Tujuan Konseling Kelompok Kajian Tentang Konseling Kelompok

51 f. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta teknik-teknik penguasaan materi pelajaran. g. Pemahaman kondisi fisik, sosial, dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di perguruan tinggi. h. Mengembangkan kecenderungan karir yang menjadi pilihan siswa. i. Orientasi dan informasi karir, dunia kerja, dan prospek masa depan. j. Informasi perguruan tinggi yang sesuai dengan karir yang akan dikembangkan. k. Pemantapan dalam pengambilan keputusan dalam rangka perwujudan diri.

5. Tahapan Dalam Konseling Kelompok

Konseling kelompok sebagai salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling, di dalam pelaksanaannya terdapat tahapan-tahapan konseling. Keragaman dalam mengklasifikasikan tahapan-tahapan konseling kelompok. Corey dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 135 mengelompokkan tahapan konseling menjadi empat tahap, yaitu: tahap orientasi, tahap transisi, tahap kerja dan tahap konsolidasi. Menurut Jacobs, Harvill Masson dalam M. Edi Kurnanto, 2013: 135 mengelompokkan tahapan konseling kelompok menjadi tiga tahap, yaitu: tahap permulaan, tahap kerja, dan tahap penutupan. Menurut Prayitno 1995: 44-60 terdapat 4 tahapan yang dilakukan oleh seorang konselor dalam melakukan layanan konseling kelompok, yaitu: 52 a. Tahap I Pembentukan Terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : 1 Mengungkapkan pengertian, tujuan kegiatan kelompok dalam rangka konseling kelompok. Dapat dilakukan agar masing-masing anggota mengerti maksud dengan konseling kelompok dan kenapa konseling kelompok dilaksanakan, yang akhirnya membuat masing-masing anggota melaksanakan proses ini dengan serius. 2 Menjelaskan cara dan norma konseling kelompok. Penjelasan yang diberikan berguna agar masing-masing anggota mengetahui aturan main yang akan diterapkan dalam konseling kelompok ini. 3 Saling memperkenalkan diri satu sama lain, mengungkapkan diri, saling mempercayai dan menerima, sehingga suasana kelompok dapat terjalin lebih akrab dan tidak ada rasa canggung antara anggota kelompok yang satu dengan lainnya. Ditekankan pula dengan adanya asas kerahasiaan, agar setiap anggota kelompok mampu menjaga rahasia setiap anggota kelompok. 4 Menentukan agenda kegiatan. Menentukan agenda kegiatan ini dengan cara disepakati bersama, maka semangat kebersamaan akan lebih terasa. b. Tahap II Peralihan Tahap II Peralihan terdiri atas beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut: 53 1 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2 Mengamati dan menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap memasuki tahap selanjutnya. 3 Membahas suasana yang sedang terjadi. 4 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5 Bila perlu kembali kepada beberapa aspek tahap pertama. c. Tahap III Kegiatan Tahap III Kegiatan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: 1 Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik. 2 Tanya jawab antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimipin kelompok. 3 Anggota kelompok membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam sampai tuntas. 4 Kegiatan selingan. d. Tahap IV Penutupan Tahap IV Penutupan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu: 1 Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan berakhir. 2 Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan. 3 Merencanakan kegiatan selanjutnya. 4 Mengemukakan pesan dan harapan. 54 5 Menghentikan kegiatan. Berkenaan dengan penutupan kegiatan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah terletak pada beberapa kali kelompok itu bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Tahap penutupan atau penutup ini, kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam suasana kelompok, pada kehidupan nyata sehari-harinya. Menurut Winkel dan Sri Hastuti 2007: 607-613 fase-fase dalam konseling kelompok, yaitu pembukaan, penjelasan masalah, penggalian latar belakang masalah, penyelesaian masalah dan penutup. Lebih lanjut mengenai fase-fase dalam konseling kelompok, akan dipaparkan di bawah ini: a. Pembukaan 1 Anggota kelompok saling bertemu pertama kali, para konseli disambut oleh konselor. Seluruh anggota kelompok saling memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, umur, alamat, kelas, dan program studinya, serta menceritakan sedikit asal- usulnya. Perkenalan ini berfungsi supaya para konseli dapat sedikit menyesuaikan diri dalam situasi kelompok. 2 Kegiatan konseling kelompok bertemu kembali untuk melanjutkan pembicaraaan terdahulu, konselor menyambut kedatangan konseli dan kemudian mengajak untuk melanjutkan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 25 84

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI KONSELING INDIVIDU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012 2013

1 10 286

Upaya Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009.

0 0 1

EFEKTIVITAS STRATEGI MODELING MELALUI KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII DI SMP N 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA.

0 1 157

PENINGKATAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 0 161

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 KALASAN.

0 4 181

View of PENGARUH TEKNIK DISKUSI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 21 SURABAYA

0 1 8

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLEPLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN SISWA KELAS VIII B SMP 1 JATI KUDUS

1 3 22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1

0 0 16