Deskripsi Kondisi Awal Sebelum Tindakan
50
anak belajar dengan kesempatan yang sama, seperti mengerjakan LKA, menghafal, maju di depan kelas dan lain-lain. Ketika pengamatan sebelum
tindakan dilakukan, terdapat 2 anak yang absen satu hari dari keseluruhan anak di kelompok B tersebut. Oleh karena itu penghitungan persentase dilakukan dengan
jumlah indikator yang berbeda dengan yang lain agar tidak terjadi kesenjangan data dan keakurasian data. Penghitungan persentase skor kemandirian anak
dihitung dari frekuensi kemunculan indikator kemandirian anak dibagi dengan jumlah indikator dan dikali 100. Berikut ini hasil rekapitulasi observasi
kemandirian anak sebelum tindakan. Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Kemandirian Sebelum Tindakan
No. Kriteria
Jumlah Anak Persentase
1. Berkembang sangat baik
2 8,3
2. Berkembang sesuai harapan
4 16,7
3. Mulai berkembang
14 58,33
4. Belum berkembang
4 16,7
Dari data tersebut diatas dapat dikatakan bahwa anak masih belum berkembang secara baik karena kemandirian anak dalam satu kelas sebagian besar
masih berada dalam kriteria mulai berkembang. Anak yang kurang mandiri berdasarkan hasil pengamatan sebagian besar karena anak masih bergantung pada
orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dirinya sendiri di sekolah. Anak juga masih belum dapat bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
masih membutuhkan bantuan. Beberapa anak yang masih ditunggu orang tuanya sebagian sebenarnya sudah dapat mengerjakan tugas dengan baik, namun karena
anak masih bersikap manja serta kekhawatiran orang tua yang berlebihan menyebabkan anak masih ditunggu.
51
Berdasarkan data diatas, peneliti dan guru menemukan berbagai permasalahan yang dijadikan bahan refleksi untuk menentukan perencanaan
dalam pembelajaran pada Siklus I. Beberapa permasalahan yang ditemukan adalah sebagai berikut
a. Kemandirian anak masih kurang dilihat dari anak yang masih diantar orang
tua sampai kelas, masih bergantung pada orang lain, belum percaya diri dan belum memiliki inisiatif.
b. Kurangnya pemanfaatan media atau metode pembelajaran yang tepat untuk
mengembangkan kemandirian anak. c.
Kegiatan yang kurang membuat anak menarik untuk melakukan kegiatannya sendiri.
d. Anak belum bisa bertanggung jawab menyelesaikan tugasnya sendiri tanpa
bantuan. Penilaian kemandirian anak yang termasuk dalam kategori aspek sosial
emosional dilakukan dengan mengembangkan pembelajaran yang menunjang tercapainya peningkatan kemandirian anak. Dalam hal ini peneliti akan
mengembangkan pembelajaran menggunakan model kegiatan di luar kelas di TK Masyithoh Greges yang belum optimal dilaksanakan.