169 Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Grotberg 1995: 17 bahwa
individu mampu untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya kepada orang lain. Dh mengungkapkan langsung ke orang yang bersangkutan
apabila tidak bisa bertemu dengan orang tersebut maka dia mengklarifikasi melalui whats up. Yn mengungkapkan langsung ke orangnya tanpa basa-
basi, begitu juga dengan Rd yang mengungkapkan langsung ke orang lain meskipun terkadang melihat situasi dan orang yang akan dia ajak bicara.
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Grotberg 1995: 17 bahwa individu mampu menerima perbedaan yang ada dan memahami akibat
yang akan terjadi ketika berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, Rd lebih memilah bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain.
Saat rapat, Dh dan Yn sama-sama aktif mengungkapkan pendapatnya tetapi Rd cenderung lebih memilih untuk diam dan mengamati.
b. Problem solve
Setiap individu mempunyai cara masing-masing untuk menyelesaikan masalahnya. Dh menyelesaikan masalahnya dengan bercerita kepada
orang lain karena ingin mendapat masukan tetapi keputusan yang diambil tetap berada ditangannya. Yn lebih memilih untuk merenung untuk
memikirkan penyelesaian yang tepat, dirinya akan bercerita ke orang lain ketika sudah tidak tahan dengan masalah yang ada. Dh dan Yn meminta
bantuan kepada orang lain ketika mereka membutuhkan berbagai masukan dari orang lain. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan Grotberg
1995: 17 bahwa individu dapat menilai suatu masalah secara alami,
170 mengetahui apa yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, dan
bantuan apa yang diperlukan dari orang lain. Lain halnya dengan Rd, dirinya tidak pernah menganggap sesuatu sebagai masalah, tetapi apabila
ada hal yang mengganggu pikirannya, dia lebih memilih untuk bersenang- senang. Perilaku Rd sejalan dengan teori yang dikemukakan Lazarus and
Folkman, 1984 Herien Puspitawati dan Tin Herawati, 2009: 114 yaitu menggunakan koping berfokus pada emosi khusunya escape avoidance
menghindarkan diri yang berarti menghindar dari masalah yang dihadapi. Rd juga melakukan tindakan denial seperti yang dikemukakan
oleh Stuart dan Sundeen, 1991 Herien Puspitawayi dan Tin Herawati, 2009: 112 bahwa denial adalah menolak masalah dengan mengatakan hal
tersebut tidak terjadi pada dirinya. Meskipun demikian, ketiga subjek merasa bahwa cara yang digunakan sudah efektif untuk menyelesaikan
masalahnya. Kemampuan pemecahan masalah ini dibutuhkan untuk membangun resiliensi karena kemampuan dan kepercayaan dalam
memecahkan masalah dibutuhkan untuk menghadapi adversitas yang ada Grotberg, 1999: 21.
Dalam memilih cara penyelesaian masalah juga dipengaruhi oleh kepribadian subjek. Dh adalah orang yang terbuka dan mudah akrab
dengan orang lain sehingga ketika ada masalah dirinya memilih untuk bercerita dengan orang lain. Berbeda dengan Dh, Yn adalah orang yang
kaku dan terkadang emosional sehingga ketika terdapat masalah, dirinya memilikih untuk menenangkan diri untuk berpikir tentang penyelesaian
171 masalah yang akan diambil. Rd juga mempunyai cara penyelesaian sendiri
dengan tidak menganggap sesuatu hal sebagai masalah, hal itu juga dipengaruhi oleh sifatnya yang abai sehingga tidak mempedulikan ada
masalah atau tidak.
c. Manage my feeling and impulses