23
B. Kebijakan E-Learning
1. Kebijakan tentang E-Learning
Kebijakan menurut N. Dunn, menyatakan bahwa kebijakan publik public policy adalah “pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-
pilihan kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk bertindak yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah” N. Dunn,
2000: 132. James E. Anderson 1978: 33, memberikan rumusan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor pejabat, kelompok,
instansi pemerintah atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu Sudiyono, 2007: 4. Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebijakan dalam hal yang melatarbelakangi sebuah program yang akan maupun sudah berjalan dalam hal ini dapat berlaku pada sebuah instansi,
kelompok kerja, atau perseorangan. Menurut perserikatan bangsa- bangsa PBB, kebijakan adalah
sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman tersebut bisa berwujud amat sederhana atau kompleks, bersifat umum ataupun khusus, luas ataupun
sempit, kabur ataupun jelas, terperinci ataupun longgar, kualitatif ataupun kuantitatif, publik atau privat. Kebijakan dalam maknanya seperti ini
mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktifitas-aktifitas
tertentu atau suatu rencana Arif Rohman, 2012: 86. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kebijakan adalah seluruh dari proses dan hasil dari perencanaan serta
24
pendalaman materi perumusan. menghasilkan keputusan, peraturan, kegiatan ataupun program yang dibuat oleh pejabat, atau instansi terkait
sehingga dapat dijadikan acuan atau pedoman dasar dalam melangkah kedepanya mengenai dasar suatu rencana atau melaksanakan suatu
pekerjaan dalam rangka pencapain suatu tujuan. Kebijakan pendidikan telah dipertegas melalui pengenalan konsep
dasar kebijakan yang meliputi latar belakang perlunya kebijakan pendidikan, batasan kebijakan pendidikan, dan kebijakan negara, sistem
politik dan kebijakan, tingkat-tingkat kebijakan pendidikan, dan studi mengenai kebijakan pendidikan Imron; 1996: 1
.
Kebijakan pendidikan educational policy merupakan penggabungan dari kata educational dan
policy, kebijakan adalah seperangkat aturannya, sedangkan pendidikan menunjukan kepada bidangnya. Dengan demikian kebijakan pendidikan
tidak terlalu berbeda dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan. Dapat disimpulkan bahwa kebijakan pendidikan educational
policy merupakan bagian dari kebijakan publik yaitu kebijakan publik di bidang pendidikan. Keputusan berupa pedoman bertindak baik yang
bersifat sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci ataupun longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk
suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan. Kebijakan pendidikan juga merupakan
program dimana pemerintah melakukan tindakan untuk memperbaharui kebijakan publik menjadi lebih baik lagi.
25
Kebijakan tentang e-learning pada rencana strategis RENSTRA pendidikan dari Departemen Pendidikan Nasional DEPDIKNAS 2010-
2014 sebagai bagian peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing disebut sebagai berikut: ”Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan
pemanfaatan ICT dalam berbagai sektor kehidupan, pemerintah akan terus mengembangkan pemanfaatan dalam ICT, untuk sistem informasi
persekolahan dan dan pembelajaran secara elektronik e-learning”. Sejak tahun 2009, langkah-langkah yang dilakukan oleh
pemerintah adalah a merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan
aplikasi, serta jaringan intranet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi intern sekolah, b merancang dan membuat aplikasi database,
yang menyimpan dan mengolah data dan informasi persekolahan, manajemen persekolahan dll, c merancang dan membuat aplikasi
pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif dll,
d pengoptimalan TV edukasi sebagai sarana penunjangan peningkatan mutu
pendidikan, e mengimplementasikan pemanfaatan TIK secara bertahap untuk memudahkan manajement pendidikan pada SMP dan sekaligus
untuk mendukung proses pembelajaran di seluruh wilayah indonesia” Djadja Sardjana, 2010, http:edukasi.kompasiana,com.
2. Dasar Hukum Penyelenggaraan E-Learning
Beberapa dasar hukum yang dapat dipakai sebagai dasar penyelenggaraan e- learning, adalah sebagai berikut: