52
kelasdengan bentuk kegiatan yang berbeda sesuai dengan tema yakni diri sendiri. Berikut gambaran penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1
Peneliti  berkolaborasi  dengan  guru  kelas  dalam  melaksanakan  penelitian tindakan.
2 Peneliti  menyusun  Rencana  Kegiatan  Harian  bersama  dengan  guru  kelas
sesuai dengan tema dan RKM sekolah. 3
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan di luar kelas.
Kegiatan  yang  akan  dilakukan  yakni  penugasan  di  luar  kelas,  permainan kelompok dan eksplorasi sekitar sekolah.
4 Mempersiapkan  lembar  observasi  untuk  melihat  peningkatan  kemandirian
anak dan peralatan untuk dokumentasi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti  adalah  mengamati  dan  mendokumentasikan  kegiatan  pada  saat  anak
belajar  di  luar  kelas  maupun  pada  saat  pembelajaran  pasca  tindakan.  Peneliti melakukan  observasi  dengan  dibantu  guru  pendamping.  Tugas  guru  kelas  yaitu
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RKH yang sudah dibuat. Kegiatan  awal  yang  rutin  dilakukan  adalah  anak  berbaris  di  depan  kelas
dan  melakukan  ger akan  ringan  sebelum  masuk  kelas.  Namun  jika  hari  Jum‟at,
53
anak  senam  bersama  terlebih  dahulu  di  halaman  sekolah.  Selanjutnya  setelah masuk  kelas,  anak  duduk  melingkar  di  karpet  atau  tikar  yang  telah  disiapkan.
Anak  membaca  doa  bersama,  menghafal  beberapa  surat  pendek,  hadist  dan  doa sehari-hari.  Guru  biasanya  akan  menawarkan  kepada  anak  apa  saja  yang  akan
dihafal  hari  itu.  Selama  pelaksanaan  tindakan,  di  awal  pembelajaran,  guru menekankan  tujuan  penanaman  kemandirian  anak  dan  memberikan  apresiasi
untuk  anak  yang  mau  mandiri.  Guru  juga  mendorong  anak  lain  yang  belum mandiri  untuk  berusaha  tidak  bergantung  pada  orang  lain  terutama  untuk  anak
yang masih ditunggu dan diantar sampai kelas. 1.
Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 12 Agustus 2015. Tema
kegiatan pada hari itu adalah diri sendiri dengan sub tema panca indera dan diikuti oleh 23 anak.
Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris di depan kelas untuk yaitu kegiatan  motorik  anak  dengan  melakukan  beberapa  gerakan  ringan  untuk
pemanasan sebelum berkegiatan. Kegiatan berbaris dipimpin oleh salah satu anak yang  ditunjuk  guru  dan  bergiliran  setiap  hari.  Dalam  kegiatan  ini  terlihat  bahwa
ada beberapa anak yang masih ditunggu oleh orang tuanya dari awal pembelajaran samapi kegiatan sekolah selesai. Anak belum mau berpisah dengan orang tua dan
bahkan belum mau ditinggal. Setelah  selesai  kegiatan  berbaris,  anak  diajak  untuk    duduk  melingkar  di
karpet  yang  sudah  disediakan  guru.  Anak  bersama  guru  berdoa  bersama-sama, mengucapkan  kalimat  syahadat  dan  menghafal  beberapa  surat  pendek.  Terlihat
54
ada anak yang kurang nyaman ketika di kelas dan sering menengok keluar untuk mencari  orang  tuanya.  Bahkan  ada  anak  yang  masih  berada  di  luar  karena  tidak
mau ditinggal oleh orang tua. Guru menyapa anak dengan salam dan menanyakan kepada anak siapa teman yang tidak berangkat.
Guru  kemudian  mengajak  anak  untuk  bernyanyi  “dua  mata  saya”  dan menanyakan  tentang  panca  indera  yang  dipunyai  anak.  Guru  menjelaskan  juga
mengenai  anak  yang  mandiri  yang  tidak  bergantung  kepada  orang  lain  serta mengingatkan  anak  untuk  mau  ditinggal  oleh  orang  tuanya.  Guru  menunjuk
beberapa anak yang belum mau ditinggal dan anak yang masih belum percaya diri mengungkapkan  pendapatnya.  Selanjutnya  guru  menerangkan  beberapa  kegiatan
yang harus diikuti anak selama hari itu yakni kegiatan menggambar orang dengan proporsi  tubuh  yang  lengkap,  menghubungkan  gambar  dengan  tulisan  dan
menyebutkan  benda-benda  di  sekitar  anak.  Anak-anak  diminta  untuk  memilih kegiatan  yang  akan  dilakukan  terlebih  dahulu  sesuai  dengan  sudut  yang  mereka
pilih. Pada saat kegiatan inti salah satunya adalah  kegiatan di luar kelas berupa
penugasan  menggambar  orang  dengan  proporsi  tubuh  lengkap  di  luar  ruangan. Guru dan peneliti sudah mempersiapkan beberapa tempat untuk dapat digunakan
anak menggambar di luar ruangan. Tujuannya juga agar anak lebih fresh dan tidak jenuh  berada  di  ruangan.  Selain  itu  untuk  melihat  kemandirian  anak  dalam
melaksanakan  tugasnya  sendiri  tanpa  bantuan  guru.  Media  yang  digunakan  anak yakni  menggunakan  krayon  atau  pensil  warna  milik  sendiri  dan  anak  harus
mempersiapkan sendiri peralatan yang akan mereka gunakan.
55
Kegiatan di luar kelas dilakukan setelah anak selesai mengerjakan kegiatan dalam  kelas.  Guru  mengarahkan  anak  untuk  menyiapkan  peralatan  menggambar
seperti  pensil,  krayon,  buku  gambar  dan  alat  lain  yang  diperlukan  anak  untuk menggambar.  Terlihat  5  anak  yang  masih  dibantu  guru  dan  orang  tua  dalam
mengambil  peralatan.  Anak-anak  lalu  keluar  ruang  kelas  dan  memakai  sandal yang  tersedia  di  rak  sepatu.  Guru  mengarahkan  anak  untuk  menempati  tempat
yang  ada  sesuai  dengan  yang  disukai  anak.  NUR  dan  LRS  terlihat  memisahkan diri  dari  teman-temannya  dan  mengerjakan  di  dekat  orang  tua  yang  menunggu.
Guru  pendamping  lalu  mengarahkan  anak  tersebut  untuk  bergabung  dengan teman.  Di  sela-sela  kegiatan,  guru  sesekali  memberikan  pertanyaan  seputar
gambar  yang  dilukis  anak.  Ada  anak  yang  menjawab  bahwa  dia  sedang menggambar  ibu  guru  yang  sedang  mengajar.  Ada  juga  yang  menggambar
ayahnya  yang  sedang  bekerja  dan  ada  yang  menggambar  tokoh  dalam  televisi yang  sering  ditonton  anak.  Kegiatan  berlangsung  dengan  lancar,  dan  di  akhir
kegiatan, guru mengingatkan anak untuk mencuci tangan dan minum. 2.
Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 2 Pertemuan kedua
dilaksanakan pada hari Jum‟at, 15 Agustus 2015 dengan tema  diri  sendiri  dan  sub  tema  panca  indera.  Jumlah  anak  yang  mengikuti
kegiatan  yaitu  sebanyak  23  anak.  Berikut  gambaran  penelitian  tindakan  kelas pertemuan 2 pada Siklus I.
Anak tidak berbaris di depan kelas seperti hari biasanya karena setiap hari Jum‟at  anak-anak  diajak  untuk  senam  bersama  di  halaman  sekolah.  Kegiatan
senam  dilakukan  bersama  antara  kelompok  A  dan  kelompok  B.  Anak-anak
56
berjajar  di  halaman  dengan  arahan  dari  guru.  Beberapa  anak  kelompok  A  masih didampingi  oleh  orang  tua  masing-masing.  Anak  kelompok  B  juga  masih  ada
yang  ditunggu  orang  tua  bahkan  harus  didampingi  ketika  senam.  Setelah  selesai senam,  kemudian  dilanjutkan  masuk  kelas  dengan  berbaris  seperti  kereta.
Sebelum kegiatan dimulai, guru menawarkan kepada anak apabila ada yang ingin minum  dan  pergi  ke  toilet.  UZN  menarik-narik  tangan  ayahnya  untuk
mengambilkan  minum  dan  NUR  mengajak  ibunya  untuk  menemani  ke  toilet. Anak-anak  lain  diajak  guru  untuk  duduk  melingkar  di  karpet  dan  mengawali
kegiatan dengan berdoa bersama-sama dan menghafal beberapa surat pendek serta hadist.
Kegiatan  di  luar  kelas  pada  pertemuan  2  dilakukan  dengan  permainan yang  sudah  disiapkan  oleh  peneliti  dan  dilaksanakan  pada  kegiatan  inti.  Namun
sebelumnya, anak diminta untuk mengerjakan kegiatan lain di dalam kelas sesuai dengan  RKH  yang  telah  dibuat.  Anak  bebas  memilih  kegiatan  yang  akan
dilakukan  terlebih  dahulu  karena  kegiatan  di  kelompok  B  menggunakan  model sudut.
Kegiatan  di  luar  kelas  pada  pertemuan  2  dilakukan  dengan  permainan yang  sudah  disiapkan  oleh  peneliti  dan  dilaksanakan  pada  kegiatan  inti.    Anak-
anak yang sudah selesai kegiatan di dalam ruangan, dikondisikan oleh guru untuk menuju  ke  luar  dan  bersiap  untuk  melakukan  permainan.  Setelah  semua
berkumpul, anak-anak diajak untuk berdiri melingkar dan berhitung satu persatu. Guru  lalu  membagi  anak  menjadi  beberapa  kelompok  untuk  segera  melakukan
permainan.  Permainan  hari  itu  adalah  permainan  “Ambilkan  Sepatuku”  yang
57
dipandu  oleh  guru.    Tujuan  permainan  ini  adalah  mengajak  anak  untuk  mau bermain  bersama  dan  tidak  takut  bermain.  Anak  juga  diajak  untuk  aktif  dan
mengikuti  aturan  yang  disampaikan.  Selain  itu  anak  juga  terlatih  untuk  melepas dan memakai sepatu mereka sendiri tanpa harus dibantu.
Pada permainan Ambilkan Sepatuku ini, anak dibagi menjadi 4 kelompok dengan  masing-masing  berjumlah  7-8  anak.  Anak-anak  diminta  untuk  berbaris
rapi  dan  mendengarkan  arahan  guru.  Anak  terlihat  antusias  dalam  mengikuti permainan.  Namun  karena  permainan  dalam  kelompok,  anak  terlihat
mengarahkan  teman  lainnya  dengan  menunjukkan  sepatu  milik  temannya sehingga  suasana  kurang  kondusif  dan  anak  tidak  berpikir  sendiri.  Guru
memberikan  semangat  kepada  anak  untuk  ikut  bermain  dan  berpesan  agar  anak terbiasa memakai sepatu sendiri.
3. Penelitian Tindakan Siklus I Pertemuan 3
Kegiatan  Siklus  I  pertemuan  3  dilakukan  pada  hari  Sabtu,  15  Agustus 2015.  Jumlah  murid  yang  mengikuti  ada  sebanyak  22  anak.  Kegiatan
pembelajaran  bertemakan  diri  sendiri  dengan  sub  tema  panca  indera.  Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berbaris dan kegiatan motorik berupa jalan ditempat
dan  peregangan.  Anak  masuk  kelas  melewati  papan  titian.  Beberapa  anak  ada yang  belum  berani  dan  harus  dibantu.  Sedangkan  AYD  sama  sekali  tidak  mau
melakukan  padahal  sudah  dibimbing  guru.  Kemudian  dilanjutkan  dengan  masuk kelas untuk berdoa bersama.
Kegiatan  di  luar  kelas  pada  hari  itu  adalah  kegiatan  pengamatan  di  luar ruangan  eksplorasi  dengan  mengoptimalkan  panca  indera  yang  dimiliki  anak.
58
Anak-anak  diajak  untuk  membuat  lingkaran  di  halaman  sekolah  dan  bernyanyi bersama.  Anak-anak  semua  mengikuti  dengan  antusias.  Di  sela-sela  kegiatan,
guru  mengajak  anak  untuk  menjadi  anak  yang  mandiri  dan  mau  mengikuti kegiatan  di  sekolah  tanpa  harus  didampingi  orang  tua  dan  berani.  Anak-anak
diajak  untuk  menunjuk  panca  indera  yang  dimiliki  selama  berdiri  membentuk lingkaran. Guru mengajak anak berputar membentuk kereta sambil bernyanyi.
Aktivitas berikutnya guru memberikan arahan kepada anak untuk berjalan di  kebun  belakang  sekolah  dan  anak-anak  mengikuti  dengan  antusias.  Setiba  di
kebun, guru menanyakan apa kegunaan panca indera mata, hidung, lidah, telinga dan  kulit.  Anak-anak  menjawab  dengan  lantang,  namun  ada  juga  yang  tidak
menjawab.  Anak-anak  diajak  untuk  mengamati  lingkungan  sekitar  dengan menggunakan  indera  mata  serta  menyebutkan  hal-hal  yang  dapat  dilihat.  Anak-
anak  menyebutkan  dengan  serempak  bahkan  ada  yang  menunjuk  dengan memegang  tanaman  yang  dilihatnya.  Anak-anak  menyebutkan  berbagai  tanaman
seperti  tanaman  bayam,  singkong,  jagung,  melinjo,  mandingan  bahkan  rumput. Guru  mengajak  anak  untuk  mengapresiasi  anak-anak  yang  mau  mandiri,  mau
ditinggal  orang  tua  dan  mau  menjawab  pertanyaan  yang  diberikan.  ITA mengangkat tangan dan mengajak guru ke kelas karena sudah merasa panas. Guru
memberi jempol  dan mengajak anak untuk  berbaris membuat  kereta lagi  menuju ke kelas.
Kegiatan  akhir  diisi  dengan  bernyanyi  bersama  atau  tepuk  bersama melingkar di  tikar. Setelah itu dilakukan  recalling evaluasi berupa tanya jawab
tentang kegiatan pada hari itu kemudian ditutup dengan berdoa dan salam.
59
c. Observasi
Proses  pembelajaran  selama  Siklus  I  dari  pertemuan  pertama,  kedua  dan ketiga  berjalan  dengan  lancar  dan  sesuai  rencana.  Pengamatan  terhadap
kemandirian  anak  kelompok  B  dilakukan  selama  1  minggu  setelah  pelaksanaan tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan, yang teramati adalah penekanan proses
pembelajaran yang mengembangkan kemandirian anak. Pada  awalnya  anak  antusias  dan  penasaran  dengan  kegiatan  di  luar  kelas
yang  akan  dilaksanakan  karena  selama  ini  kegiatan  terfokus  pada  kegiatan  di dalam ruangan. Anak diberikan penjelasan dan gambaran terlebih dahulu sebelum
melakukan  kegiatan  bermain  agar  anak  dapat  melakukan  kegiatan  dengan  benar. Karena kegiatan luar ruangan bermacam-macam, anak-anak masih belum paham
dan  hanya  mengikuti  arahan  dari  guru.  Untuk  pengembangan  kemandirian  anak, guru dan peneliti sepakat untuk memberi variasi kegiatan yang penting berada di
luar  ruangan.  Anak-anak  yang  semula  belum  berani  tampil  untuk  bermain bersama  teman,  terlihat  mau  mengikuti  walaupun  masih  dipantau  orang  tua  dari
jauh atau dengan arahan guru kelas. Anak-anak juga mulai dapat mengungkapkan pendapatnya sendiri dengan bimbingan guru.
Pada  kegiatan  permainan  Ambilkan  Sepatuku,  tujuan  guru  adalah  agar anak  mau  melepas  dan  memakai  sepatu  sendiri  mengingat  anak  masuk  kelas
dengan  melepas  sepatu.  Selama  pengamatan  awal,  anak-anak  masih  ada  yang melepas  dan  memakai  sepatu  dengan  bantuan  guru  maupun  orang  tua.  Dalam
kegiatan  permainan,  anak-anak  masih  terlihat  bingung  dan  bahkan  ada  yang menangis  karena  tidak  mau  melepas  sepatunya.  NIS    mencari  ayahnya  dan
60
menangis.  Namun  dengan  bimbingan  guru,  akhirnya  NIS  mau  mengikuti permainan pada kelompok selanjutnya. Anak masih diarahkan anak lain dan juga
dibimbing guru dalam mengambil sepatu  milik temannya. Kegiatan di  luar kelas lainnya  seperti  penugasan  luar  ruang  dan  pengamatan  lingkungan  sekitar  sudah
berjalan dengan lancar dan anak dapat  mengikuti  walaupun harus dengan arahan dan  bimbingan  guru.  Anak-anak  mengerti  tugasnya  sendiri  dan  mempunyai
inisiatif mengerjakan. Namun ada juga anak yang harus terus dibimbing oleh guru atau dibantu dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pada  saat  pelaksanaan  pembelajaran,  guru  bertugas  memberikan kesempatan  anak  untuk  bertanggungjawab  terhadap  tugas  dan  kebutuhannya.
Guru  juga  memberikan  motivasi  pada  anak  dan  memberikan  dorongan  untuk berpendapat  dengan  memberikan  pertanyaan-pertanyaan  yang  membangun
pikiran  anak.    Anak-anak  seperti  terlihat  lebih  aktif  ketika  di  luar  ruangan  dan mulai membiasakan diri untuk ikut berkegiatan di luar ruangan.
Pada pengamatan setelah siklus, peneliti mengamati kegiatan anak selama di  sekolah  mulai  dari  masuk  kelas  sampai  pulang  sekolah.  Tujuannya  untuk
mengetahui  hasil  pengaruh  kegiatan  di  luar  kelas  terhadap  peningkatan kemandirian anak. Selama pengamatan, masih banyak anak yang belum mencapai
indikator kemandirian yang diharapkan. Anak masih ada yang belum mengerjakan tugas  sendiri  dan  masih  dibantu,  anak  masih  ditunggu  dan  belum  percaya  diri
ketika guru memberikan kesempatan anak untuk tampil. Berikut ini hasil observasi peningkatan kemandirian anak walaupun belum
maksimal dan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian.
61
Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Anak Setelah Siklus I
No Nama
Anak Kemunculan indikator
kemandirian anak kelompok B
Jumlah Peluang
Persentase Kriteria
1 2
3 4
5 6
1. Hda
15  14  16 17  16  14
92 120
76,7
Berkembang sangat baik
2. Put
11  14  12 10  13  11
71 120
59,2
Berkembang sesuai harapan
3. Pim
7 11  11
10  13  10 62
120 51,7
Berkembang sesuai harapan
4. Gal
11  12  11 9  12  13
68 120
56,7
Berkembang sesuai harapan
5. Dan
8 8
12 10  12  14
64 120
53,3
Berkembang sesuai harapan
6. Riz
10  11  10 13  15  13
72 120
60
Berkembang sesuai harapan
7. Iku
14  16  15 14  17  15
91 120
75,8
Berkembang sangat baik
8. Fhr
10  7 8
10  10 8
53 120
44,2
Mulai berkembang
9. Uzn
8 8
- 9  11
9 45
100 45
Mulai berkembang
10. Fhl
- 8
- 12  12  11
43 80
53,8
Berkembang sesuai harapan
11. Fiz
8 6
- 10  13
- 37
80 46,3
Mulai berkembang
12. Isn
14  13  16 15  16  16
90 120
75
Berkembang sesuai harapan
13. Ita
16  14  15 15  16  16
92 120
76,7
Berkembang sangat baik
14. Nur
8 10  11
9 9
6 56
120 46,7
Mulai berkembang
15. Lrs
7 5
7 10
9 7
45 120
37,5
Belum berkembang
16. Pep
10  9 10
11  13  11 64
120 53,3
Berkembang sesuai harapan
17. Ayd
8 10  10
9  12  11 60
120 50
Mulai berkembang
18. Nis
9 6
7 10
9  11 52
120 43,3
Mulai berkembang
19. Ris
14  10  14 15  14  10
77 120
64,2
Berkembang sesuai harapan
20. Nov
12  9 12
15  13  11 72
120 60
Berkembang sesuai harapan
21. Iis
10  8 8
12  11  11 60
120 50
Mulai berkembang
22. Lia
10  13  12 10  11  12
68 120
56,7
Berkembang sesuai harapan
23. Lin
12  12  10 9  13  10
66 120
55
Berkembang sesuai harapan
24. Ach
10  13  13 12  11
9 68
120 68
Berkembang sesuai harapan
Data tersebut  di  atas menunjukkan bahwa ketercapaian pada pengamatan setelah Siklus  I  bahwa  yang  mencapai  kriteria  belum  berkembang  masih  ada  1  anak,
mulai  berkembang  sebanyak  8  anak,  berkembang  sesuai  harapan  tercapai sebanyak  12  anak  dan  yang  berkembang  sangat  baik  tercapai  sebanyak  3  anak.
Adapun  rekapitulasi  dari  data  kemandirian  anak  dapat  dilihat  pada  tabel  berikut ini:
Tabel 5. Rekapitulasi Data Peningkatan Kemandirian Anak Pasca Siklus I No.
Kriteria Jumlah  Anak
Persentase 1.
Berkembang sangat baik 3
12,5 2.
Berkembang sesuai harapan 12
50 3.
Mulai berkembang 8
33,3 4.
Belum berkembang 1
4,2
62
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kemandirian anak setelah tindakan Siklus I yang  mencapai  kriteria  berkembang  sangat  baik  sebanyak  3  anak  dengan
persentase  12,5. Sementara yang mencapai kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 12 anak dengan persentase 50, kriteria mulai berkembang sebanyak 8
anak dengan persentase 33,3  dan kriteria belum berkembang sebanyak 1 anak dengan persentase 4,2 .
d. Refleksi
Kegiatan  refleksi  dimaksudkan  untuk  merefleksi  penelitian  pada  siklus sebelumnya  apakah  sudah  mencapai  indikator  keberhasilan  atau  belum.  Refleksi
juga  dimaksudkan  untuk  merencanakan  kembali  penelitian  untuk  siklus selanjutkan  karena  masih  terdapat  kekurangan  pada  penelitian  sebelumnya.
Kendala-kendala yang diperoleh pada Siklus I adalah sebagai berikut: 1
Pada  pertemuan  awal  anak  masih  bingung  untuk  melakukan  kegiatan penugasan  di  luar  ruangan  karena  sebelumnya  jarang  sekali  kegiatan  di  luar
ruangan selain jalan-jalan dan senam sehingga guru harus merancang kembali kegiatan di luar kelas yang menyenangkan untuk anak.
2 Guru masih harus memberikan bimbingan dan bantuan pada anak walaupun
kegiatan  sudah  dibagi  sehingga  diperlukan  tambahan  tanya  jawab  atau bimbingan yang lebih terarah dari guru.
3 Indikator kemandirian yang diharapkan juga belum tercapai karena masih ada
beberapa  anak  yang  masih  ditunggu  dan  harus  dibantu  guru  dalam
63
mengerjakan tugas sehingga guru dapat memberikan  reward agar anak lebih termotivasi.
4 Pada  permainan  kelompok,  anak  masih  mengandalkan  anak  lain  dan  juga
masih  diarahkan  teman  untuk  bermain  sehingga  guru  dapat  merancang permainan lain yang dapat mendukung berkembangnya kemandirian anak.
Dari kendala-kendala tersebut maka peneliti berdiskusi dengan guru kelas untuk  mengatasi  masalah  yang  ada.  Adapun  diskusi  yang  dilakukan  peneliti  dan
guru kelas yaitu: 1
Peneliti  bersama  guru  kelas  merancang  kembali  kegiatan  yang  dapat mengajak anak untuk berpartispasi aktif dalam pembelajaran.
2 Guru kelas menjelaskan aturan main kegiatan di luar ruangan sehingga lebih
kondusif  dan  terarah.  Anak  juga  mengerti  tanggung  jawabnya  dan  mau berpartisipasi dalam kegiatan di luar kelas.
3 Guru  dan  peneliti  menyepakati  untuk  memberikan  reward  dalam  bentuk
bintang dan kesepakatan untuk sering belajar di luar kelas pada anak-anak. 4
Guru  dan  peneliti  merancang  permainan  lain  yang  dapat  mendukung berkembangnya kemandirian anak seperti permainan yang bersifat individual.
Berdasarkan  data  yang  diperoleh  saat  sebelum  tindakan,  proses pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada Siklus I serta data pengamatan setelah
dilaksanakan  tindakan  dapat  diamati  bahwa  kemandirian  anak  mengalami peningkatan  terutama  pada  segi  kemandirian  mengerjakan  tugas  dan  pemenuhan
kebutuhan  anak  seperti  mengambil  peralatan  dan  mengembalikan  ke  tempatnya semula.  Beberapa  anak  yang  harus  dibimbing  dalam  melakukan  kegiatan  juga
64
sudah  dapat  mengerti  akan  tugas  dan  tanggung  jawabnya.  Namun  beberapa kendala  dan  belum  tercapainya  indikator  membuat  peneliti  harus  melakukan
tindakan selanjutnya di Siklus II.
2. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan  hasil  observasi  yang  dilakukan  dan  refleksi  pada  Siklus  I, Guru dan peneliti menyiapkan perencanaan yaitu sebagai berikut:
1 Melakukan  koordinasi  dengan  guru  sebagai  kolaborator  peneliti  dengan
memperhatikan refleksi dan perbaikan yang akan dilakukan 2
Menyusun  Rencana  Kegiatan  Harian  bersama  dengan  guru  yang  sesuai dengan  Rencana  kegiatan  Mingguan  yang  telah  ditetapkan.  RKH  ini
digunakan untuk acuan dalam penyampaian pembelajaran pada Siklus II. 3
Mempersiapkan  lembar  observasi  untuk  peningkatan  kemandirian  anak  di sekolah yang digunakan untuk pengumpulan data selama penelitian.
4 Mempersiapkan peralatan dan media yang dibutuhkan untuk kegiatan di luar
kelas. 5
Menyiapkan alat dokumentasi untuk kegiatan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas saat pelaksanaan tindakan. Tugas peneliti  adalah  mengamati  dan  mendokumentasikan  kegiatan  pada  saat  anak
belajar di  luar kelas maupun pada saat  pembelajaran pasca tindakan. Tugas guru
65
yaitu  melaksanakan  kegiatan  belajar  mengajar  sesuai  dengan  RKH  yang  sudah dibuat. Berikut ini uraian proses pelaksanaan kegiatan Siklus II.
Kegiatan  awal  yang  rutin  dilakukan  adalah  anak  berbaris  di  depan  kelas dan  m
elakukan  gerakan  ringan  sebelum  masuk  kelas.  Namun  jika  hari  Jum‟at, anak  senam  bersama  terlebih  dahulu  di  halaman  sekolah.  Selanjutnya  setelah
masuk  kelas,  anak  duduk  melingkar  di  karpet  atau  tikar  yang  telah  disiapkan. Anak  membaca  doa  bersama,  menghafal  beberapa  surat  pendek,  hadist  dan  doa
sehari-hari. 1.
Penelitian Tindakan Siklus II Pertemuan I Penelitian  tindakan  Siklus  II  pertemuan  pertama  dilaksanakan  pada  hari