9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari yang belum matang menjadi matang, dari yang sederhana menjadi kompleks, suatu
evolusi manusia dari ketergantungan dengan orang lain hingga menjadi makhluk yang mandiri. Djais Ahmad Susanto, 2011 mengungkapkan perkembangan anak
adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek motorik, berpikir, perasaan dan interaksi baik dengan
sesama maupun dengan benda-benda di lingkungannya. Begitu pula dengan salah satu aspek perkembangan anak yaitu perkembangan sosial emosional akan
berkembang jika diberikan stimulus yang sesuai. Perkembangan sosial dan emosional merupakan dua aspek yang berlainan
namun satu sama lain saling mempengaruhi. Perkembangan sosial dan emosional pada anak usia dini mengalami kemajuan yang pesat jika orang tua dan guru di
sekolah memberikan pembinaan perilaku dan sikap yang baik. Para psikolog menjelaskan bahwa pada usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
tumbuh kembang anak golden age dan sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dalam setiap aspek perkembangan Muhyidin, dkk.,
2014. Pengembangan sosial emosional pada anak sebaiknya diarahkan pada pembentukan perilaku sosial emosional untuk membentuk pribadi anak yang
sesuai dengan nilai-nilai di masyarakat. Ahmad Susanto 2011: 134 mengungkapkan beberapa perilaku sosial emosional yang diharapkan dari anak
10
usia dini yakni perilaku-perilaku baik seperti kedisiplinan, kemandirian, tanggungjawab, percaya diri, jujur, adil, setia kawan, kasih sayang terhadap
sesama dan memiliki toleransi yang tinggi. Aspek perkembangan sosial emosional pada anak usia dini menurut
Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan 2013: 118 diharapkan memiliki kemampuan dan kompetensi dalam mengenal lingkungan sekitar, mengenal alam,
mengenal lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keberagaman sosial budaya di lingkungan sekitar anak. Selain itu diharapkan anak mampu
mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar, memiliki kontrol diri yang baik dan memiliki rasa empati pada masalah orang lain.
Agoes Dariyo 2013: 63 mengemukakan perkembangan sosial emosional pada masa kanak-kanak awal masih terikat dan fokus pada hubungan dengan
orang tua dan keluarga. Masa ini ditandai dengan meningkatnya kemandirian, kemampuan kontrol diri self-control dan keinginan memperluas pergaulan
dengan teman sebaya yang diharapkan dapat mengurangi kelekatan emosi dengan orang tua, mengurangi sifat egosentris dan tidak rasionalnya. Namun, fase
perkembangan setiap anak berbeda sehingga harus distimulasi dengan kegiatan- kegiatan yang menunjang perkembangan anak. Berdasarkan Permendiknas No. 58
Tahun 2009, tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5 tahun pada aspek sosial emosional dibagi menjadi beberapa indikator yakni menunjukkan sikap
mandiri dalam memilih kegiatan; mau berbagi, menolong dan membantu teman; menunjukkan antusiasme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif;
dapat mengendalikan perasaan; menaati aturan yang berlaku dalam suatu