31 disiapkan untuk berpisah dengan orang tua dan memasuki dunia yang
sesungguhnya yaitu sekolah. Selama masa transisi ini, individu membangun kemampuan untuk meningkatkan resiliensi dirinya.
Orang di sekitar mempunyai peranan untuk membantu meningkatkan resiliensi dirinya. Peran inisiatif di sini menunjuk kepada peningkatan
minat terhadap memulai hal baru, menjadi terlibat dengan berbagai aktivitas, dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Dengan inisitaif,
individu akan menghadapi kenyataan bahwa dunia merupakan lingkungan dari berbagai macam aktivitas, dimana dirinya dapat
mengambil bagian untuk berperan aktif di setiap kegiatan yang ada Desmita, 2011: 206. Ketika individu mempunyai lingkungan yang
memberinya kesempatan I Have maka akan memiliki sikap optimis dan bertanggung jawab I Am. Kondisi tersebut pada gilirannya akan
menumbuhkan perasaan mampu untuk mengungkapkan ide kreatif dan menjadi pemimpin I Can.
d. Industry Industri
Industri merupakan pondasi keempat pada resiliensi yang berkembang sekitar usia enam sampai delapan tahun Grotberg, 1999:
55. Pada masa ini, individu mulai mempunyai tugas dan kewajiban di lingkungan masyarakat yang lebih luas, seperti sekolah. Industri
merupakan faktor resiliensi yang berhubungan dengan pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas rumah, sekolah, dan
sosialisasi. Melalui keterampilan tersebut, individu akan mampu
32 mencapai prestasi, baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sosial.
Dengan prestasi tersebut akan menentukan penerimaan dirinya di lingkungan.
Apabila individu
berada di
lingkungan yang
memberikannya kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baik di rumah, sekolah, dan lingkungan sosial I Have maka akan
mengembangkan perasaan bangga terhadap prestasi yang telah dan akan dicapai. Kondisi tersebut pada gilirannya akan menumbuhkan
perasaan mampu dan berusaha untuk memecahkan masalah yang ada atau mencapai prestasi sesuai kebutuhannya I Can.
e. Identity Identitas
Identitas merupakan pondasi kelima pada resiliensi yang berkembang pada usia sekitar sepuluh tahun Grotberg, 1999: 71.
Pada masa tersebut, membangun identitas mencakup dua aspek yang sangat penting dalam kehidupan yaitu menjadi matang secara seksual
dan membangun kapabilitas mental yang lebih tinggi pada analisis dan refleksi. Desmita 2011: 207 menjelaskan bahwa identitas merupakan
faktor resiliensi yang berhubungan dengan pengembangan pemahaman individu terhadap dirinya sendiri, baik secara kondisi fisik maupun
psikologisnya. Identitas membantu individu mendefinisikan dirinya dan mempengaruhi self image-nya. Identitas ini diperkuat melalui
hubungan dengan faktor resiliensi lainnya. Apabila individu mempunyai lingkungan yang memberikan umpan balik berdasarkan
kasih sayang, penghargaan atas prestasi dan kemampuan yang dimiliki
33 I Have maka akan menerima keadaan diri dan orang lain. Kondisi
tersebut pada gilirannya akan menumbuhkan perasaan mampu untuk mengendalikan, mengarahkan, dan mengatur diri, serta menjadi dasar
untuk menerima kritikan dari orang lain I Can.
5. Karakteristik Individu yang Memiliki Resiliensi Tinggi