47
3. Tujuan Konseling Kelompok
Tujuan dari konseling kelompok mengacu pada alasan mengapa kelompok mengadakan suatu pertemuan dan apa tujuan serta sasaran yang
hendak dicapai. Menurut Brown dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 10 mengatakan bahwa ketika pemimpin sepenuhnya memahami tujuan dari
kelompok, lebih mudah baginya untuk memutuskan hal-hal seperti ukuran, keanggotaan, panjang sesi, dan jumlah sesi dalam kelompok.
Jacob dalam M. Edi Kurnanto 2013: 10 mengatakan bahwa ketika seorang pemimpin kelompok belum jelas tentang tujuan kelompok
yang dipimpinnya, maka ada kecenderungan kelompok tersebut akan sering membingungkan, membosankan, atau tidak produktif atau
pemimpin tidak mengikuti tujuan yang dinyatakan. Tujuan kelompok dapat berubah sebagaimana perkembangan yang terjadi pada kelompok.
Konseling kelompok bertujuan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada sekelompok individu yang homogen.
Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati 2008: 67 homogenitas kelompok dapat ditandai dengan :
a. Kesamaan anggota kelompok, seperti usia, tingkat kelas, dan
sebagainya. b.
Masalah yang dialami oleh anggota kelompok adalah sama sehingga informasi yang disampaikan juga sama.
c. Tindak lanjut dari pelaksanaan bimbingan dan konseling juga sama,
yaitu untuk menyusun rencana dan membuat keputusan.
48 d.
Reaksi atau kegiatan yang dilakukan oleh para anggota dalam kelompok relatif sama.
Tujuan konseling kelompok menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati 2008: 68 adalah :
a. Melatih seluruh anggota kelompok agar berani dan percaya diri saat
berbicara dengan orang banyak. b.
Melatih anggota kelompok agar dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
c. Mampu mengembangkan bakat dan minat masing-masing dari
anggota kelompok. d.
Mengentaskan permasalahan-permasalahan dalam kelompok. Menurut Winkel dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 10-11 tujuan dari
diadakannya konseling kelompok adalah: a.
Masing-masing dari anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. Anggota kelompok yang mampu
memahami dirinya akan lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya.
b. Para anggota kelompok mengembangkan berkomunikasi satu dengan
lainnya sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan yang khas terjadi pada fase
perkembangan. c.
Anggota kelompok memperoleh kemampuan pengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri.
49 d.
Anggota kelompok menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati serta mengerti perasaan orang lain.
e. Setiap anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin
dicapai dan diwujudkan dalam sikap serta perilaku yang lebih konstruktif.
f. Para anggota kelompok lebih berani melangkah maju dan menerima
resiko yang wajar dalam bertindak, daripada harus tinggal diam dan tidak berbuat apa-apa.
g. Masing-masing anggota kelompok lebih menyadari dan menghayati
makna dan kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima
oleh orang lain. h.
Setiap anggota kelompok semakin menyadari bahwa hal-hal yang memprihatinkan bagi dirinya sendiri sering juga menimbulkan rasa
prihatin dalam hati orang lain, maka tidak ada yang merasa terisolir, atau seolah-olah hanya dirinya yang mengalami berbagai kejadian.
i. Para anggota kelompok belajar berkomunikasi dengan anggota
lainnya secara terbuka, hangat, saling menghargai dan menaruh perhatian. Pengalaman bahwa komunikasi demikian dimungkinkan
akan membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang-orang yang dekat di kemudian hari.
Berdasarkan tujuan konseling kelompok di atas, maka dapat disimpulkan tujuan konseling kelompok adalah para anggota kelompok
50 melalui komunikasi dengan seluruh anggota kelompok membantu dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan sesuai dengan fase perkembangan yang di dalamnya terdapat suasana saling menghargai dan
menghormati sehingga para anggota kelompok dapat mengembangkan bakat, minat, dan mengentaskan masalah-masalah yang ada di dalam
kelompok tersebut serta berlatih mengembangkan sikap positif, seperti empati, kepekaan, kemampuan menghayati perasaan orang lain, dan sikap
positif lain yang sangat berguna dalam kehidupan sosialnya.
4. Masalah-masalah Dalam Konseling Kelompok
Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati 2008: 69 masalah-masalah yang dibahas dalam konseling kelompok
mencakup : a.
Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat dan penyaluran.
b. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangannya, pengenalan
kekuatan diri dan penanggulannya. c.
Perencanaan dan perwujudan diri. d.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, menerima atau menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan berhubungan sosial,
baik di lingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat. e.
Mengembangkan hubungan teman sebaya, baik di rumah, sekolah dan di masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran.