I Am Faktor-faktor Resiliensi

21 otonom, dirinya akan mempunyai kepercayaan dengan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi berbagai kesulitan yang ada. 5 access to health, education, welfare, and security service akses pada kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, dan layanan keamanan. Berbagai layanan yang ada sangat efektif bagi individu ketika mereka menghadapi adversitas yang berat Grotberg, 1999: 99. Individu secara personal maupun keluarga, dapat mengandalkan kepada layanan yang konsisten untuk memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh keluarga seperti rumah sakit dan dokter, sekolah dan guru, layanan sosial, dan polisi serta perlindungan kebakaran, atau layanan sejenisnya. Individu akan merasa aman ketika mempunyai berbagai layanan yang dapat digunakan ketika dibutuhkan Grotberg, 1999: 73. Berada di lingkungan yang aman sangat penting untuk mendorong resiliensi individu.

b. I Am

I Am merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri sendiri. Desmita 2011: 204 menyebutkan faktor ini merupakan karakteristik resiliensi yang bersumber dari kekuatan pribadi yang dimiliki oleh individu. Faktor ini meliputi perasaan, sikap, dan keyakinan di dalam diri individu. Individu yang resilien di sumber ini yaitu individu yang Grotberg, 1995: 16: 22 1 lovable and my temperament is appealing perasaan dicintai dan sikap yang menarik. Individu berusaha bersikap baik karena mereka akan diperhatikan apabila orang lain menyanyangi dan menyukainya Grotberg, 1995: 16. Sikap-sikap yang disenangi oleh orang lain yaitu ketika individu sensitif terhadap perasaan orang lain dan mengetahui apa yang mereka harapkan terhadap dirinya. Individu juga mampu untuk mengatur sikap dan perilakunya ketika menghadapi berbagai respon yang berbeda saat sedang berkomunikasi dengan orang lain Grotberg, 1995: 16. Ketika individu merasa diinginkan dan dicintai, hal tersebut membantu mereka melewati masa-masa sulit dalam kehidupan Pearson Hall, 2012: 4. Selain itu, orang-orang akan lebih bersedia untuk menerima dan membantu individu ketika mereka melihat individu tersebut sebagai orang yang dicintainya Grotberg, 1999: 74. 2 loving, empathic, and altruistic mencintai, empati, dan altruistik. Individu menyayangi orang lain dan mengekspresikannya dengan berbagai cara Grotberg, 1995: 16. Mereka peduli tentang apa yang terjadi dengan orang lain dan mengekspresikannya melalui tindakan dan kata-kata. Mereka dapat merasakan ketidaknyamanan dan penderitaan orang lain serta ingin melakukan sesuatu untuk menghentikan, membagi penderitaan tersebut, atau memberikan kenyamanan Grotberg, 1995: 16. 23 Ketika individu merasakan penderitaan orang lain saat menghadapi adversitas, pada saat itu juga individu tersebut sedang mendorong orang lain untuk resilien dan memperkuat dirinya sendiri Grotberg, 1999: 113. 3 autonomous and responsible otonomi dan tanggung jawab. Individu dapat melakukan sesuatu dengan kemampuannya sendiri dan menerima konsekuensi dari tindakannya Grotberg, 1995: 17. Individu yang resilien akan mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan. Otonomi berkembang bersamaan dengan hati nurani, rasa benar dan salah. Tidak ada seorangpun yang benar- benar menyukai mengakui kesalahan yang telah dilakukan karena itulah mengapa sangat mudah untuk menyalahkan orang lain Grotberg, 1999: 35. Ketika individu menyalahkan orang lain atas kesalahan yang diperbuat, kemungkinan akan mengurangi tekanan yang ada untuk sementara waktu tetapi hal tersebut mempunyai dampak negatif yang lebih banyak Grotberg, 1999: 127. Individu akan resilien ketika mampu memahami perannya dalam menghadapi berbagai adversitas Grotberg, 1999: 36. Apabila individu tidak mampu menilai apakah yang dilakukan untuk mengatasi adversitas tersebut berguna dan efektif maka tidak akan mampu mengatasinya. 4 proud of myself bangga pada diri sendiri. Individu mengetahui bahwa dirinya merupakan orang yang penting dan bangga terhadap 24 dirinya atas apa yang sudah dilakukan dan dicapai Grotberg, 1995: 17. Individu tidak membiarkan siapapun untuk meremehkan dan merendahkan dirinya. Ketika individu mengalami masalah dalam hidupnya, kepercayaan dan harga diri membantu untuk bertahan dan mengatasi masalah tersebut Grotberg, 1995: 17. Selain itu, saat individu melakukan kesalahan, dia mencoba untuk memperbaikinya sehingga akan merasa baik tentang dirinya lagi Grotberg, 1999: 74. 5 filled with hope, faith, and trust dipenuhi dengan harapan, keyakinan, dan kepercayaan. Individu mempunyai kepercayaan bahwa sesuatu hal akan berjalan dengan baik dan mempunyai masa depan yang bagus Grotberg, 1999: 74. Untuk mencapai hal tersebut, individu harus melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Ketika individu melakukan kesalahan, dirinya akan berjuang bahwa hal tersebut dapat diorganisir dan akan berjalan dengan baik. Individu mengetahui apa yang benar dan apa yang salah karena mampu berpikir lebih kritis Grotberg, 1999: 74. Kepercayaan, optimis, dan harapan merupakan faktor yang sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan resiliensi karena risiko yang terjadi beriringan dengan meningkatnya kemandirian, motivasi diri, dan tanggung jawab terhadap keputusan yang ada Grotberg, 1999: 128. Sebagai contoh, ketika individu membuat keputusan sendiri, dirinya harus mempunyai kepercayaan bahwa keputusan itu 25 merupakan hal yang tepat dan tidak menyebabkan kegagalan. Ketika individu menerima tanggung jawab terhadap kehidupan mereka baik jangka pendek maupun panjang, dirinya harus optimis bahwa akan sukses dan keinginannya terpenuhi. Selain itu, memandang kehidupan secara positif merupakan kekuatan penting untuk membangun resiliensi karena memandang secara positif mampu merubah situasi yang menantang menjadi dapat dikendalikan Pearson Hall, 2012: 16. Hal tersebut membuat individu merasa lebih baik dan membangun harapan yang juga mampu melindungi dari depresi dan kesehatan yang buruk.

c. I Can