Aspek Psikomotorik Kompetensi Belajar

30 manifestasi dari pendapat yang timbul karena adanya perangsang pada saat belajar serta kemampuan untuk beraksi terhadap suatu kejadian. Tingkat menilai valuing diartikan sebagai sikap atau perilaku positif atau negatif dari kemauan untuk menerima objek atau kenyataan setelah seseorang sadar bahwa objek memiliki suatu kekuatan. Tingkat organisasi organizing diartikan sebagai mengorganisasi nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai, dan menerima bahwa nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang lain. Pada tingkat karakterisasi nilai characterization berhubungan dengan konsistensi sikap dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang sejalan dengan nilai-nilai yang dapat diterima, sehingga sikap dan perbuatan itu seakan-akan menjadi ciri-ciri perilakunya.

c. Aspek Psikomotorik

Ranah Psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan, koordinasi, dan pergerakan fisik. Daryanto 2009: 321 menyatakan kompetensi siswa dalam aspek psikomotor menyangkut kemampuan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif. Pada umumnya, mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih menitikberatkan pada aspek psikomotorik sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitikberatkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung aspek afektif. Harrow dalam Arikunto 2013: 135-138 menjelaskan taksonomi dalam aspek psikomotorik terdiri dari enam kategori yaitu gerakan refleks, dasar gerakan-gerakan, perceptual abilities, physical abilities, skilled movements dan 31 nondiscoursive communication. Gerakan refleks berhubungan dengan gerakan- gerakan yang dikoordinasikan oleh otak. Dasar gerakan-gerakan adalah gerakan- gerakan yang menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks. Perceptual abilities adalah kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan. Physical abilities adalah kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan. Skilled movements adalah gerakan yang memerlukan belajar keterampilan. Nondiscoursive communication adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan. Penilaian dalam aspek psikomotor dilakukan melalui pengamatan langsung selama kegiatan proses praktek berlangsung. Leighbody dalam Haryati 2008: 26 menjelaskan penilaian psikomotor sebaiknya mencakup: 1 kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja, 2 kemampuan siswa menganalisis pekerjaan dan menyusun urutan pekerjaan, 3 kecepatan siswa mengerjakan tugas, 4 kemampuan siswa membaca gambar dan atau simbol, dan 5 keserasian bentuk atau ukuran dengan yang diharapkan atau ditentukan. Penilaian yang dilakukan meliputi lima komponen, yaitu persiapan kerja, sistematika dan cara kerja, hasil kerja, sikap kerja, dan waktu. Format penilaian mengacu pada pedoman penilaian ujian praktik kejuruan SMK tahun ajaran 20132014. Berdasarkan uraian diatas, penilaian kompetensi siswa tidak hanya mengukur kemampuan yang berupa kemampuan kawasan pengetahuan saja tetapi juga kawasan sikap dan keterampilan, terlebih lagi pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah scientific approach mempunyai tahapan-tahapan dimana siswa terlibat aktif dengan memanfaatkan multi indera 32 siswa untuk mendapatkan pengalaman nyata. Ketiga ranah aspek hasil belajar yang mencakup domain pengetahuan, sikap, dan keterampilan menjadi obyek penilaian otentik. Dalam suatu proses pembelajaran, penilaian otentik mengukur, memonitor, dan menilai semua aspek hasil belajar baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan belajar selama proses pembelajaran.

6. Penerapan Macam-Macam Rangkaian Flip-Flop

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS APLIKASI CAMTASIA BERBANTUAN JOBSHEET PADA MATA PELAJARAN DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 BERINGIN.

0 2 29

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN AutoCAD UNTUK MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK N 2 PENGASIH YOGYAKARTA.

2 14 188

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KAMPUH PADA MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK SISWA KELAS X SMK N 1 PENGASIH.

2 29 207

PEMBELAJARAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL.

1 2 198

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMBUATAN KAMPUH PADA MATA PELAJARAN DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT MENGGUNAKAN ADOBE FLASH UNTUK SISWA KELAS X SMK N 1 PENGASIH.

9 125 207

PENGEMBANGAN MODEL TES ESSAY BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 1 193

PENGEMBANGAN TRAINER SENSOR SEBAGAI PENUNJANG MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA DI SMK N 2 PENGASIH.

2 7 162

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ELECTRONIC WORK BENCH (EWB) DAN PROTEUS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK N 2 PENGASIH.

2 12 252

PENGEMBANGAN MODUL TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TEKNIK AUDIO VIDEO DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 9 255

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Electronic Work Bench (EWB)dan Proteus Terhadap Pencapaian Kompetensi pada Mata Pelajaran Teknik Elektronika Dasar Siswa Kelas X Teknik Elektronika Industri SMKN 2 Pengasih.

0 0 252