39
d. Reuse of contaminated syringes Penggunaan kembali alat yang sudah terkontaminasi
Berbagi jarum suntik dengan orang yang mengidap HIV AIDS dapat menjadi berbahaya karena terdapat darah pengguna sebelumnya
yang tertinggal di jarum suntik dan kemudian disuntikkan secara langsung ke aliran darah pengguna jarum suntik selanjutnya.
Senada dengan Darmono, Pinsky Douglas 2009: 11
mengemukakan bahwa transmisi HIV melalui beberapa cara sebagai berikut:
a. Berhubungan langsung dengan darah yang sudah terinfeksi, semen, atau sekresi vagina dan serviks dengan membran mukosa
Virus ini tidak dapat lewat melalui kulit yang rusak. HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui membran mukosa yang melapisi
vagina, rektum, uretra, dan dalam keadaan langka dapat melalui mulut. Hampir semua kasus penularan HIV disebabkan oleh hubungan seks
anal atau vaginal tanpa kondom. HIV secara konsisten telah diisolasi dalam berbagai konsentrasi dari darah, air mani, sekresi vagina dan
serviks, serta air susu ibu. Infeksi melalui kontak air mani, darah, atau cairan vagina atau serviks dengan membran mukosa terjadi selama
hubungan seks anal atau vaginal dan jarang selama seks oral-genital.
40
b. Injeksi dengan darah atau produk darah yang sudah terinfeksi HIV AIDS
HIV dapat ditularkan melalui darah yang terinfeksi masuk langsung ke dalam aliran darah. Transmisi dari darah ke darah dapat
terjadi melalui cara berikut: 1 Berbagi jarum suntik yang tidak steril
2 Transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi untuk penderita hemofilia dan penerima darah lainnya. Akan tetapi,
sekarang ini penularan HIV melalui transfusi darah sudah sangat kecil terjadi karena ada proses penyaringan terhadap darah yang
akan digunakan untuk transfusi.
c. Transmisi secara vertikal dari ibu yang sudah terinfeksi ke janin dan dari ibu yang menyusui ke anaknya
HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi kepada janinnya selama kehamilan dan selama proses kelahiran. Hal ini disebut sebagai
transmisi vertikal atau perinatal. Akan terapi, antiretroviral yang digunakan diwaktu yang tepat dalam kehamilan secara signifikan
mengurangi risiko penularan dari ibu ke janin. Selain itu, dengan menggunakan metode tertentu saat proses kelahiran seperti secara
sesar juga membantu mengurangi risiko penularan HIV. Selain itu, air susu ibu dapat menularkan HIV maka menghindari menyusui dapat
mengurangi risiko penularan.
41 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penularan HIV AIDS melalui tranfusi darah, hubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita, penggunaan jarum suntik yang sudah
terkontaminasi virus HIV, dan tranmisi secara vertikal dari ibu yang sudah terinfeksi ke janin.
4. Gejala HIV AIDS