Aspek Kemandirian Anak Kemandirian pada Anak Taman Kanak-kanak
20
dihadapi, kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan tidak tergantung dengan orang lain.
Anak yang matang dan menjadi dewasa bukan hanya anak yang sekedar tumbuh secara fisik tetapi juga secara emosional, mental dan moral, termasuk
perkembangan kemandirian Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, 2013: 69. Anak yang mandiri secara fisik cenderung akan bekerja sendiri dan
menggunakan fisiknya untuk mengerjakan aktivitas kehidupannya. Anak mandiri secara mental adalah anak yang dapat berpikir sendiri, menggunakan
kreativitasnya, mampu mengekspresikan gagasannya dan tidak mengandalkan orang lain. Secara emosional, anak yang mandiri adalah anak yang mampu
mengelola emosinya dan mandiri secara moral, anak memiliki sikap-sikap yang sesuai dengan perilaku yang ada di lingkungannya. Berikut ini pembagian aspek
kemandirian yang ada pada anak usia dini menurut Martinis Yamin dan Jamilah
Sabri Sanan 2013: 80-85 yaitu:
a. Kemandirian sosial dan emosi
Bentuk kemandirian ini ditunjukkan oleh anak yang melalui fase pemisahan untuk lepas dari ketergantungannya dengan orang tua dan orang
dewasa di sekitarnya, anak memiliki pengalaman transisi ke lingkungan yang berbeda serta bekerjasama dalam kelompok untuk membina hubungannya dengan
orang lain. Anak yang mandiri akan mencoba untuk melakukan segala sesuatu yang ingin dilakukannya sendiri dan tahu kapan ia akan meminta bantuan. Anak
cenderung menghilangkan sifat ketergantungan kepada orang lain dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Selain itu jika pada anak mulai bersekolah, anak
21
akan dapat berpisah dalam waktu singkat dengan orang tuanya. Anak dapat masuk kelas dengan nyaman dan tidak selalu berinteraksi dengan pengasuhnya. Anak
juga mulai dapat menjalin hubungan dengan orang lain secara independen. b.
Kemandirian fisik dan fungsi tubuh Kemandirian ini ditandai dengan anak dapat memenuhi kebutuhan akan
dirinya. Misalnya anak makan sendiri, memakai pakaian sendiri, membersihkan diri sendiri dan belajar sendiri. Pada anak usia Taman Kanak-kanak yang mandiri,
anak terbiasa untuk pergi ke toilet sendiri tanpa bantuan dan mencuci tangan setelah kegiatan. Anak juga akan cenderung bertindak sendiri menyiapkan
keperluannya dan membereskan peralatan sekolahnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Tugas melayani diri sendiri dilakukan anak atas inisiatif sendiri karena sadar
bahwa itu adalah tanggungjawabnya. Pengoptimalan kemandirian ini sangat penting agar anak siap dalam menghadapi kehidupannya kelak.
c. Kemandirian intelektual
Kemandirian intelektual lebih mengacu pada bagaimana anak dapat mandiri belajar dan memperoleh pengetahuan. Kemandirian anak dapat dilihat
dari bagaimana anak menyelesaikan tugasnya sendiri dan orang tua harus memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugasnya sendiri. Anak juga dapat
mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan caranya sendiri dan berinisiatif memilih sesuatu yang diminati. Anak yang mandiri mampu mengambil keputusan
sederhana seperti mengambil tugas yang harus dilakukannya sendiri dan memilih mana yang harus dikerjakan. Anak mandiri akan mulai berkembang kreativitasnya
22
terutama dalam hal keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru serta berinisiatif menuangkan ide dan gagasannya.
Pada anak usia dini, aspek kemandirian yang perlu ditingkatkan agar anak memiliki karakter mandiri diantaranya mandiri secara sosial emosi yakni tidak
bergantung pada orang lain, mandiri secara fisik dan fungsi tubuh yakni dapat memenuhi kebutuhan dirinya tanpa bantuan serta mandiri secara intelektual
berupa mandiri dalam menyelesaikan tugas sederhana yang diberikan. Di antara berbagai macam aspek kemandirian pada anak usia dini,
beberapa ahli mengemukakan berbagai indikator kemandirian yang perlu ditingkatkan sejak dini. Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan 2013: 77
mengemukakan beberapa indikator kemandirian anak usia dini dirangkum dari pendapat para ahli yakni serangkaian kegiatan yang mencerminkan kemampuan
sesorang dalam kemampuan fisik, percaya diri, bertanggung jawab, disiplin, pandai bergaul, saling berbagi dan dapat mengendalikan emosi.
Hal berbeda dikemukakan oleh Novan Ardy Wiyani 2013: 29 yang membagi indikator kemandirian yang harus ditingkatkan pada anak usia dini yaitu
kemampuan untuk menentukan pilihan, berani memutuskan sesuatu atas pilihannya sendiri, bertanggung jawab atas pilihannya, memiliki rasa percaya diri,
mampu mengarahkan dan mengembangkan diri, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menunjukkan sikap berani. Sebagai bahan pertimbangan
bagi guru dan orang tua mendorong anak menuju kemandirian, maka perlu diberikan suatu pembelajaran yang merangsang anak membuat pilihan dan
23
menentukan sendiri apa yang diputuskannya. Upaya ini diharapkan agar anak memiliki rasa percaya diri dalam mengambil keputusan untuk dirinya.
Dari paparan pendapat diatas maka peneliti menyimpulkan beberapa indikator peningkatan kemandirian anak usia dini dari aspek kemandirian emosi
sosial, intelektual dan fisik tindakan yakni tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa percaya diri, mempunyai inisiatif dalam bertindak, mampu
memenuhi kebutuhan dirinya dan menyelesaikan tugas sendiri tanpa bantuan orang lain.