25 merupakan hal yang tepat dan tidak menyebabkan kegagalan.
Ketika individu menerima tanggung jawab terhadap kehidupan mereka baik jangka pendek maupun panjang, dirinya harus optimis
bahwa akan sukses dan keinginannya terpenuhi. Selain itu, memandang kehidupan secara positif merupakan kekuatan penting
untuk membangun resiliensi karena memandang secara positif mampu merubah situasi yang menantang menjadi
dapat dikendalikan Pearson Hall, 2012: 16. Hal tersebut membuat
individu merasa lebih baik dan membangun harapan yang juga mampu melindungi dari depresi dan kesehatan yang buruk.
c. I Can
I Can merupakan kemampuan sosial dan interpersonal individu. Desmita 2011: 204 menyebutkan faktor ini merupakan karakteristik
resiliensi yang bersumber dari apa saja yang dapat dilakukan individu sehubungan dengan keterampilan sosial dan interpersonal. Individu
belajar kemampuan ini dengan berinteraksi dengan orang lain dan dari yang mengajari mereka. Individu yang resilien di sumber ini yaitu
individu yang Grotberg, 1995: 17:
1 communicate komunikasi.
Individu mampu
untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain
Grotberg, 1995: 17. Mereka dapat mendengar apa yang orang lain katakan dan peduli terhadap perasaan orang lain. Selain itu,
individu mampu menerima perbedaan yang ada dan memahami
26 akibat yang akan terjadi ketika berkomunikasi dengan orang lain
Grotberg, 1995: 17. Brooks 2003 mengatakan bahwa semakin individu
belajar menyampaikan
perasaan, pikiran,
dan kepecayaannya baik secara verbal maupun non verbal maka
individu semakin sukses dan resilien.
2 problem solve pemecahan masalah. Individu dapat menilai
suatu masalah secara alami, mengetahui apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, dan bantuan apa yang diperlukan dari
orang lain Grotberg, 1995: 17. Individu mampu untuk membicarakan masalah dengan orang lain dan mungkin
menemukan solusi yang kreatif atau humoris. Individu akan tetap bertahan dengan masalah tersebut sampai masalahnya dapat
terpecahkan. Grotberg 1999: 21 menyebutkan bahwa mempunyai kemampuan dan kepercayaan dalam memecahkan masalah
dibutuhkan untuk menghadapi adversitas yang ada. Selain itu, individu juga mengembangkan fleksibilitas ketika mereka mampu
mentransfer kemampuan problem solving dari bangku sekolah dan lingkungan sosial ke berbagai adversitas yang dihadapi.
3 manage my feelings and impulses mengatur perasaan dan impuls. Individu mampu mengenali perasaan, berbagai jenis
emosi, dan mengeskpresikannya ke dalam kata-kata ataupun perilaku namun tidak menggunakan kekerasan Grotberg, 1995:
18. Individu juga belajar untuk mencari tahu apa yang
27 menyebabkan dirinya merasakan hal tersebut karena akan
membantu dirinya mengekspresikan pikiran dan perasannya ketika berkomunikasi dengan orang lain Grotberg, 1999: 75. Selain itu,
individu mampu mengatur impuls untuk berbuat kekerasan seperti memukul, kabur, merusak barang, atau perbuatan yang tidak baik
lainnya. Mengatur perasaan dan impuls dapat membantu menghadapi kekecewaan, kekhawatiran, dan frustasi dalam
kehidupan Pearson Hall, 2012: 9. Hal tersebut membuat individu lebih mudah fokus terhadap tujuan, menyelesaikan apa
yang dimulai dan menunggu apa yang diinginkan. Semuanya itu merupakan hal penting untuk membangun resiliensi.
4 gauge the temperament of myself and others mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain. Individu mempunyai
pengetahuan tentang temperamen dirinya seperti betapa dirinya aktif, impulsif, mengambil risiko atau diam, reflektif, dan berhati-
hati dan juga temperamen orang lain Grotberg, 1995: 18. Hal ini membantu individu untuk mengetahui betapa cepatnya bereaksi,
berapa waktu yang dibutuhkan untuk berkomunikasi, dan berapa banyak dirinya mampu sukses dalam berbagai situasi. Kemampuan
mengatur diri merupakan hal yang penting untuk membangun hubungan yang baik, keberhasilan dalam pekerjaan, dan kesehatan
Reivich Shatte, 2002: 36. Individu yang sulit untuk mengatur
28 temperamennya mempunyai kesulitan dalam membangun dan
memelihara persahabatan.
5 seek trusting relationship mencari hubungan yang dapat dipercaya. Individu dapat menemukan seseorang seperti orang
tua, saudara, orang dewasa lainnya, atau teman sebaya untuk meminta bantuan, membagi perasaan dan perhatian, untuk mencari
cara untuk mengatasi masalah personal dan interpersonal, atau untuk mendiskusikan masalah di dalam keluarga Grotberg, 1995:
18. Terkadang mencari bantuan kepada orang lain merupakan hal yang susah karena berfikir hal tersebut membuat individu terlihat
lemah dan tidak mampu melakukan sesuatu Pearson Hall, 2012: 8. Pada kenyataannya, meminta bantuan kepada orang lain
merupakan suatu tanda kekuatan dan kesehatan mental. Dengan mencari bantuan, individu akan memperoleh berbagai informasi,
ide, perasaan, dan menemukan kenyamanan yang dapat membantu dalam menghadapi kesulitan. Ketika meminta bantuan kepada
orang lain maka harus membina hubungan baik dengan mereka. Membangun hubungan baik dengan orang lain merupakan hal yang
penting dan membantu individu membangun resiliensi secara bersamaan Pearson Hall, 2012: 8.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori yang telah dikemukakan oleh Gortberg guna mendeskripsikan resiliensi ODHA. Pemilihan teori ini
29 karena memiliki sistematika yang lebih lengkap dan dapat diaplikasikan
dalam penelitian nantinya.
4. Interaksi antara I Have, I Am, dan I Can