42 559 kosakata yang dimiliki seorang remaja pun jelasnya semakin
bertambah, pada usia 16 sampai dengan 18 tahun rata-rata mengetahui 80.000 kata.
Remaja lebih mendapatkan giliran untuk berbicara bergantian dalam suatu diskusi dan bukannya membiarkan semua berbicara sekaligus.
Remaja lebih terampil mengemukakan pertanyaan yang sebenarnya mengandung perintah, lebih pandai dalam pemilihan kata yang
menegaskan arti suatu kalimat, pandai dalam menggunakan kalimat yang lebih sopan dalam situasi yang tepat, dan lebih pintar dalam
menyampaikan cerita atau pun perasaan yang sedang individu alami, gurauan yang lucu serta kebohongan yang meyakinkan Santrock, 2003:
112. Menurut Owens dalam Diane E. Papalia, 2008: 559 remaja lebih
suka menggunakan istilah seperti however walaupun, otherwise sebaliknya, anyway bagaimana juga, therefore oleh karena itu, really
sungguh, dan probably mungkin untuk menunjukkan reaksi logis antara klausa dan kalimat. Remaja makin sadar akan kata sebagai sebuah simbol
dengan berbagai macam makna, dan remaja menikmati menggunakan ironi, permainan kata, dan metafora.
Remaja sangat terampil dalam penyerapan perspektif sosial social perspective-taking, kemampuan memahami sudut pandang orang lain dan
tingkat pengetahuannya serta kemampuan berbicara menjadi sepandan dengan kedua hal tersebut Diane E. Papalia, 2008: 559. Sudut pandang
43 sosial dapat mempengaruhi bagaimana individu berkomunikasi dan
bagaimana individu menafsirkan komunikasi dengan orang lain, setelah individu memahami sudut pandang dalam berkomunikasi maka dapat
melihat bahwa tidak ada yang benar atau salah dalam gaya berkomunikasi Nia Kania Kurniawati, 2014: 3.
C. Kajian Tentang Konseling Kelompok
1. Pengertian Konseling Kelompok
Menurut Pauline Horison dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 7 konseling kelompok adalah proses konseling yang terdiri dari 4 – 8 konseli
yang bertemu dengan 1–2 konselor. Konseling kelompok dapat membicarakan beberapa masalah dalam prosesnya, seperti kemampuan
dalam membangun hubungan dan komunikasi, pengembangan harga diri, dan keterampilan-keterampilan dalam mengatasi masalah. Pengertian
tersebut sesuai dengan pendapat Juantika Nurihsan dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 7 yang mengatakan bahwa konseling kelompok adalah
suatu bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Gazda dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 8 menjelaskan pengertian
konseling kelompok adalah sebagai berikut : “Konseling kelompok merupakan suatu proses interpersonal yang
dinamis yang memusat pada usaha dalam berfikir dan tingkah laku- tingkah laku, serta melibatkan pada fungsi-fungsi terapi yang
dimungkinkan, serta berorientasi pada kenyataan-kenyataan,
44 membersihkan jiwa, saling percaya mempercayai, pemeliharaan,
pengertian, penerimaan dan bantuan. Fungsi-fungsi dari terapi itu diciptakan dan dipelihara dalam wadah kelompok kecil melalui
sumbangan perorangan dalam anggota kelompok sebaya dan konselor. Konseli-konseli dalam anggota kelompok-kelompok
adalah individu normal yang mempunyai berbagai masalah yang tidak memerlukan penanganan perubahan kepribadian lebih lanjut.
Konseli-konseli konseling kelompok menggunakan interaksi kelompok untuk meningkatkan pengertian dan penerimaan
terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan tertentu dan untuk mempelajari atau menghilangkan sikap-sikap serta perilaku
tertentu.”
Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa layanan konseling kelompok pada hakikatnya adalah suatu proses interpersonal
yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil, mengungkapkan diri kepada sesama anggota
dan konselor, dimana komunikasi interpersonal tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri
terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya
Konseling kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling
kelompok memberikan dorongan dan motivasi kepada individu untuk membuat perubahan-perubahan dengan memanfaatkan potensinya secara
maksimal sehingga mewujudkan diri. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P. E. Nila Kusmawati
2008: 66 konseling kelompok merupakan kegiatan konseling yang diselenggarakan dalam sebuah kelompok, dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yang terjadi di dalam kelompok tersebut. Dinamika kelompok