34
b. Rancangan instruksional Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan
aspek- aspek berikut: 1 Course content and learning unit analysis; seperti isi pelajaran, topik
yang relevan. 2 Learner analysis; seperti latar belakang pendidikan peserta didik,
usia, jenis kelamin, status pekerjaan, dan sebagainnya. 3 Learning context analysis; seperti kompetisi pembelajaran apa yang
diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini. 4 Instructional analysis; seperti bahan ajar apa yang digunakan atau
dikelompokkan menurut kepentinganya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dan sebagainya.
5 State instructional objectives; tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan hasil analisis instruksional.
6 Construct criterion test item; penyususnan test ini dapat didasarkan dari tujuan intusksional yang telah ditetapkan.
7 Select instructional strategy; strategi instuksional dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
c. Interface design Perlu dilakukan uji platform atau working template yang telah
dirancang. Sebab model-model yang telah dirancang dalam HTML- style tidak bisa dioperasikan.
35
d. Tahap pengembangan Pengambangan
e-learning bisa
dilakukan dengan
mengikuti pengembangan faislitas ICT yang tersedia. Bahan ajar dan rancangan
instruksional yang akan dikembangkan dan dipergunakan terus dievaluasi secara continue.
e. Pelaksanaan Prototipe yang lengkap dapat dipindahkan ke komputer LAN dengan
menggunakan format misalnya format HTML. Ujian terhadap prototipe hendaknya terus menerus dilakukan. Pada tahap ini sering terjadi
hambatan misalnya: apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi bahan ajar mandiri.
f. Evaluasi Sebelum program dimulai ada baiknya dicobakan dengan mengambil
beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi. Masukan dari orang laian atau peserta didik perlu diperhatikan terus
menerus secara serius. Proses dari tahapan satu ke tahapan kelima dapat dilakukan berulang kali karena prosesnya terjadi terus menerus.
D. Penelitian Relevan
Penelitian tentang penerapan media e-learning dalam pembelajaran telah banyak dilakukan, dikaji, dan diteliti oleh pakar pada dekade terakhir.
Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh: 1
Aris Suharyadi 2012 “Implementasi E-Learning Di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta“ dalam penelitian tersebut
36
peneliti ingin mengetahui sejauh mana implementasi e-learning yang ditinjau dari sumberdaya manusia SDM, materi bahan ajar, dan
infrastruktur beserta kendala dan solusi yang digunakan di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan
bahwa masih minimnya komitmen dosen untuk menggunakan be-smart secara teratur dan terjadwal. Tersedianya bahan ajar di be-smart masih
terbatas jenis file yang diupload oleh dosen, dan akses internet yang sering lambat ketika jam sibuk.
2 Penelitian yang dilakukan oleh Riana Nurhayati 2010 “Kesiapan
Sekolah Dalam Melaksanakan Kebijakan E-learning di SMP N 10 Yogyakarta dan SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta” dalam penelitian
tersebut peneliti ingin mengetahui bagaimana kesiapan penerapan e- learning
di sekolah kemudian menjelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan e-learning di dalam sekolah.
3 Wisnu Rachmad Prihadi 2012 “Evaluasi Program Pembelajaran E-
Learning di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta” penelitian tersebut membahas tentang kesiapan guru, kesiapan siswa kesiapan prasarana
untuk pelaksanaan pembelajaran e-learning di SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapan guru terdapat
tiga yaitu adaptif, normatif, dan produktif, selain itu kesiapan siswa disini termasuk tinggi, sedangkan dari sarana prasaranya dalam
mendukung pembelajaran e-learning di SMK Muhammadiyah 3
37
Yogyakarta sudah lengkap dan memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran e-learning.
4 Tondy Fremaditya 2012 “Pengaruh Pemenfaatan Media E-Learning
Dan Lingkungan Belajar Terhadap Kreatifitas Siswa Pada Mata pelajaran TIK Kelas VIII Di SMPN Gamping” penelitian tersebut membahas
tentang pemanfaatan e-learning lingkungan belajar dan pengaruhnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh antara pemanfaatan e-
learning dengan kreatifitas siswa pada mata pelajaran TIK ditujukan dengan koefisien r sebesar 0.373.ad pengaruh antara lingkungan belajar
dengan kreativitas siswa pada mata pelajaran TIK dengan koefisien r sebesar 0,449. Juga terdapat pengaruh positif antara pemanfaatan e-
learning dan lingkungan belajar secara bersama-sama dengan kreatifitas siswa pada mata pelajaran TIK.
5 Alvani Nuzul Marfu’ah 2012 “Pengembangan E-Learning Sebagai
Media Pembelajaran IPA Terpadu Menggunakan Open Source Claroline Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wonosari”. Penelitian tersebut
membahas tentang bagaimana desain, kualitas, pengaruh tentang e- learning sebagai media pembelajaran IPA terpadu menggunakan open
source claroline untuk siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wonosari. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaaan open source claroline
sebagai media pembelajaran IPA terpadu dalam penerapan e-learning, hasilnya adalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VII
SMP Negeri 1 Wonosari. Juga desain e-learning sebagai media