57 Terkait perkembangan sosialnya, Hurlock, 1991 Rita Eka Izzaty, dkk,
2008: 161 menjelaskan bahwa pada masa ini merupakan masa krisis isolasi seperti hal yang ditekankan oleh Erikson. Hal tersebut karena
kegiatan sosial pada masa dewasa awal sering dibatasi akibat berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Lebih lanjut Hurlock Rita Eka Izzaty,
2008: 161 mengatakan bahwa selama masa dewasa awal, peran serta sosial sering terbatas sehingga dapat mempengaruhi persahabatan,
pengelompokkan sosial, dan nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu.
Sejalan dengan perkembangan emosi dan sosialnya, Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 161 menjelaskan bahwa perkembangan moral tidak lepas dari
keterkaitan dengan penguasaan tugas perkembangan yang menitikberatkan pada harapan sosial. Tuntutan melakukan tanggung jawab secara moral
atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan hal yang menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat.
D. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkap tentang resiliensi. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Astrid Septyanti 2010 dengan
judul Resiliensi Penderita Stroke. Hasil dari penelitiannya terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi penderita stroke menjadi resilien, yaitu: faktor I
Am yang meliputi kepercayaan diri dan self esteem yang baik, adanya perasaan dicintai, adanya orang-orang kepercayaan untuk meluapkan perasaan, bisa
berempati, mampu untuk mandiri dan bertanggung jawab. Faktor I Have yang
58 meliputi mendapatkan dukungan, semangat dan layanan yang maksimal dari
keluarga dan masyarakat, tetap menjalani aturan yang ada, adanya sosok yang memberikan informasi positif dan keinginan untuk dapat mengikuti informasi
positif tersebut. Faktor I Can meliputi adanya hubungan yang dapat dipercaya, yakin pada pertolongan Allah SWT setiap mendapati permasalahan, mampu
mengekspresikan perasaannya, terbuka dalam mendengar saran dan kritik orang lain. Selain itu juga terdapat penelitian yang membahas tentang
resiliensi dan HIV AIDS seperti yang dilakukan oleh Farber, et al 2000 dengan judul Resilience Factors Associated With Adaptation to HIV AIDS,
hasil penelitiannya yaitu tingginya hardiness mempunyai hubungan yang signifikan dengan 1. rendahnya tingkat psychological distress, 2. tingginya
kualitas hidup yang dirasakan pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan secara keseluruhan domain yang berfungsi, 3. belief seseorang yang lebih
positif mengenai kebijakan terhadap kehidupan dan orang-orang, harga diri, dan kejadian hidup yang bermacam-macam, dan 4. menurunkan belief
terhadap kemampuan mengontrol kejadian hidup. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Pienaar, et al 2011 dengan judul “A qualitative exploration of
resilience in pre-adolescent AIDS orphans living in a residential care facility” menemukan bahwa developmental assets yang memfasilitasi coping dan
membantu perkembangan resiliensi pada anak-anak berhubungan dengan empat komponen utama yaitu external stressors dan challenges, external
supports, inner strengths dan interpersonal serta problem-solving skills.
59 Dari beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa resiliensi merupakan
aspek penting dalam kehidupan manusia. Peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran resiliensi pada ODHA, melihat belum ada yang
menggambarkan resiliensi ODHA secara deskriptif.
E. Kerangka Berpikir