Trust Kepercayaan Autonomy Otonomi Initiative Inisiatif

29 karena memiliki sistematika yang lebih lengkap dan dapat diaplikasikan dalam penelitian nantinya.

4. Interaksi antara I Have, I Am, dan I Can

Resiliensi merupakan hasil kombinasi dari tiga aspek yaitu I Have, I Am, dan I Can. Desmita 2011: 205 menjelaskan bahwa untuk menjadi seseorang yang resilien tidak cukup hanya memiliki salah satu faktor saja, melainkan juga harus ditopang oleh faktor yang lainnya. Guna menumbuhkan resiliensi individu, ketiga faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan sosial. Grotberg 1999: 13 menjelaskan bahwa terdapat lima faktor yang menentukan kualitas interaksi I Have, I Am, dan I Can, yaitu:

a. Trust Kepercayaan

Pada kenyataannya, kepercayaan merupakan tahap pertama pada tahap perkembangan individu dan juga merupakan pondasi awal guna membangun resiliensi Grotberg, 1999: 13. Hal ini merupakan sumber pertama bagi pembentukan resiliensi. Kepercayaan merupakan sifat yang menunjukkan seseorang dapat percaya dengan kehidupan, kebutuhan, dan perasaanya. Hal itu juga mengindikasikan individu dapat mempercayai dirinya sendiri, kemampuannya, tindakannya, dan masa depannya. Kepercayaan merupakan faktor resiliensi yang berhubungan dengan bagaimana lingkungan mengembangkan rasa percaya diri Desmita, 2011: 205. Apabila individu diasuh dan dididik dengan penuh kasih sayang dan kemudian mampu mengembangkan 30 hubungan atau relasi yang berlandaskan kepercayaan I Have maka akan tumbuh pemahaman terhadap dirinya bahwa dicintai dan dipercaya I Am. Kondisi seperti ini pada gilirannya akan menjadi dasar bagi individu ketika berkomnikasi dengan lingkungannya I Can.

b. Autonomy Otonomi

Otonomi merupakan pondasi kedua pada resiliensi yang berkembang pada usia sekitar dua atau tiga tahun Grotberg, 1999: 27. Otonomi berkaitan dengan sejauh mana individu menyadari bahwa dirinya terpisah dengan orang lain. Individu terpisah dengan orang tua, saudara, dan siapa saja. Hal ini juga terkait dengan pemahaman bahwa individu merupakan sosok mandiri yang terpisah dan berbeda dari lingkungan sekitar sebagai kesatuan diri-pribadi Desmita, 2011: 206. Apabila individu berada di lingkungan yang memberikan dirinya kesempatan untuk menumbuhkan otonomi I Have maka akan memiliki pemahaman bahwa dirinya adalah seorang yang mandiri dan independen I Am. Kondisi tersebut pada gilirannya akan menjadi dasar untuk mampu memecahkan masalah dengan kekuatan dirinya sendiri I Can.

c. Initiative Inisiatif

Inisiatif merupakan pondasi ketiga pada resiliensi, yang berkembang pada usia sekitar empat sampai lima tahun Grotberg, 1999: 41. Usia empat atau lima tahun merupakan masa transisi yang 31 disiapkan untuk berpisah dengan orang tua dan memasuki dunia yang sesungguhnya yaitu sekolah. Selama masa transisi ini, individu membangun kemampuan untuk meningkatkan resiliensi dirinya. Orang di sekitar mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan resiliensi dirinya. Peran inisiatif di sini menunjuk kepada peningkatan minat terhadap memulai hal baru, menjadi terlibat dengan berbagai aktivitas, dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Dengan inisitaif, individu akan menghadapi kenyataan bahwa dunia merupakan lingkungan dari berbagai macam aktivitas, dimana dirinya dapat mengambil bagian untuk berperan aktif di setiap kegiatan yang ada Desmita, 2011: 206. Ketika individu mempunyai lingkungan yang memberinya kesempatan I Have maka akan memiliki sikap optimis dan bertanggung jawab I Am. Kondisi tersebut pada gilirannya akan menumbuhkan perasaan mampu untuk mengungkapkan ide kreatif dan menjadi pemimpin I Can.

d. Industry Industri