Keabsahan Data METODE PENELITIAN

54 menggali informasi yang sama dari sumber data yang berbeda. Diantaranya untuk hal kebijakan yaitu berasal dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah kemudian guru dan peserta didik dalam segi pemanfaatan dan sarana prasarana, juga ditambah staf khusus elektronik sebagai sumber data. Sedangkan trianggulasi data berdasarkan metode adalah dengan mengecek kebenaran penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data dengan penemuan hasil penelitian, mengecek kebenaran beberapa sumber data dengan metode yang berbeda, yaitu hasil observasi, wawancara dengan hasil dokumentasi. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Yogyakarta

1. Sejarah SMP Negeri 10 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang didirikan Pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 47801977 Tanggal 25 Oktober 1977 terhitung mulai 1 April 1977. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta waktu itu Bapak Drs. Susanto Martodiharjo menunjuk SMP 9 Yogyakarta di bawah asuhan Bapak Y.B. Soekarsono B.A. untuk mengurusi dan mengelola SMP 10 Yogyakarta. Kepala Sekolah SMP 10 Yogyakarta dirangkap oleh Kepala Sekolah SMP 9 Yogyakarta untuk tahun ajaran pertama. Jumlah siswa yang diterima 87 orang terdiri atas 54 siswa putra dan 33 siswa putri, menempati dua ruang kelas. Tenaga edukasi dan administrasi masih bersama dengan tenaga edukasi dan administrasi SMP 9 Yogyakarta. Kegiatan belajar mengajar diselenggarakan pada siang atau sore hari menempati lokal gedung SMP 9 Yogyakarta, berhubung pada saat itu sarana gedung dan segala fasilitas belum selesai, masih dalam proses pembangunan. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 229F1978 tentang Penunjukan Penggunaan Pemakaian satu unit bangunan 56 sekolah beserta perlengkapannya hasil pelaksanaan Proyek Rehabilitasi dan Pengadaan Fasilitas Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 1976 1977 gedung SMP 10 Yogyakarta dapat dipakai. Setelah semua persiapan dapat diselesaikan, maka tepat pada tanggal 23 Juni 1978 Bapak Soesanto Martodiharjo meresmikan gedung SMP 10 Yogyakarta dan sekaligus kegiatan belajar mengajar menempati gedung baru yang berlokasi di Nitikan, Kecamatan Umbulharjo, Kotamadia Yogyakarta. Masyarakat Kota Madya Yogyakarta bagian selatan menyambut berdirinya SMP 10 Yogyakarta dengan penuh kelegaan. Sebelumnya, putera puteri lulusan Sekolah Dasar di daerah itu bila hendak melanjutkan pendidikan ke SMP negeri harus ke arah timur SMP 9 Yogyakarta atau ke arah utara SMP 2 Yogyakarta. Jabatan Kepala sekolah SMP 10 Yogyakarta dipercayakan kepada Bapak Y.B. Soekarsono yang oleh Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dipindahkan dari jabatan Kepala Sekolah SMP 9 Yogyakarta. Selanjutnya beberapa tenaga edukatif dan tenaga administrasi dialihtugaskan dari SMP 9 Yogyakarta ke SMP 10 Yogyakarta berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun demi tahun berganti. Lulusan sekolah dasar yang berminat masuk ke SMP 10 Yogyakarta semakin banyak. Kualitas serta fasilitas sekolah pun terus meningkat. Selanjutnya pada tanggal 19 September 1981 terjadi pergantian kepala sekolah. Bapak Y.B. Soekarsono dialih tugaskan 57 dari SMP 10 Yogyakarta ke SMP 12 Yogyakarta. Sebagai gantinya adalah Bapak Drs. Moeltadjam yang sebelumnya menjadi Kepala SMP 12 Yogyakarta. Jumlah siswa saat itu 450 orang. Pembangunan dua ruang kelas bantuan dari Proyek Peningkatan Sarana SMP-SMA Daerah Istimewa Yogyakarta, penambahan buku paket maupun bacaan dari Proyek Pengadaan Buku SLU serta peran BPPP sangat penting dalam memajukan SMP 10 Yogyakarta. Pada tanggal 5 Oktober 1985 diadakan pergantian Kepala SMP 10 Yogyakarta. Bapak Drs. Moeltadjam dialihtugaskan menjadi Pengawas SMP di lingkungan Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penggantinya Ibu Sri Sukapti yang sebelumnya menjabat Kepala SMP Piyungan, Bantul. Pada saat itu, yaitu tahun 1986-1987 tersedia 12 ruang kelas, ruang laboratorium, ruang keterampilan, ruang UKS, perpustakaan, aula, tempat kendaraan guru dan karyawan, tempat sepeda siswa, dan mushola. Selain itu juga ada ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang Kepala Sekolah, ruang Tata Usaha kantor, papan pengumuman, papan majalah dinding, papan penempelan surat kabar lokal, lapangan basket, ruang koperasi siswa yang melayani kebutuhan siswa, alat-alat musik antara lain gitar, electone, recorder, kulintang, dan lain-lain. Pergantian kepala sekolah terjadi lagi pada tahun 1992, yaitu dari Ibu Sri Sukapti kepada Bapak Imam Soepomo, B.A. yang menjabat pada tahun 1992-1994. Selanjutnya tahun 1994-1999 Kepala SMP 10 Yogyakarta