28 Dalam pembelajaran, guru memberikan penilaian pada siswa baik proses
maupun hasil kerja siswa untuk mengetahui sejauh mana pengusaan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari. Penilaian pengetahuan yang
dilakukan oleh guru yang berbasis penilaian otentik authentic assesment
mencakup penilaian pada ranah kompetensi pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan psikomotorik. Menurut Yamin 2012: 27, setiap
ranah kompetensi memiliki tingkat yang lebih khusus yang berbeda-beda. Masing-masing isi ranah tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
Aspek kognitif mempunyai tujuan berorientasi pada kemampuan berpikir siswa, melingkupi kemampuan pengetahuan siswa yang lebih sederhana yaitu
mengingat atau menghafal sampai pada kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan gagasan baru dengan metode atau prosedur yang sudah dipelajari
sebelumnya. Kawasan kognitif terbagi menjadi enam tingkatan dengan aspek yang berbeda-beda. Haryati 2008: 22 menyebutkan aspek kognitif
berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk didalamnya kemampuan memahami,
menghafal, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis,
dan mengevaluasi.
Yamin 2012: 28-30 menjelaskan pada tingkatan pengetahuan menuntut kemampuan siswa agar mampu mengingat informasi yang telah diterimanya
sebelumnya, seperti menghafal, konsep-konsep, terminologi, rumus, dan strategi pemecahan permasalahan. Pada tingkatan pemahaman dikaitkan dengan
kemampuan untuk menjelaskan informasi, pengetahuan yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri. Tingkatan penerapan merupakan kemampuan untuk
29 menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari serta
memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan analisis menuntut siswa untuk dapat mengidentfikasi, memisahkan dan
membedakan komponen, konsep, asumsi, hipotesa atau kesimpulan. Siswa diharapkan menunjukkan hubungan diantara berbagai konsep dengan cara
membandingkan konsep tersebut dengan standar atau prosedur yang telah dijalani. Tingkatan sintesis diartikan sebagai kemampuan seorang dalam
mengaitkan dan menyatukan unsur pengetahuan yang adasehinga terbentuk pola baru yang menyeluruh. Evaluasi merupakan tingkatan tertinggi aspek
kognitif, yang mengharapkan siswa mampu membuat penilaian dan keputusan tentang suatu gagasan, metode, dan produk.
b. Aspek Afektif
Aspek afektif mempunyai tujuan yang berhubungan dengan perasaan, sikap, emosi, perhatian dan kesadaran terhadap pengalaman belajar siswa.
Sukanti 2011: 75 menyatakan bahwa terdapat lima kategori utama afektif dari yang paling sederhana sampai kompleks, yakni menerima, menanggapi,
menghargai, mengorganisasi, dan karakterisasi. Kelima tingkatan ini harus dimiliki atau dipelajari dari tingkatan yang terendah sebelum melanjutkan ke
tingkat yang lebih tinggi. Setiap tingkatan mempunyai tujuan yang berbeda dalam membentuk atau mempengaruhi siswa dalam pembelajaran.
Yamin 2012: 33-37 mengungkapkan pada tingkat menerima receiving
diartikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara menumbuhkan kesadaran stimulus tertentu yang mengandung estetika.
Tingkat tanggapan responding diartikan sebagai perilaku baru siswa sebagai
30 manifestasi dari pendapat yang timbul karena adanya perangsang pada saat
belajar serta kemampuan untuk beraksi terhadap suatu kejadian. Tingkat menilai valuing diartikan sebagai sikap atau perilaku positif atau negatif dari kemauan
untuk menerima objek atau kenyataan setelah seseorang sadar bahwa objek memiliki suatu kekuatan. Tingkat organisasi
organizing diartikan sebagai mengorganisasi nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai, dan menerima
bahwa nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang lain. Pada tingkat karakterisasi nilai
characterization berhubungan dengan konsistensi sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang sejalan dengan nilai-nilai yang dapat
diterima, sehingga sikap dan perbuatan itu seakan-akan menjadi ciri-ciri perilakunya.
c. Aspek Psikomotorik