Kebijakan yang Melatarbelakangi E-Learning di SMP Negeri 10
66
teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan menjadi target atau program pokok yang akan dilaksanakan.
Kebijakan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta saat ini di dukung dengan adanya penerapan dalam kurikulum 2013 yang mewajibkan
setiap guru atau sekolah harus menguasai teknologi informasi dalam pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu kebijakan
e-learning dapat diterapkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Pemerintah juga ikut terlibat dalam pengaplikasian pembelajaran
berbasis IT, terbukti sejak tahun 2009, langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah
a. merancang sistem jaringan yang mencangkup jaringan internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta
jaringan intranet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi intern sekolah. Dalam penerapannya pemerintah sudah melakukan upaya
dalam perluasan jaringan. Terbukti dalam hal ini SMP Negeri 10 Yogyakarta sudah memilki akses internet yang menghubungkan dengan
berbagai server pendidikan dan server pusat. b. Merancang dan membuat aplikasi database, yang menyimpan dan
mengolah data dan informasi persekolahan, manajemen persekolahan dan lain-lain. Setiap sekolah mempunyai data base dan pengolahan data serta
manajement persekolahan. Pemerintah mengupayakan agar terpenuhinya data-data yang bersifat otonom sekolah, sehingga data tersebut dapat
dikaji lagi oleh sekolah secara baik.
67
c. Merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis portal, web, multimedia interaktif dll. Pemanfaatan teknologi informasi tidak hanya
sekedar mengaplikasikan suatu sistem yang ada, namun lebih kepada bagaimana mengolah aplikasi tersebut sehingga mampu diterapkan dan
mampu memberikan kemudahan dalam melakukan proses pembelajaran, SMP Negeri 10 Yogyakarta telah memiliki portal website sekolah yang
dijadikan portal berita dan wahana belajar bagi siswa. d. Pengoptimalan TV edukasi sebagai sarana penunjangan peningkatan
mutu pendidikan masih sangat minim dalam mengoptimalkan TV edukasi, karena dalam penerapannya di SMP Negeri 10 Yogyakarta
masih ditemui kendala yaitu belum berjalannya program TV edukasi tersebut.
e. Mengimplementasikan pemanfaatan TIK secara bertahap untuk memudahkan manajement pendidikan pada SMP dan sekaligus untuk
mendukung proses pembelajaran di seluruh wilayah indonesia. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
kebijakan yang melatarbelakangi e-learning ini berasal dari Kebijakan RENSTRA Tahun 2005-2009, RENSTRA Tahun 2010-2014, Rencana
Pembangunan Jangka Panjang RPJP Tahun 2005-2025 DEPDIKNAS, serta penerapan kurikulum 2013 saat ini. Kebijakan tersebut berupaya untuk
mengaplikasikan pembelajaran yang lebih mudah dan selaras dengan perkembangan serta sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini yang menuntut
68
dan mewajibkan penggunaan media elektronik sebagai penunjang
pembalajaran di sekolah. Kebijakan sekolah terhadap e-learning adalah kebijakan dari kepala
sekolah yang mempunyai hak dan wewenang untuk mengarahkan semua warga sekolah agar melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, dalam
hal ini terkait dengan kebijakan e-learning dalam sekolah. Kebijakan di sekolah ini sudah didukung dengan tersedianya akses pendidikan dan
disekolah yang sudah terpasang internet yang telah didukung provaider dan sarana prasarana sekolah lainya. Kebijakan e-learning di SMP N 10
Yogyakarta disambut baik oleh Kepala sekolah untuk pembelajaran yang lebih baik. Dalam penerapan e-learning di SMP Negeri 10 Yogyakarta,
Kepala Sekolah juga memberikan fasilitas yaitu: Pelatihan dan Pengenalan dasar mengenai internet kepada guru dan
siswa. Seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah dalam wawancaranya yang disampaikan beliau kepada peneliti.
“Untuk pelatihan dari sekolah sudah ada, tapi itu diselenggarakannya sudah agak lama dan saya belum ada disini tapi saya tanya mereka
sudah bisa. Juga dari sekolah berinisiatif untuk membuat program pelatihan tersebut” BN120914
Jadi dalam hal ini, pihak sekolah sudah memberikan pelatihan- pelatihan
yang berhubungan
dengan pelaksanaan
pembelajaran menggunakan e-learning.
Pengadaan dan pemeliharaan infranstruktur Sekolah terkait komputer, jaringan, dan database sekolah, juga menjadi salah satu faktor
terlaksananya program pembelajaran berbasis e-learning tersebut, seperti
69
yang peneliti dapatkan dalam proses wawancara dengan narasumber, bahwa beliau Kepala sekolah mengatakan bahwa:
“Fasilitas terkait dengan infastruktur penunjang e-learning, seperti komputer, jaringan, tempat, mungkin sejauh ini baru sekitar 60
memadai karena kalau kita mau 100 menggunakan e-learning ini belum mencukupi”. BN120914
Managemen sekolah berkaitan dengan adanya kebijakan penerapan e-learning di sekolah juga sudah mengalami perubahan yaitu berbasis
Teknologi. Seperti yang dipaparkan beliau dalam wawancaranya yang mengatakan bahwa :
“Ada perubahan management karena ada tuntutan untuk lebih aktif tidak hanya itu karena semua laporan perangkat semua berbasis IT
jadi semua guru harus bisa. Kemudian guru harus siap menayangkan sesuatu di kelas kalau guru tersebut tidak aktif mencari entah di
internet atau dimana itu tidak bisa. Jadi, sekarang tuntutannya berubah menjadi lebih dari yang kemarin-kemarin yang baru hanya
sekadar saran saja”. BN120914
Tidak hanya itu saja kepala sekolah juga selalu memberikan motivasi kepada guru dan siswa agar dapat menggunakan, memanfaatkan
media e-learning dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan salah satu guru yang menjadi narasumber, mengatakan bahwa:
“Kepala sekolah sangat membebaskan warga sekolah untuk pemanfaatan internet di sekolah, dan kepala sekolah sangat
menganjurkan pemanfaatan e-learning”.PM090914,
Senada dengan penuturan MF yang mengatakan bahwa dengan adanya pembelajaran
e-learning mampu memotivasi siswa dalam
mempermudah pembelajaran. “E-learning
lumayan memotivasi dalam pembelajaran, juga
memotivasi dalam peningkatan prestasi siswa, tapi tergantung dengan pengguanannya. Ibu kepala sekolah sering memberikan
70
pengarahan kepada siswa untuk lebih cermat dalam menggunakan internet. MF030914
Kebijakan di SMP N 10 Yogyakarta terkait e-learning didukung dengan data lapangan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dapat
diterik kesimpulan bahwa menurut analisis peneliti melihat kesiapan sekolah dalam melaksanakan kebijakan tersebut sudah baik karena fasilitas
dan sarana prasarana dalam menunjang kebijakan tersebut sudah ada, motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah agar semua guru menerapkan
dan memanfaatkan e-learning tersebut juga selalu diberikan. Upaya-upaya yang dilakukan pihak sekolah sudah baik. Pelatihan untuk Guru dan Siswa
juga sudah dilakukan untuk jaringan internet sudah ada di beberapa titik, jadi sudah terlihat intensif untuk menumbuhkan motivasi siswa dan guru
menggunakan e-learning.