Model pembelajaran kooperatif KAJIAN PUSTAKA

c. Mendorong adanya partisipasi yaitu memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi d. Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat persepsi 2. Ketrampilan kooperatif tingkat menengah, yaitu : a. Mendengarkan dengan aktif, yaitu menggunakan peran fisik dan verbal agar pembicara mengetahui bahwa informasi diserap secara energik b. Bertanya, yaitu meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut c. Menafsirkan, yaitu menyampaikan kembali informasi dengan kalimat yang berbeda d. Memeriksa ketepatan, yaitu membandingkan jawaban, memastikan bahwa jawaban tersebut benar 3. Ketrampilan kooperatif tingkat mahir Ketrampilan kooperatif tingkat mahir ini antara lain mengolaborasi, yaitu memperluas konsep, membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat-pendapat dengan topik tertentu. Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang membantu guru mencapai sasaran belajar yang mengutamakan kerjasama antar siswa.Siswa dilibatkan dalam kegiatan bersama yang menyenangkan dan membuat mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Trianto 2007: 52 Student Teams Achievement Division STAD merupakan salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok. Fase-fase pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division Trianto, 2007: 54 meliputi: a Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, b Menyampaikan atau menyajikan informasi, c Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar, d Membimbing kelompok dalam bekerja dan belajar, e Evaluasi dan f Memberikan penghargaan. Sedangkan menurut Slavin 2010: 143 STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selanjutnya Slavin 2010: 143 menuliskan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, rekognisi tim. Masing-masing komponen akan dijabarkan secara singkat sebagai berikut : 1. Presentasi kelas Materi pelajaran dalam STAD disampaikan dalam presentasi kelas. Biasanya guru menggunakan pengajaran langsung atau ceramah. Presentasi kelas dapat juga memakai audiovisual. 2. Tim Sebuah tim terdiri dari empat atau lima siswa, dengan memperhatikan perbedaan kemampuan, jenis kelamin dan ras. Tim dibentuk agar anggota tim terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan dapat menjawab kuis tes dengan benar. Yang termasuk dalam belajar tim adalah mendiskusikan masalah, membandingkan jawaban dan meluruskan jika ada kesalahan konsep. 3. Kuis Siswa diberikan kuis tes individual pada saat setelah presentasi kelas dan kerja tim. Siswa tidak diperkenankan untuk saling membantu pada saat kuis tes berlangsung. 4. Skor kemajuan individu Tiap siswa diberikan skor awal yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. 5. Rekognisi tim Tim mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Seperti halnya pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD Trianto, 2007: 52-56 ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain: a. Perangkat pembelajaran Meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa LKS beserta lembar jawabannya. b. Menentukan skor awal Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. c. Membentuk kelompok kooperatif Apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademik, yaitu : 1 Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran matematika. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan matematikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok. 2 Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25 dari seluruh siswa yang diambil dari siswa rangking satu, kelompok tengah 50 dari seluruh siswa yang diambil dari urutan setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25 dari seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok menengah. d. Pengaturan tempat duduk Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif. Apabila tidak ada pengaturan tempat duduk maka mengakibatkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran. e. Kerja kelompok Terlebih dahulu diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu dalam kelompok. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan pada langkah langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Fase – fase Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Fase Kegiatan guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Fase 2 Menyajikanmenyampaikan informasi Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Fase 5 Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase 6 Memberikan penghargaan Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber: Ibrahim, dkk dalam Trianto, 2007:54 Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung skor awal Menurut Slavin dalam Ibrahim,dkk 2000 untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti tabel 2.2 berikut ini. Tabel 2.3 Perhitungan Skor Perkembangan Skor kuis Skor perkembangan Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 0 poin 10 poin sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin Nilai sempurna tanpa memperhatikan skor awal 30 poin 2. Menghitung skor kelompok Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada tabel 2.3 berikut ini. Tabel 2.4 Tingkat Penghargaan Kelompok Rata – rata tim Predikat 0 x 5 5 x 15 15 x 25 25 x 30 - Tim baik Tim hebat Tim super Sumber : Ratumanan dalam Trianto, 2007: 56 3. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok Setelah masing – masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiah penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan predikatnya. Dari ulasan diatas dapat disimpulkan bahwa cooperative learning tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah tiap anggota 4 – 5 orang siswa secara heterogen yang menekankan pada aktifitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan komponen yang diuraikan oleh Trianto bahwa STAD mencakup berbagai komponen yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individu, dan rekognisi tim. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

E. Penerapan STAD dalam pembelajaran matematika

Penerapan cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran matematika tepat diterapkan, dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok yang terdiri dari siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran matematika dengan cooperative learning tipe STAD. Seperti halnya pelajaran lainnya, cooperative learning tipe STAD ini juga membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, diantaranya: a Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran mata pelajaran matematika perlu dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, buku siswa, lembar kegiatan siswa LKS beserta lembar jawabannya. b Menentukan anggota kelompok diusahakan agar siswa dalam kelompok adalah heterogen dan antar satu kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. Apabila dalam kelas terdiri atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat didasarkan pada prestasi akademis, yaitu siswa dalam mata pelajaran matematika terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian. c Menentukan skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal. d Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga di atur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pembelajaran pada kelas dalam kelompok. Setelah persiapan dilakukan, guru melakukan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi. 2. Guru menjelaskan materi. 3. Siswa melakukan kegiatan kelompok yang meliputi: a. Guru membagi siswa secara heterogen, jumlah kelompoknya yaitu sebanyak 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. b. Guru kemudian memberikan lembar kerja yang harus didiskusikan oleh masing- masing kelompok. c. Setelah itu siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. 4. Siswa mengerjakan kuis. Kuis itu sendiri berbentuk potongan kertas yang berisi soal- soal yang dimasukkan ke dalam amplop. Kemudian siswa membagi potongan kertas tersebut kepada teman kelompoknya untuk dikerjakan. 5. Kelompok yang memiliki skor tertinggi mendapatkan piagam penghargaan dari guru.

F. Penelitian yang relevan

Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini diantaranya sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Budhiyati pada tahun 2009 ditemukan bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika sudah baik, dimulai dari membentuk kelompok, presentasi kelas, belajar tim, kuis individual, dan rekognisi tim skor kemajuan individual siswa dan penghargaan tim. Hasil aktivitas siswa menunjukkan bahwa siklus I rerata persentase aktivitas siswa sebesar 64,25 dan pada siklus II sebesar 80,7. Selain itu, hasil belajar matematika siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 64,37 dengan ketuntasan 62,5 yang masuk dalam kategori cukup dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 85,38 dengan nilai ketuntasan belajar 87,5 yang masuk dalam kriteria sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Prayogo pada tahun 2008 diperoleh hasil skor angket motivasi kondisi awal rata-rata 50,1, pada akhir siklus I 63,8, pada akhir siklus II 72,17, dan pada akhir siklus III 87,54. Sedangkan tes hasil belajar diperoleh hasil di atas nilai ketuntasan minimal 75.Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran matematika kelas 5 yang meliputi peningkatan motivasi dan prestasi belajar. Peningkatan motivasi tercermin dari keaktifan dan partisipasi siswa selama proses pembelajaran, sedangkan peningkatan hasil belajar siswa ditunjukkan oleh meningkatnya hasil belajar siswa dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada tiap siklusnya. Penelitian yang dilakukan oleh Rumain pada tahun 2009 untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa secara optimal dalam penguasaan konsep penjumlahan bilangan cacah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievment Divisions. Data hasil penelitian yang diperoleh adalah: a

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating exchange (RTE) terhadap minat belajar matematika siswa

3 51 76

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe rotating trio exchangnge terhadap hasil belajar matematika siswa

0 5 203

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair square pada materi ruang dimensi tiga untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Baubau

1 3 12

Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 (studi eksperimen) - Digital Library IAIN

0 0 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Metode Penelitian - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun

0 0 17

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Belajar - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajara

0 0 24

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PEMBAHASAN - Perbandingan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan model pembelajaran kooperatif pada materi gaya kelas VIII semester I di MTs Negeri 1 Model Palangka Raya tahun ajaran 2

0 0 24