52
kelasdengan bentuk kegiatan yang berbeda sesuai dengan tema yakni diri sendiri. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan penelitian tindakan.
2 Peneliti menyusun Rencana Kegiatan Harian bersama dengan guru kelas
sesuai dengan tema dan RKM sekolah. 3
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan di luar kelas.
Kegiatan yang akan dilakukan yakni penugasan di luar kelas, permainan kelompok dan eksplorasi sekitar sekolah.
4 Mempersiapkan lembar observasi untuk melihat peningkatan kemandirian
anak dan peralatan untuk dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti adalah mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pada saat anak
belajar di luar kelas maupun pada saat pembelajaran pasca tindakan. Peneliti melakukan observasi dengan dibantu guru pendamping. Tugas guru kelas yaitu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang sudah dibuat. Kegiatan awal yang rutin dilakukan adalah anak berbaris di depan kelas
dan melakukan ger akan ringan sebelum masuk kelas. Namun jika hari Jum‟at,
53
anak senam bersama terlebih dahulu di halaman sekolah. Selanjutnya setelah masuk kelas, anak duduk melingkar di karpet atau tikar yang telah disiapkan.
Anak membaca doa bersama, menghafal beberapa surat pendek, hadist dan doa sehari-hari. Guru biasanya akan menawarkan kepada anak apa saja yang akan
dihafal hari itu. Selama pelaksanaan tindakan, di awal pembelajaran, guru menekankan tujuan penanaman kemandirian anak dan memberikan apresiasi
untuk anak yang mau mandiri. Guru juga mendorong anak lain yang belum mandiri untuk berusaha tidak bergantung pada orang lain terutama untuk anak
yang masih ditunggu dan diantar sampai kelas. 1.
Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2015. Tema
kegiatan pada hari itu adalah diri sendiri dengan sub tema panca indera dan diikuti oleh 23 anak.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris di depan kelas untuk yaitu kegiatan motorik anak dengan melakukan beberapa gerakan ringan untuk
pemanasan sebelum berkegiatan. Kegiatan berbaris dipimpin oleh salah satu anak yang ditunjuk guru dan bergiliran setiap hari. Dalam kegiatan ini terlihat bahwa
ada beberapa anak yang masih ditunggu oleh orang tuanya dari awal pembelajaran samapi kegiatan sekolah selesai. Anak belum mau berpisah dengan orang tua dan
bahkan belum mau ditinggal. Setelah selesai kegiatan berbaris, anak diajak untuk duduk melingkar di
karpet yang sudah disediakan guru. Anak bersama guru berdoa bersama-sama, mengucapkan kalimat syahadat dan menghafal beberapa surat pendek. Terlihat
54
ada anak yang kurang nyaman ketika di kelas dan sering menengok keluar untuk mencari orang tuanya. Bahkan ada anak yang masih berada di luar karena tidak
mau ditinggal oleh orang tua. Guru menyapa anak dengan salam dan menanyakan kepada anak siapa teman yang tidak berangkat.
Guru kemudian mengajak anak untuk bernyanyi “dua mata saya” dan menanyakan tentang panca indera yang dipunyai anak. Guru menjelaskan juga
mengenai anak yang mandiri yang tidak bergantung kepada orang lain serta mengingatkan anak untuk mau ditinggal oleh orang tuanya. Guru menunjuk
beberapa anak yang belum mau ditinggal dan anak yang masih belum percaya diri mengungkapkan pendapatnya. Selanjutnya guru menerangkan beberapa kegiatan
yang harus diikuti anak selama hari itu yakni kegiatan menggambar orang dengan proporsi tubuh yang lengkap, menghubungkan gambar dengan tulisan dan
menyebutkan benda-benda di sekitar anak. Anak-anak diminta untuk memilih kegiatan yang akan dilakukan terlebih dahulu sesuai dengan sudut yang mereka
pilih. Pada saat kegiatan inti salah satunya adalah kegiatan di luar kelas berupa
penugasan menggambar orang dengan proporsi tubuh lengkap di luar ruangan. Guru dan peneliti sudah mempersiapkan beberapa tempat untuk dapat digunakan
anak menggambar di luar ruangan. Tujuannya juga agar anak lebih fresh dan tidak jenuh berada di ruangan. Selain itu untuk melihat kemandirian anak dalam
melaksanakan tugasnya sendiri tanpa bantuan guru. Media yang digunakan anak yakni menggunakan krayon atau pensil warna milik sendiri dan anak harus
mempersiapkan sendiri peralatan yang akan mereka gunakan.
55
Kegiatan di luar kelas dilakukan setelah anak selesai mengerjakan kegiatan dalam kelas. Guru mengarahkan anak untuk menyiapkan peralatan menggambar
seperti pensil, krayon, buku gambar dan alat lain yang diperlukan anak untuk menggambar. Terlihat 5 anak yang masih dibantu guru dan orang tua dalam
mengambil peralatan. Anak-anak lalu keluar ruang kelas dan memakai sandal yang tersedia di rak sepatu. Guru mengarahkan anak untuk menempati tempat
yang ada sesuai dengan yang disukai anak. NUR dan LRS terlihat memisahkan diri dari teman-temannya dan mengerjakan di dekat orang tua yang menunggu.
Guru pendamping lalu mengarahkan anak tersebut untuk bergabung dengan teman. Di sela-sela kegiatan, guru sesekali memberikan pertanyaan seputar
gambar yang dilukis anak. Ada anak yang menjawab bahwa dia sedang menggambar ibu guru yang sedang mengajar. Ada juga yang menggambar
ayahnya yang sedang bekerja dan ada yang menggambar tokoh dalam televisi yang sering ditonton anak. Kegiatan berlangsung dengan lancar, dan di akhir
kegiatan, guru mengingatkan anak untuk mencuci tangan dan minum. 2.
Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Jum‟at, 15 Agustus 2015 dengan tema diri sendiri dan sub tema panca indera. Jumlah anak yang mengikuti
kegiatan yaitu sebanyak 23 anak. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas pertemuan 2 pada Siklus I.
Anak tidak berbaris di depan kelas seperti hari biasanya karena setiap hari Jum‟at anak-anak diajak untuk senam bersama di halaman sekolah. Kegiatan
senam dilakukan bersama antara kelompok A dan kelompok B. Anak-anak
56
berjajar di halaman dengan arahan dari guru. Beberapa anak kelompok A masih didampingi oleh orang tua masing-masing. Anak kelompok B juga masih ada
yang ditunggu orang tua bahkan harus didampingi ketika senam. Setelah selesai senam, kemudian dilanjutkan masuk kelas dengan berbaris seperti kereta.
Sebelum kegiatan dimulai, guru menawarkan kepada anak apabila ada yang ingin minum dan pergi ke toilet. UZN menarik-narik tangan ayahnya untuk
mengambilkan minum dan NUR mengajak ibunya untuk menemani ke toilet. Anak-anak lain diajak guru untuk duduk melingkar di karpet dan mengawali
kegiatan dengan berdoa bersama-sama dan menghafal beberapa surat pendek serta hadist.
Kegiatan di luar kelas pada pertemuan 2 dilakukan dengan permainan yang sudah disiapkan oleh peneliti dan dilaksanakan pada kegiatan inti. Namun
sebelumnya, anak diminta untuk mengerjakan kegiatan lain di dalam kelas sesuai dengan RKH yang telah dibuat. Anak bebas memilih kegiatan yang akan
dilakukan terlebih dahulu karena kegiatan di kelompok B menggunakan model sudut.
Kegiatan di luar kelas pada pertemuan 2 dilakukan dengan permainan yang sudah disiapkan oleh peneliti dan dilaksanakan pada kegiatan inti. Anak-
anak yang sudah selesai kegiatan di dalam ruangan, dikondisikan oleh guru untuk menuju ke luar dan bersiap untuk melakukan permainan. Setelah semua
berkumpul, anak-anak diajak untuk berdiri melingkar dan berhitung satu persatu. Guru lalu membagi anak menjadi beberapa kelompok untuk segera melakukan
permainan. Permainan hari itu adalah permainan “Ambilkan Sepatuku” yang
57
dipandu oleh guru. Tujuan permainan ini adalah mengajak anak untuk mau bermain bersama dan tidak takut bermain. Anak juga diajak untuk aktif dan
mengikuti aturan yang disampaikan. Selain itu anak juga terlatih untuk melepas dan memakai sepatu mereka sendiri tanpa harus dibantu.
Pada permainan Ambilkan Sepatuku ini, anak dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing berjumlah 7-8 anak. Anak-anak diminta untuk berbaris
rapi dan mendengarkan arahan guru. Anak terlihat antusias dalam mengikuti permainan. Namun karena permainan dalam kelompok, anak terlihat
mengarahkan teman lainnya dengan menunjukkan sepatu milik temannya sehingga suasana kurang kondusif dan anak tidak berpikir sendiri. Guru
memberikan semangat kepada anak untuk ikut bermain dan berpesan agar anak terbiasa memakai sepatu sendiri.
3. Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 3
Kegiatan Siklus I pertemuan 3 dilakukan pada hari Sabtu, 15 Agustus 2015. Jumlah murid yang mengikuti ada sebanyak 22 anak. Kegiatan
pembelajaran bertemakan diri sendiri dengan sub tema panca indera. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris dan kegiatan motorik berupa jalan ditempat
dan peregangan. Anak masuk kelas melewati papan titian. Beberapa anak ada yang belum berani dan harus dibantu. Sedangkan AYD sama sekali tidak mau
melakukan padahal sudah dibimbing guru. Kemudian dilanjutkan dengan masuk kelas untuk berdoa bersama.
Kegiatan di luar kelas pada hari itu adalah kegiatan pengamatan di luar ruangan eksplorasi dengan mengoptimalkan panca indera yang dimiliki anak.
58
Anak-anak diajak untuk membuat lingkaran di halaman sekolah dan bernyanyi bersama. Anak-anak semua mengikuti dengan antusias. Di sela-sela kegiatan,
guru mengajak anak untuk menjadi anak yang mandiri dan mau mengikuti kegiatan di sekolah tanpa harus didampingi orang tua dan berani. Anak-anak
diajak untuk menunjuk panca indera yang dimiliki selama berdiri membentuk lingkaran. Guru mengajak anak berputar membentuk kereta sambil bernyanyi.
Aktivitas berikutnya guru memberikan arahan kepada anak untuk berjalan di kebun belakang sekolah dan anak-anak mengikuti dengan antusias. Setiba di
kebun, guru menanyakan apa kegunaan panca indera mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Anak-anak menjawab dengan lantang, namun ada juga yang tidak
menjawab. Anak-anak diajak untuk mengamati lingkungan sekitar dengan menggunakan indera mata serta menyebutkan hal-hal yang dapat dilihat. Anak-
anak menyebutkan dengan serempak bahkan ada yang menunjuk dengan memegang tanaman yang dilihatnya. Anak-anak menyebutkan berbagai tanaman
seperti tanaman bayam, singkong, jagung, melinjo, mandingan bahkan rumput. Guru mengajak anak untuk mengapresiasi anak-anak yang mau mandiri, mau
ditinggal orang tua dan mau menjawab pertanyaan yang diberikan. ITA mengangkat tangan dan mengajak guru ke kelas karena sudah merasa panas. Guru
memberi jempol dan mengajak anak untuk berbaris membuat kereta lagi menuju ke kelas.
Kegiatan akhir diisi dengan bernyanyi bersama atau tepuk bersama melingkar di tikar. Setelah itu dilakukan recalling evaluasi berupa tanya jawab
tentang kegiatan pada hari itu kemudian ditutup dengan berdoa dan salam.
59
c. Observasi
Proses pembelajaran selama Siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga berjalan dengan lancar dan sesuai rencana. Pengamatan terhadap
kemandirian anak kelompok B dilakukan selama 1 minggu setelah pelaksanaan tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan, yang teramati adalah penekanan proses
pembelajaran yang mengembangkan kemandirian anak. Pada awalnya anak antusias dan penasaran dengan kegiatan di luar kelas
yang akan dilaksanakan karena selama ini kegiatan terfokus pada kegiatan di dalam ruangan. Anak diberikan penjelasan dan gambaran terlebih dahulu sebelum
melakukan kegiatan bermain agar anak dapat melakukan kegiatan dengan benar. Karena kegiatan luar ruangan bermacam-macam, anak-anak masih belum paham
dan hanya mengikuti arahan dari guru. Untuk pengembangan kemandirian anak, guru dan peneliti sepakat untuk memberi variasi kegiatan yang penting berada di
luar ruangan. Anak-anak yang semula belum berani tampil untuk bermain bersama teman, terlihat mau mengikuti walaupun masih dipantau orang tua dari
jauh atau dengan arahan guru kelas. Anak-anak juga mulai dapat mengungkapkan pendapatnya sendiri dengan bimbingan guru.
Pada kegiatan permainan Ambilkan Sepatuku, tujuan guru adalah agar anak mau melepas dan memakai sepatu sendiri mengingat anak masuk kelas
dengan melepas sepatu. Selama pengamatan awal, anak-anak masih ada yang melepas dan memakai sepatu dengan bantuan guru maupun orang tua. Dalam
kegiatan permainan, anak-anak masih terlihat bingung dan bahkan ada yang menangis karena tidak mau melepas sepatunya. NIS mencari ayahnya dan
60
menangis. Namun dengan bimbingan guru, akhirnya NIS mau mengikuti permainan pada kelompok selanjutnya. Anak masih diarahkan anak lain dan juga
dibimbing guru dalam mengambil sepatu milik temannya. Kegiatan di luar kelas lainnya seperti penugasan luar ruang dan pengamatan lingkungan sekitar sudah
berjalan dengan lancar dan anak dapat mengikuti walaupun harus dengan arahan dan bimbingan guru. Anak-anak mengerti tugasnya sendiri dan mempunyai
inisiatif mengerjakan. Namun ada juga anak yang harus terus dibimbing oleh guru atau dibantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru bertugas memberikan kesempatan anak untuk bertanggungjawab terhadap tugas dan kebutuhannya.
Guru juga memberikan motivasi pada anak dan memberikan dorongan untuk berpendapat dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membangun
pikiran anak. Anak-anak seperti terlihat lebih aktif ketika di luar ruangan dan mulai membiasakan diri untuk ikut berkegiatan di luar ruangan.
Pada pengamatan setelah siklus, peneliti mengamati kegiatan anak selama di sekolah mulai dari masuk kelas sampai pulang sekolah. Tujuannya untuk
mengetahui hasil pengaruh kegiatan di luar kelas terhadap peningkatan kemandirian anak. Selama pengamatan, masih banyak anak yang belum mencapai
indikator kemandirian yang diharapkan. Anak masih ada yang belum mengerjakan tugas sendiri dan masih dibantu, anak masih ditunggu dan belum percaya diri
ketika guru memberikan kesempatan anak untuk tampil. Berikut ini hasil observasi peningkatan kemandirian anak walaupun belum
maksimal dan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.
61
Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Anak Setelah Siklus I
No Nama
Anak Kemunculan indikator
kemandirian anak kelompok B
Jumlah Peluang
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 6
1. Hda
15 14 16 17 16 14
92 120
76,7
Berkembang sangat baik
2. Put
11 14 12 10 13 11
71 120
59,2
Berkembang sesuai harapan
3. Pim
7 11 11
10 13 10 62
120 51,7
Berkembang sesuai harapan
4. Gal
11 12 11 9 12 13
68 120
56,7
Berkembang sesuai harapan
5. Dan
8 8
12 10 12 14
64 120
53,3
Berkembang sesuai harapan
6. Riz
10 11 10 13 15 13
72 120
60
Berkembang sesuai harapan
7. Iku
14 16 15 14 17 15
91 120
75,8
Berkembang sangat baik
8. Fhr
10 7 8
10 10 8
53 120
44,2
Mulai berkembang
9. Uzn
8 8
- 9 11
9 45
100 45
Mulai berkembang
10. Fhl
- 8
- 12 12 11
43 80
53,8
Berkembang sesuai harapan
11. Fiz
8 6
- 10 13
- 37
80 46,3
Mulai berkembang
12. Isn
14 13 16 15 16 16
90 120
75
Berkembang sesuai harapan
13. Ita
16 14 15 15 16 16
92 120
76,7
Berkembang sangat baik
14. Nur
8 10 11
9 9
6 56
120 46,7
Mulai berkembang
15. Lrs
7 5
7 10
9 7
45 120
37,5
Belum berkembang
16. Pep
10 9 10
11 13 11 64
120 53,3
Berkembang sesuai harapan
17. Ayd
8 10 10
9 12 11 60
120 50
Mulai berkembang
18. Nis
9 6
7 10
9 11 52
120 43,3
Mulai berkembang
19. Ris
14 10 14 15 14 10
77 120
64,2
Berkembang sesuai harapan
20. Nov
12 9 12
15 13 11 72
120 60
Berkembang sesuai harapan
21. Iis
10 8 8
12 11 11 60
120 50
Mulai berkembang
22. Lia
10 13 12 10 11 12
68 120
56,7
Berkembang sesuai harapan
23. Lin
12 12 10 9 13 10
66 120
55
Berkembang sesuai harapan
24. Ach
10 13 13 12 11
9 68
120 68
Berkembang sesuai harapan
Data tersebut di atas menunjukkan bahwa ketercapaian pada pengamatan setelah Siklus I bahwa yang mencapai kriteria belum berkembang masih ada 1 anak,
mulai berkembang sebanyak 8 anak, berkembang sesuai harapan tercapai sebanyak 12 anak dan yang berkembang sangat baik tercapai sebanyak 3 anak.
Adapun rekapitulasi dari data kemandirian anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 5. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemandirian Anak Pasca Siklus I No.
Kriteria Jumlah Anak
Persentase 1.
Berkembang sangat baik 3
12,5 2.
Berkembang sesuai harapan 12
50 3.
Mulai berkembang 8
33,3 4.
Belum berkembang 1
4,2
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kemandirian anak setelah tindakan Siklus I yang mencapai kriteria berkembang sangat baik sebanyak 3 anak dengan
persentase 12,5. Sementara yang mencapai kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 12 anak dengan persentase 50, kriteria mulai berkembang sebanyak 8
anak dengan persentase 33,3 dan kriteria belum berkembang sebanyak 1 anak dengan persentase 4,2 .
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dimaksudkan untuk merefleksi penelitian pada siklus sebelumnya apakah sudah mencapai indikator keberhasilan atau belum. Refleksi
juga dimaksudkan untuk merencanakan kembali penelitian untuk siklus selanjutkan karena masih terdapat kekurangan pada penelitian sebelumnya.
Kendala-kendala yang diperoleh pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1
Pada pertemuan awal anak masih bingung untuk melakukan kegiatan penugasan di luar ruangan karena sebelumnya jarang sekali kegiatan di luar
ruangan selain jalan-jalan dan senam sehingga guru harus merancang kembali kegiatan di luar kelas yang menyenangkan untuk anak.
2 Guru masih harus memberikan bimbingan dan bantuan pada anak walaupun
kegiatan sudah dibagi sehingga diperlukan tambahan tanya jawab atau bimbingan yang lebih terarah dari guru.
3 Indikator kemandirian yang diharapkan juga belum tercapai karena masih ada
beberapa anak yang masih ditunggu dan harus dibantu guru dalam
63
mengerjakan tugas sehingga guru dapat memberikan reward agar anak lebih termotivasi.
4 Pada permainan kelompok, anak masih mengandalkan anak lain dan juga
masih diarahkan teman untuk bermain sehingga guru dapat merancang permainan lain yang dapat mendukung berkembangnya kemandirian anak.
Dari kendala-kendala tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk mengatasi masalah yang ada. Adapun diskusi yang dilakukan peneliti dan
guru kelas yaitu: 1
Peneliti bersama guru kelas merancang kembali kegiatan yang dapat mengajak anak untuk berpartispasi aktif dalam pembelajaran.
2 Guru kelas menjelaskan aturan main kegiatan di luar ruangan sehingga lebih
kondusif dan terarah. Anak juga mengerti tanggung jawabnya dan mau berpartisipasi dalam kegiatan di luar kelas.
3 Guru dan peneliti menyepakati untuk memberikan reward dalam bentuk
bintang dan kesepakatan untuk sering belajar di luar kelas pada anak-anak. 4
Guru dan peneliti merancang permainan lain yang dapat mendukung berkembangnya kemandirian anak seperti permainan yang bersifat individual.
Berdasarkan data yang diperoleh saat sebelum tindakan, proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada Siklus I serta data pengamatan setelah
dilaksanakan tindakan dapat diamati bahwa kemandirian anak mengalami peningkatan terutama pada segi kemandirian mengerjakan tugas dan pemenuhan
kebutuhan anak seperti mengambil peralatan dan mengembalikan ke tempatnya semula. Beberapa anak yang harus dibimbing dalam melakukan kegiatan juga
64
sudah dapat mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya. Namun beberapa kendala dan belum tercapainya indikator membuat peneliti harus melakukan
tindakan selanjutnya di Siklus II.
2. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dan refleksi pada Siklus I, Guru dan peneliti menyiapkan perencanaan yaitu sebagai berikut:
1 Melakukan koordinasi dengan guru sebagai kolaborator peneliti dengan
memperhatikan refleksi dan perbaikan yang akan dilakukan 2
Menyusun Rencana Kegiatan Harian bersama dengan guru yang sesuai dengan Rencana kegiatan Mingguan yang telah ditetapkan. RKH ini
digunakan untuk acuan dalam penyampaian pembelajaran pada Siklus II. 3
Mempersiapkan lembar observasi untuk peningkatan kemandirian anak di sekolah yang digunakan untuk pengumpulan data selama penelitian.
4 Mempersiapkan peralatan dan media yang dibutuhkan untuk kegiatan di luar
kelas. 5
Menyiapkan alat dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti adalah mengamati dan mendokumentasikan kegiatan pada saat anak
belajar di luar kelas maupun pada saat pembelajaran pasca tindakan. Tugas guru
65
yaitu melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang sudah dibuat. Berikut ini uraian proses pelaksanaan kegiatan Siklus II.
Kegiatan awal yang rutin dilakukan adalah anak berbaris di depan kelas dan m
elakukan gerakan ringan sebelum masuk kelas. Namun jika hari Jum‟at, anak senam bersama terlebih dahulu di halaman sekolah. Selanjutnya setelah
masuk kelas, anak duduk melingkar di karpet atau tikar yang telah disiapkan. Anak membaca doa bersama, menghafal beberapa surat pendek, hadist dan doa
sehari-hari. 1.
Penelitian Tindakan Siklus II Pertemuan I Penelitian tindakan Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari