56 membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial bekerja
dan berbagai hubungan kompleks yang terkait di dalamnya.
d. Tahap reintegratif The reintegrative stage
Fase ini terjadi di akhir masa dewasa dimana orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka terhadap tugas
dan kegiatan yang bermakna bagi mereka. Dalam hal ini, peneliti sependapat dengan teori yang dikemukakan
oleh Schaie yang menyebutkan tahap perkembangan kognitif masa dewasa yaitu tahap mencapai prestasi, tahap tanggung jawab, tahap eksekutif, dan
tahap reintegratif.
6. Perkembangan Emosi, Sosial, dan Moral
Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 161 mengemukakan bahwa pada masa ini, perkembangan emosi dan sosial sangat berkaitan dengan adanya
perubahan minat. Kondisi yang mempengaruhi perubahan minat antara lain perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosial ekonomi,
perubahan dalam pola kehidupan, perubahan dalam nilai, perubahan peran seks, perubahan status dari belum menikah ke status menikah, menjadi
orang tua, perubahan tekanan budaya dan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut individu untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik.
Pemahaman tentang cinta yang sesungguhnya mempengaruhi bagaimana individu berinteraksi terhadap pasangan, anak-anak dan lingkungan sekitar
yang pada akhirnya mempengaruhi kebahagiaan individu tersebut.
57 Terkait perkembangan sosialnya, Hurlock, 1991 Rita Eka Izzaty, dkk,
2008: 161 menjelaskan bahwa pada masa ini merupakan masa krisis isolasi seperti hal yang ditekankan oleh Erikson. Hal tersebut karena
kegiatan sosial pada masa dewasa awal sering dibatasi akibat berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Lebih lanjut Hurlock Rita Eka Izzaty,
2008: 161 mengatakan bahwa selama masa dewasa awal, peran serta sosial sering terbatas sehingga dapat mempengaruhi persahabatan,
pengelompokkan sosial, dan nilai-nilai yang diberikan pada popularitas individu.
Sejalan dengan perkembangan emosi dan sosialnya, Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 161 menjelaskan bahwa perkembangan moral tidak lepas dari
keterkaitan dengan penguasaan tugas perkembangan yang menitikberatkan pada harapan sosial. Tuntutan melakukan tanggung jawab secara moral
atas segala perilaku dan keputusan hidup merupakan hal yang menjadi pegangan individu dalam hidup di masyarakat.
D. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengungkap tentang resiliensi. Salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Astrid Septyanti 2010 dengan
judul Resiliensi Penderita Stroke. Hasil dari penelitiannya terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi penderita stroke menjadi resilien, yaitu: faktor I
Am yang meliputi kepercayaan diri dan self esteem yang baik, adanya perasaan dicintai, adanya orang-orang kepercayaan untuk meluapkan perasaan, bisa
berempati, mampu untuk mandiri dan bertanggung jawab. Faktor I Have yang