Implementasi Program E-Learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta
122
sangat berarti dalam implementasi disini. Siswa menggunakan internet dalam sekolah
masih berupa pemanfaatan sederhana seperti mengoprasikan komputer, pemanfaatan praktek di kelas, mengirimkan
tugas melalui surat elektronik. Kompetensi siswa SMP Negeri 10 Yogyakarta sudah baik, dilihat dari siswa sudah mampu mengunduh,
mengerjakan, dan mempresentasikan pembelajaran yang ada. Aspek yang yang dilihat dari Sumber Daya Manusia yaitu
Alokasi waktu. Alokasi waktu menurut Poppy, 2010: 142
merupakan proses untuk mempelajari materi pembelajaran dan penyelesaian tugas-tugas. Akan tetapi dalam kenyataanya alokasi dan
proporsi yang digunakan guru dalam mengakses pembelajaran menggunakan
e-learning masih
minim. Setelah
dilakukan pengamatan, guru menggunakan akses internet hanya pada waktu
luang dan ketika tidak ada jadwal mengajar. Penggunaan e-learning saat dirumah hanya untuk mencari materi mengajar, sedangkan
penggumaan e-learning dikelas masih terbatas. Alokasi waktu yang digunakan guru dalam mengakses internet
yaitu sebesar tiga jam dalam sehari, sedangkan untuk proporsi dalam menggunakan internet tersebut rata- rata guru menggunakannya untuk
mencari materi pembelajaran, berita, video, bisnis, dan juga resep makanan. Terbatasnya waktu dan kesibukan guru yang menjadi
kendala dalam mengakses internet untuk pembelajaran. Kesibukan di
123
rumah menjadi penyebab alokasi waktu untuk mengakses internet atau e-learning tidak dapat maksimal.
Alokasi penggunaan waktu siswa dalam mengakses internet yaitu lebih ke mata pelajaran, baik mencari sumber belajar ataupun
mengerjakan tugas yang ada. Semua mata pelajaran menggunakan perangkat elektronik dalam memanfaatkannya pada pembelajaran.
Proporsi penggunaan waktu tersebut digunakan untuk mengakses internet, diantaranya yaitu Google, Wikipedia,dan Brainly. Proporsi
siswa dalam mengakses internet juga digunakan untuk mengakses media sosial.
Keberhasilan implementasi e-learning dari segi interaksi guru dan siswa. Interaksi pembelajaran di sekolah dari guru terkait dalam
memanfaatkan e-learning
masih mengalami
kendala dalam
berkomunikasi jarak jauh, karena belum adanya website khusus e- learning. Interaksi yang terjalin antara guru dan siswa sebatas
menggunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, Blog, Email. Kurangnya komunikasi antara siswa dengan guru membuat
interaksi dalam pembelajaran e-learning tersebut menjadi terganggu. Guru dalam melakukan pembelajaran kepada siswa lebih cenderung
menggunakan interaksi langsung. Penggunaan media elektronik masih sebagai penghubung dalam pembelajaran serta mempermudah dalam
presentasi guru dan siswa.
124
b. Implementasi E-Learning Ditinjau dari Segi Materi atau Bahan Ajar
1 Keberagaman Sumber Materi Referensi yang Didapat Secara umum materi merupakan bagian terpenting dalam
menerapkan suatu pembelajaran, tanpa materi yang jelas proses pembelajaran tidak berjalan dengan baik senada dengan penuturan
Poppy, 2010: 142 mengenai materi yang digunakan yaitu restrukturisasi materi perlu dilakukan agar sesuai dengan format
teknologi yang digunakan, disamping itu dapat memberikan nilai lebih dibandingkan dengan proses kelas tradisional, dalam
penerapannya sumber materi yang digunakan berupa materi yang didapat dari buku pelajaran dan sumber materi dari internet. Selain
itu juga menggunakan video pembelajaran yang sudah ada, dan nantinya ditampilkan dalam pembelajaran dikelas. Keadaan guru
akan pentingnya sumber belajar tersebut masih minim, hanya beberapa guru yang menggunakannya. Terbatasnya guru dalam
mencari sumber belajar lainnya menjadi kendala tersendiri dalam implementasi e-learning tersebut.
2 Jenis file yang dipergunakan dalam pembelajaran beragam word, powerpoint, excel, flash, audio, video dan lain-lain
Penggunaan file dalam pembelajaran berbasis e-learning yaitu bentuk materi yang didapat diolah menjadi tampilan
berbentuk elektronik. Akan tetapi dalam penerapannya, guru masih enggan menggunakan pembelajaran tersebut, yang dinilai masih
125
ribet. Penggunaan file yang digunakan masih sebatas mengolah dari word menjadi power point sehingga mudah dipergunakan dan
jelas. Sedangkan file-file yang di download baik oleh siswa
maupun guru yaitu berupa word, powerpoint, pdf yang sekiranya ukuran file nya kecil sehingga memudahkan siswa untuk
mendownloadnya. Begitu juga yang sering guru gunakan yaitu berupa word, powerpoint, pdf, video pembelajaran. Seperti yang
disampaikan Poppy, 2010: 145 yaitu proses belajar mengajar meliputi upload dan download materi pembelajaran, proses
pemeliharaanya, tugas akhir, ujian. c. Implementasi E-Learning Ditinjau dari Infranstruktur
1 Kesiapan perangkat keras Hardware penunjang kegiatan e- learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta.
Infrastuktur secara umum merupakan bagian pokok yang perlu dimiliki dalam mengaplikasikan suatu pembelajaran. Senada
dengan definisi menurut Poppy, 2010: 145 yaitu fasilitas dan peralatan sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran untuk
menunjang pelaksanaanya. Penerapan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta telah didukung dengan fasilitas penunjang berupa
hardware, sekolah ini memiliki fasilitas yaitu berupa ruang guru, ruang TIK, ruang multimedia, perpustakaan. Ruang kelas yang
dimiliki sekolah juga sudah terdapat LCD dan Proyektor. Fasilitas
126
yang dimiliki sekolah sudah cukup untuk memenuhi dan memadai syarat dalam penerapan e-learning tersebut.
Pelaksanaan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta masih mengalami hambatan, diantaranya penggunaan ruang
komputer digunakan saat pembelajaran. Misalnya pemanfaatan ruang komputer hanya pada pembelajaran komputer saja yang
diampu oleh guru TIK tersebut. Masih banyak siswa yang belum memiliki perangkat komputer atau akses internet yang cukup.
2 Kesiapan Perangkat Lunak Software penunjang kegiatan e- learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta
Perangkat lunak merupakan faktor yang juga penting dalam penerapan pembelajaran berbasis e-learning di sekolah. Perangkat
lunak merupakan alat penghubung dimana komunikasi antara guru dan siswa ataupun siswa dengan siswa terjadi. Dengan adanya
software tersebut, akan memudahkan dalam penyampaian ataupun pelaksanaan pembelajaran e-learning tersebut.
Pemanfaatan software di SMP Negeri 10 Yogyakarta masih berupa pemanfaatan software-software yang masih sederhana,
seperti pemanfaatan blog, sosial media, juga pemanfaatan email penggunaan power point dalam presentasi. SMP Negeri 10
Yogyakarta belum memiliki fasilitas website e-learning tersebut. Jaringan internet yang dimiliki oleh SMP Negeri 10
Yogyakarta masih kurang, karena jaringan wifi tersebut hanya
127
beberapa saja, seperti lobby sekolah, lab komputer, ruang guru. Siswa dan guru merasa akses internet tersebut kurang bisa
dijangkau di setiap ruangan, hanya ruangan-ruangan khususlah yang dapat terjangkau oleh akses internet tersebut. Koneksi
internet yang dimiliki SMP Negeri 10 Yogyakarta dikatakan masih lemotlambat serta koneksi internet yang sering terputus.