Fase pertama HIV positif dan asimptomatik Fase kedua HIV positif dan simptomatik Fase terakhir AIDS Infeksi HIV primer Penurunan imunitas dini Penurunan imunitas sedang Penurunan imunitas berat Stadium klinis 1 Asimtomatik Stadium klinis 2 Sakit ringan

41 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penularan HIV AIDS melalui tranfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita, penggunaan jarum suntik yang sudah terkontaminasi virus HIV, dan tranmisi secara vertikal dari ibu yang sudah terinfeksi ke janin.

4. Gejala HIV AIDS

Santrock 2002: 87, memaparkan fase HIV AIDS menjadi tiga tahap yaitu:

a. Fase pertama HIV positif dan asimptomatik

Pada fase ini, individu tidak menunjukkan gejala terserang AIDS tetapi dapat menularkan penyakit tersebut. Diperkirakan antara 20 sampai 30 persen dari mereka yang berada dalam fase ini akan menderita AIDS dalam 5 tahun.

b. Fase kedua HIV positif dan simptomatik

Pada fase ini sudah menunjukkan gejala penyakit, seperti pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, kehilangan berat tubuh, diare, demam, dan berkeringat. Banyak yang mengalami fase ini akan berlanjut ke fase terakhir yaitu AIDS.

c. Fase terakhir AIDS

Seorang AIDS memiliki gejala AIDS ditambah satu atau lebih penyakit, seperti pneumonia yang akan sangat fatal bagi pasien AIDS karena kerentanan sistem kekebalan tubuh mereka. 42 Berbeda dengan Santrock, R. Yoseph Budiman 2013: 60 memaparkan kriteria diagnosis HIV AIDS menjadi empat fase, yaitu:

a. Infeksi HIV primer

Pada fase ini, penderita mengalami infeksi HIV akut.

b. Penurunan imunitas dini

Pada fase ini jumlah sel CD4 penderita lebih dari 500ul.

c. Penurunan imunitas sedang

Pada fase penurunan imunitas sedang, jumlah sel CD4 penderita antara 200-500ul.

d. Penurunan imunitas berat

Pada fase terkahir, jumlah sel CD4 penderita kurang dari 200ul. Sejalan dengan R. Yoseph Budiman, WHO 2006 juga menetapkan empat stadium klinik pada pasien yang terinfeksi HIV AIDS sebagai berikut :

a. Stadium klinis 1 Asimtomatik

Stadium klinis satu merupakan stadium tanpa gejala asimtomatis atau hanya mengalami limfadenopati generalisata persisten dan tidak mengalami penurunan berat badan.

b. Stadium klinis 2 Sakit ringan

Pada stadium ini mengalami penurunan berat badan 5-10, ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis, herpes zoster dalam 5 tahun terakhir, luka disekitar bibir keilitis angularis, ulkus mulut berulang, 43 ruam kulit yang gatal seboroik atau prurigo-PPE Pruritic papulareruption, dermatitis seboroik, dan infeksi jamur kuku.

c. Stadium klinis 3 Sakit sedang