16 percaya bahwa dapat mengontrol arah hidupnya. Apabila dibandingkan
dengan individu yang pesimis, individu yang optimis lebih sehat secara fisik, tidak mengalami depresi, lebih berprestasi di sekolah,
lebih produktif dalam kerja, dan lebih berprestasi dibidang olahraga. Optimis menunjukkan bahwa individu mampu melihat masa depan
dengan lebih percaya diri. Optimis mengimplikasikan bahwa individu percaya mampu menangani masalah yang muncul di masa yang akan
datang.
d. Analisis penyebab masalah
Analisis penyebab masalah menunjuk kepada kemampuan individu dalam mengidentifikasi penyebab masalah secara akurat Reivich
Shatte, 2002: 41. Jika individu tidak mampu mengidentifikasi penyebab masalah secara akurat maka dirinya cenderung melakukan
kesalahan yang sama. Analisis penyebab masalah berhubungan dengan pola berpikir thinking style. Individu yang resilien mempunyai
fleksibilitas dan kemampuan mengidentifikasi penyebab masalah yang dihadapi secara signifikan Reivich Shatte, 2002: 43.
e. Empati
Empati menggambarkan bahwa individu mampu membaca tanda- tanda psikologis dan emosi dari orang lain Reivich Shatte, 2002:
44. Empati mencerminkan seberapa baik individu mengenali keadaan psikologis dan kebutuhan emosi orang lain. Beberapa individu mampu
menginterpretasi ekspresi non verbal seseorang seperti melalui
17 ekspresi muka, nada suara, gerak tubuh dan menentukan apa yang
orang lain pikirkan serta rasakan. Apabila individu tidak mampu melakukan hal tersebut maka tidak dapat menempatkan diri sesuai
dengan kondisi yang ada. Kemampuan empati penting dalam hubungan sosial. Individu yang resilien yaitu individu yang mampu
untuk memahami perasaan dan pikiran orang lain.
f. Efikasi diri
Efikasi diri merupakan keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif Reivich
Shatte, 2002: 45. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri dapat berhasil dan sukses. Individu yang mempunyai efikasi diri
meyakini bahwa dirinya mampu menguasai lingkungan dan secara efektif memecahkan masalah yang muncul. Individu dengan efikasi
diri tinggi memiliki komitmen dalam memecahkan masalahnya dan tidak akan menyerah ketika mengetahui bahwa strategi yang sedang
digunakan itu tidak berhasil.
g. Reaching out
Resiliensi tidak hanya penting untuk menghadapi pengalaman hidup yang negatif. Resiliensi juga memungkinkan individu untuk
meningkatkan aspek positif dalam hidup Reivich Shatte, 2002: 46. Resiliensi merupakan sumber kekuatan individu untuk reach out.
Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah dalam
mengatasi permasalahan hidup dan
berperan dalam
18 meningkatkan kemampuan interpersonal serta pengendalian emosi.
Individu yang resilien mampu melakukan tiga hal dengan baik, yaitu mampu menganalisis risiko dari suatu masalah, memahami dirinya
dengan baik, dan mampu menemukan makna serta tujuan hidup Reivich Shatte, 2002: 28.
3. Faktor-faktor Resiliensi