesium: a Memiliki tepat sepasang sudut siku-siku. b Sudut alas dan atas sama besar. c Diagonalnya sama panjang. d Tepat sepasang sisi sama panjang. e Jumlah sudut yang berdekatan adalah 180 derajat. f Jumlah semua sudut adalah 360 derajat. 5. Jajargenjang Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang-sepasang sejajar, atau segiempat yang memiliki tepat dua pasang sisi yang sejajar. Sifat-sifat jajargenjang AD BC ; DAB= BCD AP= PC ; AD= BC AB DC ; ABC= ADC Gambar 12 BP= PD ; AB= DC 6. Belah Ketupat Belahketupat adalah segiempat yang keempat sisi-sisinya sama panjang, atau belahketupat adalah jajargenjang yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau belahketupat adalah layang-layang yang keempat sisi-sisinya sama panjang. Sifat-sifat belahketupat ABCD AB= BC= CD= DA BAD= BCD ABC= ADC BS=SD ; AS= SC AB DC ; AD BC Gambar 13 7. Layang-layang Layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, sedangkan kedua sisi yang lain juga sama panjang. Sifat-sifat layang-layang ABCD AB= BC ; AD= DC Sudut-sudut yang berhadapan sama ACB= CAB BAD= BCD Gambar 14 ACD= CAD 8. Lingkaran Lingkaran adalah bangun datar yang jarak semua titik pada lingkaran dengan titik pusat P sama panjang. Gambar 15 P : titik pusat lingkaran. BA : garis tengah lingkaran diameter, d. PA = PB : radius r atau jari-jari.

D. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran Slavin, 2010: 4. Dalam sebuah kelas kooperatif diharapkan semua siswa saling membantu, saling berdiskusi dan berpendapat untuk mengasah pengetahuan yang mereka miliki. Cara belajar kooperatif sering menggantikan pengaturan tempat duduk yang individual, cara belajar individual dan dorongan yang individual. Jika hal ini diatur dengan baik siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep yang dipikirkan. Pembelajaran kooperatif memang meningkatkan kontak di antara para siswa, memberikan mereka dasar untuk saling berbagi kesamaan dengan anggota kelompoknya Slavin, 2010: 134. Maka dalam pembelajaran kooperatif siswa dilibatkan dalam kegiatan bersama yang menyenangkan dan membuat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dengan realitas seperti itu, jelas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa semuanya ini dapat meningkatkan pengaruh positif di antara para siswa. Penggunaan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan pencapaian prestasi para siswa dan juga memiliki dampak positif yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dan dalam akademik, dan meningkatkan rasa harga diri Slavin, 2010: 4-5. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Dan setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Joyce dalam Trianto, 2007:5. Dan salah satu model pembelajaran inovatif adalah model pembelajaran kooperatif Cooperative Learning. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial utama dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif Trianto, 2007: 41. Berdasarkan asumsi tersebut, dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin dan satu sama lain saling membantu. Tujuannya memberikan kesempatan kepada semua siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama belajar dengan kelompok tugas siswa yaitu menuntaskan materi yang disajikan guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk menyelesaikan ketuntasan belajar. Lungren dalam Trianto, 2007:46 menyusun keterampilan-keterampilan kooperatif tersebut secara terinci dalam tiga tingkatan ketrampilan yaitu : 1. Ketrampilan kooperatif tingkat awal , yaitu : a. Berada dalam tugas yaitu menjalankan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya b. Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu menggantikan teman dengan tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok c. Mendorong adanya partisipasi yaitu memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi d. Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat persepsi 2. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah, yaitu : a. Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan peran fisik dan verbal agar pembicara mengetahui bahwa informasi diserap secara energik b. Bertanya, yaitu meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut c. Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda d. Memeriksa ketepatan, yaitu membandingkan jawaban, memastikan bahwa jawaban tersebut benar 3. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir Ketrampilan kooperatif tingkat mahir ini antara lain mengolaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu. Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang membantu guru mencapai sasaran belajar yang mengutamakan kerjasama antar siswa.Siswa dilibatkan dalam kegiatan bersama yang menyenangkan dan membuat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Trianto 2007: 52 Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajara

0 0 24

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24