40 b.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri. f.
Memperlakukan self-control kemampuan mengendalikan diri. g.
Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri sikap atau perilaku kekanak-kanakan.
Dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan merupakan petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan dan yang dikerjakan dalam
usia-usia tertentu yang harus tercapai. Tugas perkembangan remaja dapat dilaksanakan dengan baik apabila dalam pelaksanaannya tidak terdapat
hambatan atau gangguan baik dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun dari diri remaja itu sendiri. Individu yang mengalami kegagalan
tugas perkembangan dalam suatu rentang fase tertentu akan mempengaruhi tugas perkembangan selanjutnya.
4. Perkembangan Bahasa Remaja SMP
Penggunaan bahasa pada remaja pun akan meningkat sesuai dengan meningkatnya cara berpikir, perkembangan bahasa yang terjadi
41 meliputi perubahan dalam penggunaan satire dan metafora, keterampilan
menulis, dan dalam bercakap-cakap Santrock, 2003: 111. Menurut John W. Santrock 2003: 111 yang dimaksud dengan
satire adalah menggunakan julukan yang mengandung arti sebaliknya, yang lucu, sindiran atau ejekan untuk menggambarkan kebodohan atau
kekejaman. Kejadian perkelahian antarsiswa kelas VII B di SMP Negeri 1 Pakem dipicu oleh adanya saling ejek antarsiswa yang mengakibatkan
saling emosi dan tidak terima ketika diejek. Metafora adalah membandingkan dua gagasan yang dapat disampaikan atau digambarkan
oleh makna abstrak yang terkandung pada kata-kata. Menurut Scardamalia, Bereiter Goelman dalam Santrock, 2003:
111 meningkatnya daya nalar dan pemaham yang logis pada remaja juga dapat diapresiasikan melalui kemampuan menulis yang meningkat.
Pemikiran yang logis sangat membantu penulis membangun struktur hierarkis yang membantu pembacanya memahami mana yang merupakan
gagasan utama, gagasan spesifik, dan mana yang kebih penting dari yang lainnya. Menurut Fischer Lazerson dalam Santrock, 2003: 112 remaja
cenderung akan memulai tulisannya dengan pendahuluan, diikuti dengan beberapa paragraf yang akan menjadi badan utama tulisan, dan kalimat
penutup dalam menulis esai. Remaja juga sudah mulai pandai dalam bercakap-cakap dengan
orang lain dan susunan kata yang diolah pun lebih bervariasi, ketimbang anak-anak Santrock, 2003: 112. Menurut Owens dalam Diane E. , 2008:
42 559 kosakata yang dimiliki seorang remaja pun jelasnya semakin
bertambah, pada usia 16 sampai dengan 18 tahun rata-rata mengetahui 80.000 kata.
Remaja lebih mendapatkan giliran untuk berbicara bergantian dalam suatu diskusi dan bukannya membiarkan semua berbicara sekaligus.
Remaja lebih terampil mengemukakan pertanyaan yang sebenarnya mengandung perintah, lebih pandai dalam pemilihan kata yang
menegaskan arti suatu kalimat, pandai dalam menggunakan kalimat yang lebih sopan dalam situasi yang tepat, dan lebih pintar dalam
menyampaikan cerita atau pun perasaan yang sedang individu alami, gurauan yang lucu serta kebohongan yang meyakinkan Santrock, 2003:
112. Menurut Owens dalam Diane E. Papalia, 2008: 559 remaja lebih
suka menggunakan istilah seperti however walaupun, otherwise sebaliknya, anyway bagaimana juga, therefore oleh karena itu, really
sungguh, dan probably mungkin untuk menunjukkan reaksi logis antara klausa dan kalimat. Remaja makin sadar akan kata sebagai sebuah simbol
dengan berbagai macam makna, dan remaja menikmati menggunakan ironi, permainan kata, dan metafora.
Remaja sangat terampil dalam penyerapan perspektif sosial social perspective-taking, kemampuan memahami sudut pandang orang lain dan
tingkat pengetahuannya serta kemampuan berbicara menjadi sepandan dengan kedua hal tersebut Diane E. Papalia, 2008: 559. Sudut pandang