Karakteristik Individu yang Memiliki Resiliensi Tinggi

33 I Have maka akan menerima keadaan diri dan orang lain. Kondisi tersebut pada gilirannya akan menumbuhkan perasaan mampu untuk mengendalikan, mengarahkan, dan mengatur diri, serta menjadi dasar untuk menerima kritikan dari orang lain I Can.

5. Karakteristik Individu yang Memiliki Resiliensi Tinggi

Henderson Milstein, 2003 Desmita, 2011: 203 menyebutkan 12 karakteristik internal resiliensi, yaitu: a. Kesediaan diri untuk melayani orang lain b. Menggunakan keterampilan-keterampilan hidup yang mencakup keterampilan mengambil keputusan dengan baik, tegas, keterampilan mengontrol impuls-impuls dan problem solving c. Sosiabilitas yaitu kemampuan untuk menjadi seorang teman dan membentuk hubungan-hubungan yang positif d. Memiliki perasaan humor e. Lokus kontrol internal f. Otonomi, independen g. Memiliki pandangan yang positif terhadap masa depan h. Fleksibilitas i. Memiliki kapasitas untuk terus belajar j. Motivasi diri k. Kompetensi personal l. Memiliki harga diri dan percaya diri. 34 Hal tersebut memperlihatkan bahwa individu yang resiliensi mampu bersosialisasi baik dengan lingkungannya, mempunyai kemampuan diri yang baik harga diri, percaya diri, motivasi, memiliki kemampuan untuk terus belajar dan memperbaiki diri, serta mempunyai pandangan yang positif terkait masa depan. Selanjutnya, Greef 2005: 12 mengatakan bahwa individu yang memiliki resiliensi yaitu: a. Mempunyai pengertian yang kuat terhadap identitasnya sendiri b. Mampu untuk mengatur dirinya sendiri, mengatasi stres dan control impuls c. Berfikir fleksibel d. Menyesuaikan terhadap perubahan di lingkungan, dirinya, dan orang lain e. Dapat berhadapan dengan perasaan yang sulit f. Dapat mencintai tanpa syarat g. Menunjukkan empati h. Membangun dan memelihara hubungan yang berarti dengan orang lain i. Mempunyai sikap yang positif, pendirian pada tujuan, dan percaya terhadap masa depan yang cerah. Dari penjelasan tersebut menunjukkan bahwa karakteristik individu yang resilien mencakup kemampuan untuk memahami dan mengatur dirinya sendiri, memandang hal secara positif, mampu bersosialisasi atau 35 menciptakan hubungan sosial dengan baik, dapat mengatasi masalah atau kondisi yang sulit dengan bijaksana.

B. Tinjauan tentang HIV AIDS 1. Pengertian AIDS

AIDS pertama kali dikenal pada tahun 1981 dan infeksi HIV AIDS dilaporkan secara resmi di Indonesia sejak tahun 1987. Zastrow Corliss Corliss, 2006: 201 memaparkan AIDS Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah penyakit yang menular, segera menyebar dimana yang diserang adalah sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh HIV Human Immunodeficiency Virus dan bisa ditularkan dari orang ke orang lain selama melakukan hubungan seksual atau melalui berbagi penggunaan alat dan jarum suntik. AIDS merupakan stadium terakhir dari penyakit yang disebabkan oleh HIV. Selanjutnya, Darmono 2006: 78 mendefinisikan AIDS sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus HIV merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan baik humoral maupun seluler. Pinsky Douglas 2009: 5 mendefinisikan AIDS sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak kemampuan individu untuk melawan penyakit, membuat badan lebih mudah terserang berbagai infeksi dan kanker dibanding biasanya. Senada dengan pendapat tersebut, Santrock 2002: 86 juga mendefinisikan AIDS sebagai suatu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus HIV human immunodeficiency virus yang menghancurkan sistem pertahanan tubuh.