29 h.
Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise. Kegaduhan atau noise adalah setiap rangsangan atau stimulus yang
mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan atau noise dapat bersifat eksternal, internal, atau sematik.
1 Kegaduhan eksternal berupa penglihatan-penglihatan, suara-
suara, dan rangsangan-rangsangan lainnya di dalam lingkungan yang menarik perhatian individu jauh dari apa yang dikatakan
atau diperbuat. Kegaduhan eksternal tidak harus selalu dalam bentuk suara, tetapi bisa juga melalui visual.
2 Kegaduhan internal, berupa pikiran-pikiran dan perasaan-
perasaan yang bersaingan untuk mendapat perhatian dan mengganggu proses komunikasi.
3 Kegaduhan sematik, adalah gangguan yang ditimbulkan oleh
lambang-lambang tertentu yang menjauhkan perhatian individu dari pesan yang utama.
Menurut Judy C. Pearson dalam Nia Kania Kurniawati, 2014: 6, komunikasi interpersonal memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Komunikasi interpersonal dimulai dari diri sendiri self. Berbagai
persepsi komunikasi yang menyangkut pemaknaan berpusat pada diri sendiri, artinya dipengaruhi oleh pengalaman dan pengamatan
individu.
30 b.
Komunikasi interpersonal bersifat transaksional. Mengacu pada pihak- pihak yang berkomunikasi secara serempak dan bersifat sejajar,
menyampaikan pesan, dan menerima pesan. c.
Komunikasi interpersonal mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antara pihak yang berkomunikasi.
d. Komunikasi interpersonal mensyaratkan kedekatan fisik antar pihak
yang sedang berkomunikasi. e.
Komunikasi interpersonal melibatkan pihak-pihak yang saling bergantung satu sama lainnya dalam proses komunikasi.
f. Komunikasi interpersonal tidak dapat diubah atau diulang. Individu
bisa memaafkan tapi tidak bisa melupakan atau menghapus yang sudah dikatakan.
Berdasarkan dua pernyataan di atas mengenai karakteristik komunikasi interpersonal, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik
komunikasi interpersonal meliputi: komunikasi interpersonal memberikan umpan balik, mengakibatkan kedekatan antar pihak yang berkomunikasi,
komunikasi interpersonal melibatkan dua individu yang saling bergantungan dalam proses komunikasi, tidak harus tatap muka, tidak
harus memiliki tujuan, tidak harus melibatkan kata-kata, dipengaruhi oleh konteks dan kegaduhan.
5. AspekKomunikasi Interpersonal
Komunikasi yang efektif perlu dibangun dan dikembangkan dalam hubungan interpersonal. Beberapa faktor penting untuk menentukan jelas
31 tidaknya informasi yang dikomunikasikan dapat mengarahkan pada
komuikasi yang efektif Jalaluddin Rakhmat, 2003: 129-138 yaitu : a.
Percaya Trust Faktor percaya Trust adalah yang paling penting karena percaya
menentukan efektifitas komunikasi, meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas
pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya, hingga kepercayaan pada
orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonalyang akrab. Menurut Griffin dalam Jalaluddin Rakhmat,
2003: 129-130 percaya didefinisikan sebagai mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dihendaki, yang pencapaiannya
tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Menurut Jalaluddin Rakhmat 2003: 131-133 ada tiga faktor yang berhubungan dengan
sikap percaya, yaitu: 1
Menerima. Menerima adalah kemampuan berhubungan dengan orang lain
tanpamenilai dan tanpa berusaha mengendalikan. Menurut Anita Taylor dalam Jalaluddin Rakhmat, 2003: 131 menerima adalah
sikap yang melihatorang lain sebagai manusia, sebagai individu yang patut dihargai. Menerima tidaklah berarti menyetujui semua
perilaku orang lain atau rela menanggung akibat-akibat perilakunya. Menerima tidak berarti menilai pribadi seseorang
32 berdasarkan perilakunya yang tidak disenangi Jalaluddin
Rakhmat, 2003: 132. 2
Empati. Empati dianggap sebagai memahami orang lain dan
mengembangkan diri pada kejadian yang menimpa orang lain. Melihat seperti orang lain melihat, merasakan seperti yang orang
lain rasakan Jalaluddin Rakhmat, 2003: 132. 3
Kejujuran. Manusia tidak menaruh kepercayaan kepada orang lain yang tidak
jujur atau sering menyembunyikan pikiran dan pendapatnya. Kejujuran dapat mengakibatkan perilaku seseorang dapat diduga,
ini mendorong untuk percaya antara satu dengan yang lain Jalaluddin Rakhmat, 2003 : 133.
b. Sikap sportif.
Sikap sportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Sikap defensif akan menyebabkan komunikasi
interpersonal akan gagal, karena lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam suatu situasi komunikasi daripada
pesan yang didapat dari orang lain. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor personal kecemasan, ketakutan, harga diri yang
rendah, pengalaman defensif, dan sebagainya atau faktor-faktor situasional.
33 c.
Sikap Terbuka. Sikap terbuka mendorong terbukanya saling pengertian, saling
menghargai, saling mengembangkan kualitas hubungan interpersonal.
Menurut DeVito 1997: 259-264 memandang bahwa komunikasi interpersonal yang tinggi ditentukan oleh lima aspek, yaitu:
a. Keterbukaan openness.
Komunikator interpersonal yang tinggi harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinterkasi. Keterbukaan yang dimaksud adalah
adanya kesediaan untuk membuka diri, bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang, dan bertanggung jawab atas apa yang telah
disampaikan saat berkomunikasi. b.
Empati empathy. Henry Backrack dalam DeVito 1997: 260 mendefinisikan empati
sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang
lain, melalui kacamata orang lain itu. Orang yang empati mampu memahami motivasi dari pengalaman orang lain, perasaan dan sikap
orang lain, serta harapan dan keinginan di masa mendatang. Seseorang yang empati akan lebih mampu menyesuaikan komunikasinya.
Seseorang dapat mengekspresikan empati melalui verbal maupun non verbal.
34 c.
Sikap mendukung supportiveness. Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan yang di
dalamnya terdapat sikap saling mendukung DeVito, 1997:261. Sikap saling mendukung dapat diperlihatkan dengan yang bersifat deskriptif
bukan evaluatif, spontan bukan strategik, dan provisional bukan sangat yakin.
d. Sikap positif positiveness.
Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal melalui dua cara, yaitu menyatakan sikap positif dan secara positif
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap individu dalam komunikasi interpersonal yang tinggi sebaiknya selalu
bersikap positif terhadap diri mereka sendiri, memberikan perasaan positif, menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain.
e. Kesetaraan equality.
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasana dalam berkomunikasi setara, artinya harus ada pengakuan secara diam-diam
bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan non verbal pihak
lain. Menurut Carl Rogers dalam DeVito, 1997: 264 kesetaraan berarti menerima pihak lain atau meminta untuk memberikan
penghargaan positif tidak bersyarat kepada orang lain.