Tindakan Siklus I Hasil Penelitian

52 kelasdengan bentuk kegiatan yang berbeda sesuai dengan tema yakni diri sendiri. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1 Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan penelitian tindakan. 2 Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian bersama dengan guru kelas sesuai dengan tema dan RKM sekolah. 3 Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan di luar kelas. Kegiatan yang akan dilakukan yakni penugasan di luar kelas, permainan kelompok dan eksplorasi sekitar sekolah. 4 Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan kemandirian anak dan peralatan untuk dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti adalah mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pada saat anak belajar di luar kelas maupun pada saat pembelajaran pasca tindakan. Peneliti melakukan observasi dengan dibantu guru pendamping. Tugas guru kelas yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang sudah dibuat. Kegiatan awal yang rutin dilakukan adalah anak berbaris di depan kelas dan melakukan ger akan ringan sebelum masuk kelas. Namun jika hari Jum‟at, 53 anak senam bersama terlebih dahulu di halaman sekolah. Selanjutnya setelah masuk kelas, anak duduk melingkar di karpet atau tikar yang telah disiapkan. Anak membaca doa bersama, menghafal beberapa surat pendek, hadist dan doa sehari-hari. Guru biasanya akan menawarkan kepada anak apa saja yang akan dihafal hari itu. Selama pelaksanaan tindakan, di awal pembelajaran, guru menekankan tujuan penanaman kemandirian anak dan memberikan apresiasi untuk anak yang mau mandiri. Guru juga mendorong anak lain yang belum mandiri untuk berusaha tidak bergantung pada orang lain terutama untuk anak yang masih ditunggu dan diantar sampai kelas. 1. Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2015. Tema kegiatan pada hari itu adalah diri sendiri dengan sub tema panca indera dan diikuti oleh 23 anak. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris di depan kelas untuk yaitu kegiatan motorik anak dengan melakukan beberapa gerakan ringan untuk pemanasan sebelum berkegiatan. Kegiatan berbaris dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk guru dan bergiliran setiap hari. Dalam kegiatan ini terlihat bahwa ada beberapa anak yang masih ditunggu oleh orang tuanya dari awal pembelajaran samapi kegiatan sekolah selesai. Anak belum mau berpisah dengan orang tua dan bahkan belum mau ditinggal. Setelah selesai kegiatan berbaris, anak diajak untuk duduk melingkar di karpet yang sudah disediakan guru. Anak bersama guru berdoa bersama-sama, mengucapkan kalimat syahadat dan menghafal beberapa surat pendek. Terlihat 54 ada anak yang kurang nyaman ketika di kelas dan sering menengok keluar untuk mencari orang tuanya. Bahkan ada anak yang masih berada di luar karena tidak mau ditinggal oleh orang tua. Guru menyapa anak dengan salam dan menanyakan kepada anak siapa teman yang tidak berangkat. Guru kemudian mengajak anak untuk bernyanyi “dua mata saya” dan menanyakan tentang panca indera yang dipunyai anak. Guru menjelaskan juga mengenai anak yang mandiri yang tidak bergantung kepada orang lain serta mengingatkan anak untuk mau ditinggal oleh orang tuanya. Guru menunjuk beberapa anak yang belum mau ditinggal dan anak yang masih belum percaya diri mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya guru menerangkan beberapa kegiatan yang harus diikuti anak selama hari itu yakni kegiatan menggambar orang dengan proporsi tubuh yang lengkap, menghubungkan gambar dengan tulisan dan menyebutkan benda-benda di sekitar anak. Anak-anak diminta untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu sesuai dengan sudut yang mereka pilih. Pada saat kegiatan inti salah satunya adalah kegiatan di luar kelas berupa penugasan menggambar orang dengan proporsi tubuh lengkap di luar ruangan. Guru dan peneliti sudah mempersiapkan beberapa tempat untuk dapat digunakan anak menggambar di luar ruangan. Tujuannya juga agar anak lebih fresh dan tidak jenuh berada di ruangan. Selain itu untuk melihat kemandirian anak dalam melaksanakan tugasnya sendiri tanpa bantuan guru. Media yang digunakan anak yakni menggunakan krayon atau pensil warna milik sendiri dan anak harus mempersiapkan sendiri peralatan yang akan mereka gunakan. 55 Kegiatan di luar kelas dilakukan setelah anak selesai mengerjakan kegiatan dalam kelas. Guru mengarahkan anak untuk menyiapkan peralatan menggambar seperti pensil, krayon, buku gambar dan alat lain yang diperlukan anak untuk menggambar. Terlihat 5 anak yang masih dibantu guru dan orang tua dalam mengambil peralatan. Anak-anak lalu keluar ruang kelas dan memakai sandal yang tersedia di rak sepatu. Guru mengarahkan anak untuk menempati tempat yang ada sesuai dengan yang disukai anak. NUR dan LRS terlihat memisahkan diri dari teman-temannya dan mengerjakan di dekat orang tua yang menunggu. Guru pendamping lalu mengarahkan anak tersebut untuk bergabung dengan teman. Di sela-sela kegiatan, guru sesekali memberikan pertanyaan seputar gambar yang dilukis anak. Ada anak yang menjawab bahwa dia sedang menggambar ibu guru yang sedang mengajar. Ada juga yang menggambar ayahnya yang sedang bekerja dan ada yang menggambar tokoh dalam televisi yang sering ditonton anak. Kegiatan berlangsung dengan lancar, dan di akhir kegiatan, guru mengingatkan anak untuk mencuci tangan dan minum. 2. Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum‟at, 15 Agustus 2015 dengan tema diri sendiri dan sub tema panca indera. Jumlah anak yang mengikuti kegiatan yaitu sebanyak 23 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas pertemuan 2 pada Siklus I. Anak tidak berbaris di depan kelas seperti hari biasanya karena setiap hari Jum‟at anak-anak diajak untuk senam bersama di halaman sekolah. Kegiatan senam dilakukan bersama antara kelompok A dan kelompok B. Anak-anak 56 berjajar di halaman dengan arahan dari guru. Beberapa anak kelompok A masih didampingi oleh orang tua masing-masing. Anak kelompok B juga masih ada yang ditunggu orang tua bahkan harus didampingi ketika senam. Setelah selesai senam, kemudian dilanjutkan masuk kelas dengan berbaris seperti kereta. Sebelum kegiatan dimulai, guru menawarkan kepada anak apabila ada yang ingin minum dan pergi ke toilet. UZN menarik-narik tangan ayahnya untuk mengambilkan minum dan NUR mengajak ibunya untuk menemani ke toilet. Anak-anak lain diajak guru untuk duduk melingkar di karpet dan mengawali kegiatan dengan berdoa bersama-sama dan menghafal beberapa surat pendek serta hadist. Kegiatan di luar kelas pada pertemuan 2 dilakukan dengan permainan yang sudah disiapkan oleh peneliti dan dilaksanakan pada kegiatan inti. Namun sebelumnya, anak diminta untuk mengerjakan kegiatan lain di dalam kelas sesuai dengan RKH yang telah dibuat. Anak bebas memilih kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu karena kegiatan di kelompok B menggunakan model sudut. Kegiatan di luar kelas pada pertemuan 2 dilakukan dengan permainan yang sudah disiapkan oleh peneliti dan dilaksanakan pada kegiatan inti. Anak- anak yang sudah selesai kegiatan di dalam ruangan, dikondisikan oleh guru untuk menuju ke luar dan bersiap untuk melakukan permainan. Setelah semua berkumpul, anak-anak diajak untuk berdiri melingkar dan berhitung satu persatu. Guru lalu membagi anak menjadi beberapa kelompok untuk segera melakukan permainan. Permainan hari itu adalah permainan “Ambilkan Sepatuku” yang 57 dipandu oleh guru. Tujuan permainan ini adalah mengajak anak untuk mau bermain bersama dan tidak takut bermain. Anak juga diajak untuk aktif dan mengikuti aturan yang disampaikan. Selain itu anak juga terlatih untuk melepas dan memakai sepatu mereka sendiri tanpa harus dibantu. Pada permainan Ambilkan Sepatuku ini, anak dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing berjumlah 7-8 anak. Anak-anak diminta untuk berbaris rapi dan mendengarkan arahan guru. Anak terlihat antusias dalam mengikuti permainan. Namun karena permainan dalam kelompok, anak terlihat mengarahkan teman lainnya dengan menunjukkan sepatu milik temannya sehingga suasana kurang kondusif dan anak tidak berpikir sendiri. Guru memberikan semangat kepada anak untuk ikut bermain dan berpesan agar anak terbiasa memakai sepatu sendiri. 3. Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 3 Kegiatan Siklus I pertemuan 3 dilakukan pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015. Jumlah murid yang mengikuti ada sebanyak 22 anak. Kegiatan pembelajaran bertemakan diri sendiri dengan sub tema panca indera. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris dan kegiatan motorik berupa jalan ditempat dan peregangan. Anak masuk kelas melewati papan titian. Beberapa anak ada yang belum berani dan harus dibantu. Sedangkan AYD sama sekali tidak mau melakukan padahal sudah dibimbing guru. Kemudian dilanjutkan dengan masuk kelas untuk berdoa bersama. Kegiatan di luar kelas pada hari itu adalah kegiatan pengamatan di luar ruangan eksplorasi dengan mengoptimalkan panca indera yang dimiliki anak. 58 Anak-anak diajak untuk membuat lingkaran di halaman sekolah dan bernyanyi bersama. Anak-anak semua mengikuti dengan antusias. Di sela-sela kegiatan, guru mengajak anak untuk menjadi anak yang mandiri dan mau mengikuti kegiatan di sekolah tanpa harus didampingi orang tua dan berani. Anak-anak diajak untuk menunjuk panca indera yang dimiliki selama berdiri membentuk lingkaran. Guru mengajak anak berputar membentuk kereta sambil bernyanyi. Aktivitas berikutnya guru memberikan arahan kepada anak untuk berjalan di kebun belakang sekolah dan anak-anak mengikuti dengan antusias. Setiba di kebun, guru menanyakan apa kegunaan panca indera mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Anak-anak menjawab dengan lantang, namun ada juga yang tidak menjawab. Anak-anak diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dengan menggunakan indera mata serta menyebutkan hal-hal yang dapat dilihat. Anak- anak menyebutkan dengan serempak bahkan ada yang menunjuk dengan memegang tanaman yang dilihatnya. Anak-anak menyebutkan berbagai tanaman seperti tanaman bayam, singkong, jagung, melinjo, mandingan bahkan rumput. Guru mengajak anak untuk mengapresiasi anak-anak yang mau mandiri, mau ditinggal orang tua dan mau menjawab pertanyaan yang diberikan. ITA mengangkat tangan dan mengajak guru ke kelas karena sudah merasa panas. Guru memberi jempol dan mengajak anak untuk berbaris membuat kereta lagi menuju ke kelas. Kegiatan akhir diisi dengan bernyanyi bersama atau tepuk bersama melingkar di tikar. Setelah itu dilakukan recalling evaluasi berupa tanya jawab tentang kegiatan pada hari itu kemudian ditutup dengan berdoa dan salam. 59

c. Observasi

Proses pembelajaran selama Siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Pengamatan terhadap kemandirian anak kelompok B dilakukan selama 1 minggu setelah pelaksanaan tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan, yang teramati adalah penekanan proses pembelajaran yang mengembangkan kemandirian anak. Pada awalnya anak antusias dan penasaran dengan kegiatan di luar kelas yang akan dilaksanakan karena selama ini kegiatan terfokus pada kegiatan di dalam ruangan. Anak diberikan penjelasan dan gambaran terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan bermain agar anak dapat melakukan kegiatan dengan benar. Karena kegiatan luar ruangan bermacam-macam, anak-anak masih belum paham dan hanya mengikuti arahan dari guru. Untuk pengembangan kemandirian anak, guru dan peneliti sepakat untuk memberi variasi kegiatan yang penting berada di luar ruangan. Anak-anak yang semula belum berani tampil untuk bermain bersama teman, terlihat mau mengikuti walaupun masih dipantau orang tua dari jauh atau dengan arahan guru kelas. Anak-anak juga mulai dapat mengungkapkan pendapatnya sendiri dengan bimbingan guru. Pada kegiatan permainan Ambilkan Sepatuku, tujuan guru adalah agar anak mau melepas dan memakai sepatu sendiri mengingat anak masuk kelas dengan melepas sepatu. Selama pengamatan awal, anak-anak masih ada yang melepas dan memakai sepatu dengan bantuan guru maupun orang tua. Dalam kegiatan permainan, anak-anak masih terlihat bingung dan bahkan ada yang menangis karena tidak mau melepas sepatunya. NIS mencari ayahnya dan 60 menangis. Namun dengan bimbingan guru, akhirnya NIS mau mengikuti permainan pada kelompok selanjutnya. Anak masih diarahkan anak lain dan juga dibimbing guru dalam mengambil sepatu milik temannya. Kegiatan di luar kelas lainnya seperti penugasan luar ruang dan pengamatan lingkungan sekitar sudah berjalan dengan lancar dan anak dapat mengikuti walaupun harus dengan arahan dan bimbingan guru. Anak-anak mengerti tugasnya sendiri dan mempunyai inisiatif mengerjakan. Namun ada juga anak yang harus terus dibimbing oleh guru atau dibantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru bertugas memberikan kesempatan anak untuk bertanggungjawab terhadap tugas dan kebutuhannya. Guru juga memberikan motivasi pada anak dan memberikan dorongan untuk berpendapat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membangun pikiran anak. Anak-anak seperti terlihat lebih aktif ketika di luar ruangan dan mulai membiasakan diri untuk ikut berkegiatan di luar ruangan. Pada pengamatan setelah siklus, peneliti mengamati kegiatan anak selama di sekolah mulai dari masuk kelas sampai pulang sekolah. Tujuannya untuk mengetahui hasil pengaruh kegiatan di luar kelas terhadap peningkatan kemandirian anak. Selama pengamatan, masih banyak anak yang belum mencapai indikator kemandirian yang diharapkan. Anak masih ada yang belum mengerjakan tugas sendiri dan masih dibantu, anak masih ditunggu dan belum percaya diri ketika guru memberikan kesempatan anak untuk tampil. Berikut ini hasil observasi peningkatan kemandirian anak walaupun belum maksimal dan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. 61 Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Anak Setelah Siklus I No Nama Anak Kemunculan indikator kemandirian anak kelompok B Jumlah Peluang Persentase Kriteria 1 2 3 4 5 6 1. Hda 15 14 16 17 16 14 92 120 76,7 Berkembang sangat baik 2. Put 11 14 12 10 13 11 71 120 59,2 Berkembang sesuai harapan 3. Pim 7 11 11 10 13 10 62 120 51,7 Berkembang sesuai harapan 4. Gal 11 12 11 9 12 13 68 120 56,7 Berkembang sesuai harapan 5. Dan 8 8 12 10 12 14 64 120 53,3 Berkembang sesuai harapan 6. Riz 10 11 10 13 15 13 72 120 60 Berkembang sesuai harapan 7. Iku 14 16 15 14 17 15 91 120 75,8 Berkembang sangat baik 8. Fhr 10 7 8 10 10 8 53 120 44,2 Mulai berkembang 9. Uzn 8 8 - 9 11 9 45 100 45 Mulai berkembang 10. Fhl - 8 - 12 12 11 43 80 53,8 Berkembang sesuai harapan 11. Fiz 8 6 - 10 13 - 37 80 46,3 Mulai berkembang 12. Isn 14 13 16 15 16 16 90 120 75 Berkembang sesuai harapan 13. Ita 16 14 15 15 16 16 92 120 76,7 Berkembang sangat baik 14. Nur 8 10 11 9 9 6 56 120 46,7 Mulai berkembang 15. Lrs 7 5 7 10 9 7 45 120 37,5 Belum berkembang 16. Pep 10 9 10 11 13 11 64 120 53,3 Berkembang sesuai harapan 17. Ayd 8 10 10 9 12 11 60 120 50 Mulai berkembang 18. Nis 9 6 7 10 9 11 52 120 43,3 Mulai berkembang 19. Ris 14 10 14 15 14 10 77 120 64,2 Berkembang sesuai harapan 20. Nov 12 9 12 15 13 11 72 120 60 Berkembang sesuai harapan 21. Iis 10 8 8 12 11 11 60 120 50 Mulai berkembang 22. Lia 10 13 12 10 11 12 68 120 56,7 Berkembang sesuai harapan 23. Lin 12 12 10 9 13 10 66 120 55 Berkembang sesuai harapan 24. Ach 10 13 13 12 11 9 68 120 68 Berkembang sesuai harapan Data tersebut di atas menunjukkan bahwa ketercapaian pada pengamatan setelah Siklus I bahwa yang mencapai kriteria belum berkembang masih ada 1 anak, mulai berkembang sebanyak 8 anak, berkembang sesuai harapan tercapai sebanyak 12 anak dan yang berkembang sangat baik tercapai sebanyak 3 anak. Adapun rekapitulasi dari data kemandirian anak dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemandirian Anak Pasca Siklus I No. Kriteria Jumlah Anak Persentase 1. Berkembang sangat baik 3 12,5 2. Berkembang sesuai harapan 12 50 3. Mulai berkembang 8 33,3 4. Belum berkembang 1 4,2 62 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kemandirian anak setelah tindakan Siklus I yang mencapai kriteria berkembang sangat baik sebanyak 3 anak dengan persentase 12,5. Sementara yang mencapai kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 12 anak dengan persentase 50, kriteria mulai berkembang sebanyak 8 anak dengan persentase 33,3 dan kriteria belum berkembang sebanyak 1 anak dengan persentase 4,2 .

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk merefleksi penelitian pada siklus sebelumnya apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Refleksi juga dimaksudkan untuk merencanakan kembali penelitian untuk siklus selanjutkan karena masih terdapat kekurangan pada penelitian sebelumnya. Kendala-kendala yang diperoleh pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1 Pada pertemuan awal anak masih bingung untuk melakukan kegiatan penugasan di luar ruangan karena sebelumnya jarang sekali kegiatan di luar ruangan selain jalan-jalan dan senam sehingga guru harus merancang kembali kegiatan di luar kelas yang menyenangkan untuk anak. 2 Guru masih harus memberikan bimbingan dan bantuan pada anak walaupun kegiatan sudah dibagi sehingga diperlukan tambahan tanya jawab atau bimbingan yang lebih terarah dari guru. 3 Indikator kemandirian yang diharapkan juga belum tercapai karena masih ada beberapa anak yang masih ditunggu dan harus dibantu guru dalam 63 mengerjakan tugas sehingga guru dapat memberikan reward agar anak lebih termotivasi. 4 Pada permainan kelompok, anak masih mengandalkan anak lain dan juga masih diarahkan teman untuk bermain sehingga guru dapat merancang permainan lain yang dapat mendukung berkembangnya kemandirian anak. Dari kendala-kendala tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk mengatasi masalah yang ada. Adapun diskusi yang dilakukan peneliti dan guru kelas yaitu: 1 Peneliti bersama guru kelas merancang kembali kegiatan yang dapat mengajak anak untuk berpartispasi aktif dalam pembelajaran. 2 Guru kelas menjelaskan aturan main kegiatan di luar ruangan sehingga lebih kondusif dan terarah. Anak juga mengerti tanggung jawabnya dan mau berpartisipasi dalam kegiatan di luar kelas. 3 Guru dan peneliti menyepakati untuk memberikan reward dalam bentuk bintang dan kesepakatan untuk sering belajar di luar kelas pada anak-anak. 4 Guru dan peneliti merancang permainan lain yang dapat mendukung berkembangnya kemandirian anak seperti permainan yang bersifat individual. Berdasarkan data yang diperoleh saat sebelum tindakan, proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada Siklus I serta data pengamatan setelah dilaksanakan tindakan dapat diamati bahwa kemandirian anak mengalami peningkatan terutama pada segi kemandirian mengerjakan tugas dan pemenuhan kebutuhan anak seperti mengambil peralatan dan mengembalikan ke tempatnya semula. Beberapa anak yang harus dibimbing dalam melakukan kegiatan juga 64 sudah dapat mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya. Namun beberapa kendala dan belum tercapainya indikator membuat peneliti harus melakukan tindakan selanjutnya di Siklus II.

2. Tindakan Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan refleksi pada Siklus I, Guru dan peneliti menyiapkan perencanaan yaitu sebagai berikut: 1 Melakukan koordinasi dengan guru sebagai kolaborator peneliti dengan memperhatikan refleksi dan perbaikan yang akan dilakukan 2 Menyusun Rencana Kegiatan Harian bersama dengan guru yang sesuai dengan Rencana kegiatan Mingguan yang telah ditetapkan. RKH ini digunakan untuk acuan dalam penyampaian pembelajaran pada Siklus II. 3 Mempersiapkan lembar observasi untuk peningkatan kemandirian anak di sekolah yang digunakan untuk pengumpulan data selama penelitian. 4 Mempersiapkan peralatan dan media yang dibutuhkan untuk kegiatan di luar kelas. 5 Menyiapkan alat dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti adalah mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pada saat anak belajar di luar kelas maupun pada saat pembelajaran pasca tindakan. Tugas guru 65 yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang sudah dibuat. Berikut ini uraian proses pelaksanaan kegiatan Siklus II. Kegiatan awal yang rutin dilakukan adalah anak berbaris di depan kelas dan m elakukan gerakan ringan sebelum masuk kelas. Namun jika hari Jum‟at, anak senam bersama terlebih dahulu di halaman sekolah. Selanjutnya setelah masuk kelas, anak duduk melingkar di karpet atau tikar yang telah disiapkan. Anak membaca doa bersama, menghafal beberapa surat pendek, hadist dan doa sehari-hari. 1. Penelitian Tindakan Siklus II Pertemuan I Penelitian tindakan Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Dokumen yang terkait

PENGARUH PERMAINAN PLASTISIN TERHADAP KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH, KARANGMOJO, Pengaruh Permainan Plastisin Terhadap Kreativitas Anak Kelompok B Di TK Masyithoh, Karangmojo, Gunungkidul Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 16

PENGARUH PERMAINAN PLASTISIN TERHADAP KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK MASYITHOH, KARANGMOJO, Pengaruh Permainan Plastisin Terhadap Kreativitas Anak Kelompok B Di TK Masyithoh, Karangmojo, Gunungkidul Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 13

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Kegiatan Gerak Dan Lagu Kelompok B Di TK Pertiwi Ceporan I Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 15

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK Peningkatan Kecerdasan Kinestetik Anak Melalui Kegiatan Gerak Dan Lagu Kelompok B Di TK Pertiwi Ceporan I Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 13

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B Peningkatan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Bebas Pada Anak Kelompok B Di TK Pertiwi 1 Cawas Kecamatan Cawas Tahun 2011 / 2012.

0 1 15

STUDI KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS II KECAMATAN KRETEK, BANTUL.

0 0 127

PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK DI SEKOLAH MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK PKK PRAWIROTAMAN YOGYAKARTA.

0 19 194

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KARTU KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK MASYITHOH NGASEM SEWON BANTUL YOGYAKARTA.

0 0 168

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

1 6 73

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL.

2 9 187