Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 bermanfaat bagi guru, siswa, dan masyarakat pada umumnya serta berpengaruh pada dunia pendidikan. Dalam Rencana Strategis RENSTRA Pendidikan nasional tahun 2010-2014, Sistem pendidikan nasional tersebut harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan serta peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi manajemen pendidikan menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN Tahun 2010-2014. RPJMN Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Permasalahan dalam bidang pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu yang berpengaruh terhadap relevansi dan perubahan budaya lokal, nasional dan global, serta perluasan akses pendidikan masih menjadi PR pemerintah saat ini. E-learning merupakan salah satu program yang di usung oleh pemerintah untuk memecahkan permasalahan. Dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional UU-SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003BAB VI jalur, jenjang, dan jenis pendidikanbagian kesepuluh pendidikan jarak jauh pasal 31 disebutkan bahwa pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kelompok masyarakat yang tidak 4 dapat mengikuti pendidikan secara tatap mukareguler. E-learning memungkinkan peserta didik untuk belajar memahami komputer di tempat masing-masing tanpa harus secara fisik bertemu face to face di kelas dengan gurunya. Melalui media e-learning ini diharapkan para pengajar dapat mengelola materi pembelajaran, misalnya menyusun silabi, mengunggah materi, memberikan tugas kepada peserta didik, menerima pekerjaan membuat tes kuis, memberikan nilai, memonitoring keaktifan, mengelola nilai, berinteraksi dengan peserta didik dan sesama tim pengajar, melalui forum diskusi atau chat, dan lain-lainya. Sebaliknya peserta didik dapat memanfaatkan dengan mengakses tugas, materi pembelajaran, diskusi dengan peserta didik dan guru, melihat percakapan dan hasil belajar menurut Anggoro Muhammad Toha, 2001: 62. Selain itu keunggulan lainya adalah pembelajaran menggunakan e-learning berpotensi meningkatkan pemerataan dan akses pada pendidikan di sebuah negara. Efektifitas website ditujukan agar para guru dan peserta didik dapat memperoleh acuan materi belajar, dan standar soal yang menjadi acuan di berbagai sekolah. Sehingga dapat menambah dan memperkaya wawasan dalam pembuatan soal dan ujian. Implementasi penggunaan website tersebut juga harus aktual dan tepat guna untuk mendukung akses dan distribusi pengetahuan untuk kebutuhan dunia pendidikan serta mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang terkandung dalam UUD 1945. 5 SMP Negeri 10 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang berada di daerah kawasaan perkotaan yang mempunyai basic budaya serta penerapan pembelajaran berbasis e-learning. Sekolah ini merupakan sekolah yang sadar akan pentingnya pembaharuan pendidikan. Terlihat dari antusias siswa dalam melakukan pendekatan dalam pembelajaran. Motivasi yang diberikan Kepala Sekolah terkait dengan kebijakan pelaksanaan serta penerapan pembelajaran berbasis e-learning tersebut selalu diberikan, tidak hanya itu saja akan tetapi pelatihan dan kesiapan guru dalam melakukan implementasi tersebut dalam waktu 5 tahun yang lalu juga menjadi faktor positif dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran harus benar-benar dipantau pelaksanaanya, tidak hanya itu saja pada penerapan implementasi pemanfaatan teknologi ini belum dilakukan secara maksimal oleh sekolah maupun peserta didik. Hal tersebut dikarenakan terkendalanya fasilitas komputer di sekolah dalam mendukung penerapan e-learning. Kekurangan dari penerapan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta dilihat dari interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar pelajar itu sendiri masih kurang. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT Information, Communication and 6 Technology. Peran guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta masih sekedar memanfaatkan sebagai pembelajaran tambahan, bukan menjadi penerapan dalam pembelajaran sehari-hari. Infrastuktur penunjang sebagai penopang kegiatan e-learning ini juga ditemukan beberapa kekurangan, seperti salah satu guru yang mengatakan ketika menggunakan internet untuk mencari sumber bahan pembelajaran ditemukan akses internet yang dimiliki sekolah masih lambat, bahkan sering gagal, serta tidak semua tempat terjangkau akses wifi internet. Penggunaan website berbasis e-learning juga perlu dimiliki sekolah, akan tetapi SMP Negeri 10 Yogyakarta belum memliki fasilitas website tersebut. Masalah selanjutnya yaitu kopetensi guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis internet tersebut masih sedikit, dilihat dari segi sumber daya manusia yang masih enggan dalam menerapkan pembelajaran tersebut. Terlihat dari observasi penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian guru masih menggunakan pembelajaran konvensional, dan pemenfaatan media elektronik tersebut bersifat untuk mempermudah guru dalam pembelajaran. Siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta juga belum merasakan hasil dari e- learning, hal ini di buktikan dari penuturan siswa yang sempat peneliti wawancarai untuk memperkuat data awal yang menyebutkan bahwa pelaksanaan e-learning belum maksimal dikarenakan hanya 2-3 guru saja yang pernah menggunakannya. Guru biasanya menggunakan email dalam mengirim atau menerima materi atau tugas siswa. Ketika presentasi tatap muka di kelas guru menggunakan materi yang tersedia juga masih sedikit. 7 Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana implementasi e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta ditinjau dari proses awal lahirnya kegiatan e-learning, kemudian pelaksanaanya dari Sumber Daya Manusia SDM yang meliputi guru dan siswa, bahan ajar atau materi elektronik yang tersedia, serta infrastuktur yang kemudian terakhir akan menghasilkan bahan evaluasi yang berupa kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning ini dan terakhir solusi yang diberikan sebagai upaya mengatasi kendala yang muncul tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kebijakan sekolah dalam pengembangan e-learning masih belum optimal, misalnya pelatihan dalam menggunakan e-learning belum merata dan tidak ada tindak lanjut dalam penerapan pembelajaran menggunakan e- learning. 2. Fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam menunjang kegiatan pembelajaran e-learning di sekolah. 3. Kemampuan tenaga pendidik berkaitan dengan pemanfaatan e-learning di sekolah masih kurang. 4. Interaksi antara pengajar dengan pelajar dan pengajar dengan pelajar masih kurang. 5. Belum adanya website berbasis e-learning yang dimiliki sekolah dalam penerapan pembelajaran tersebut. 8 6. Kesiapan guru tenaga pendidik dan siswa dalam pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran di sekolah masih kurang. 7. Pemanfaatan e-learning yang belum maksimal oleh guru, dan siswa terkait pembelajaran dalam sekolah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di dipaparkan di atas,maka penelitian ini di fokuskan pada “Implementasi e- learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dalam penelitian ini diajukan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta? 2. Bagaimana implementasi e-learning ditinjau dari SDM, materi bahan ajar, dan infrastruktur? 3. Apa saja kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta? 4. Bagaimana cara mengatasi kendala dalam implementasi e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebijakan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta. 9 2. Untuk mendeskripsikan mengenai pelaksanaan dari segi Sumber Daya Manusia SDM, materi bahan ajar, dan infrastruktur di SMP Negeri 10 Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta. 4. Untuk memberikan solusi dari kendala yang dihadapi dalam implementasi e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya hasil penelitian, diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut ini: 1. Secara keilmuan, penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya secara lebih mendalam mengenai pengelolaan segala aspek mengenai e-learning, manfaat bagi prodi kebijakan pendidikan diantaranya yaitu dapat mengkaji, mengembangkan, dan membantu pemerintah dalam memberikan pemahaman, menganalisis berbagai kebijakan yang di ambil pemerintah. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak SMP Negeri 10 Yogyakarta, peserta didik, guru, lembaga masyarakat, dalam memaksimalkan pelaksanaan e-learning sebagai alternatif pembelajaran saat ini.