117
Beberapa solusi untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan e- learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta dapat digambarkan secara rinci
sebagai berikut:
Tabel 12. Solusi mengatasi kendala dalam pelaksanaan e-learning
No KajianSub
Bab Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
1 Sumber
Daya Manusia
SDM a Perlu ada kesadaran dan komitmen dari setiap guru agar
mampu belajar dan berlatih menggunakan komputer dan internet untuk proses pembelajaran yang lebih baik lagi dan
lebih berfariasi. b Guru yang sudah menerapkan pembelajaran tersebut bisa
memberikan arahan bantuan kepada sesama guru apabila mengelami kesulitan dalam inplementasi e-learning
tersebut. c Perlu adanya kesadaran dan kemauan dari siswa dan guru
untuk melaksanakan pembelajaran tersebut sehingga siswa dapat belajar mandiri, mencari sumber belajar dari setiap
hal yang ditemui, dari internet, buku, dll. d Membangun kesadaran belajar akan pentingnya
pembaharuan pembelajaran khususnya dalam bidang IT. Sehingga peningkatan sumberdaya manusia dapat
maksimal. 2
Segi Materi atau Bahan
Ajar a Perlu kreatifitas dari guru untuk memberikan dan
menyampaikan materi pembelajaran terkait e-learning agar daya tarik siswa dalam menggunakan e-learning dapat
lebih maksimal. b Perlu adanya pelatihan dan pengenalan siswa dan guru
terkait pembelajaran e-learning yang lebih menarik dan file- file yang lebih berfariasi untuk menambah minat dan
semangat siswa untuk mengeksplore kemampuan, ide, dan kreatifitas siswa atau guru tersebut.
3 Segi
Infastruktur a Perlu adanya kebijakan untuk memanfaatkan ruang belajar
untuk semua warga sekolah dalam memanfaatkan yang ada agar dapat maksimal dan dapat digunakan dengan baik.
b Penambahan akses internet pada setiap titik wifi hotspot agar dalam setiap ruangan dapat terjangkau dengan akses
internet tersebut, sehingga pembelajaran e-learning atau berbasis internet dapat memudahkan dalam pembelajaran.
c Kuota internet yang ada perlu ditambah agar semua dapat menggunakan dengan nyaman
C. Pembahasan 1. Kebijakan
e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta
E-learning secara umum adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan
pembelajaran. Pengertian e-learning secara umum tersebut sejalan dengan
118
definisi e-learning menurut Daryanto 2013: 168 yang menunjukan bahwa Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud disini
lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet jadi tidak harus dalam format LMS Learning Management Sistem, meskipun
saat ini asumsi atau pemahaman masyarakat tentang e-learning sudah dalam bentuk aplikasi Learning Management Sistem, seperti e-learning
yang dimiliki UNY dengan B-Smart, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta dengan Si Cerdik.
Pembelajaran di SMP Negeri 10 Yogyakarta telah menggunakan media elektronik seperti komputer yang telah tersambung oleh internet.
Guru biasanya menggunakan aplikasi software berupa blog, e-mail, power point, dan media sosial lainnya untuk menunjang pembelajaran dikelas.
Pembelajaran berbasis e-learning digunakan berdasarkan kebutuhan sekolah terhadap pembelajaran berbasis elektronik. Terselenggaranya
pendidikan berbasis e-learning karena telah diatur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN tahun 2010-2014
yang berisi pemerataan kesempatan pendidikan mutu yang berpengaruh terhadap relevansi dan perubahan budaya lokal, nasional, dan global.
Kebijakan secara umum adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur
perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan secara umum tersebut sejalan dengan pengertian
kebijakan Menurut perserikatan bangsa-bangsa PBB, kebijakan adalah
119
sebagai pedoman untuk bertindak. Pedoman tersebut bisa berwujud amat sederhana atau kompleks, bersifat umum ataupun khusus, luas ataupun
sempit, kabur atau jelas, terperinci ataupun longgar, kualitatif ataupun kuantitatif, publik atau privat. Kebijakan dalam maknanya seperti ini
mungkin berupa suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktifitas-aktifitas
tertentu atau suatu rencana Arif Rohman, 2012: 86 Kebijakan e-learning di sekolah ini juga didukung oleh, BAB V
Rencana Pembangunan Jangka Panjang RPJP Tahun 2005-2025 DEPDIKNAS, Hal 81-84, serta penerapan Kurikulum 2013. Serta
kebijakan sekolah
yang mendasari
terbentuknya implementasi
pembelajaran berbasis e-learning. Kepala sekolah mempunyai hak dan wewenangan dalam menerapkan kebijakan tersebut, karena dalam
penerapannya pihak sekolah sudah memberikan fasilitas yaitu pengenalan dan pelatihan dasar mengenai internet, pengadaan dan pemeliharaan
infrastuktur, manajemen yang berkaitan dengan kebijakan penerapan e- learning, serta peran kepala sekolah yang selalu memberikan arahan dan
motivasi baik kepada guru, ataupun murid untuk dapat memanfaatkan pembelajaran berbasisi e-learning tersebut. Dengan demikian SMP Negeri
10 Yogyakarta memutuskan untuk menggunakan pembelajaran berbasis e- learning karena telah ditunjang secara fasilitas.