Masalah-masalah Dalam Konseling Kelompok

54 5 Menghentikan kegiatan. Berkenaan dengan penutupan kegiatan kelompok, pokok perhatian utama bukanlah terletak pada beberapa kali kelompok itu bertemu, tetapi pada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Tahap penutupan atau penutup ini, kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam suasana kelompok, pada kehidupan nyata sehari-harinya. Menurut Winkel dan Sri Hastuti 2007: 607-613 fase-fase dalam konseling kelompok, yaitu pembukaan, penjelasan masalah, penggalian latar belakang masalah, penyelesaian masalah dan penutup. Lebih lanjut mengenai fase-fase dalam konseling kelompok, akan dipaparkan di bawah ini: a. Pembukaan 1 Anggota kelompok saling bertemu pertama kali, para konseli disambut oleh konselor. Seluruh anggota kelompok saling memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, umur, alamat, kelas, dan program studinya, serta menceritakan sedikit asal- usulnya. Perkenalan ini berfungsi supaya para konseli dapat sedikit menyesuaikan diri dalam situasi kelompok. 2 Kegiatan konseling kelompok bertemu kembali untuk melanjutkan pembicaraaan terdahulu, konselor menyambut kedatangan konseli dan kemudian mengajak untuk melanjutkan 55 diskusi bersama, setelah memberikan ringkasan tentang kemajuan kelompok sampai pada saat tertentu dalam keseluruhan proses konseling. b. Penjelasan Masalah Masing-masing konseli mengutarakan masalah yang sedang mereka rasakan dan hadapi berkaitan sesuai materi diskusi dengan mengungkapkan perasaannya dan pikirannya secara bebas. Satu demi satu mengutarakan apa yang dipandangnya perlu dikemukakan, dan konseli lainnya bertugas mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan berusaha ikut menghayati ungkapan pikiran dan perasaan temannya. Setiap konseli menanggapi ungkapan teman dengan memberikan komentar singkat, yang menunjukkan ungkapan yang ditangkap dengan tepat. Semua konseli telah mengungkapkan perasaannya masing-masing menurut pandangannya sendiri, konselor meringkas apa yang dikatakan oleh masing-masing konseli dan mengusulkan suatu perumusan yang umum, yang mencakup semua ungkapan yang telah dikemukakan oleh para konseli. Setiap masalah pribadi telah diangkat menjadi masalah kelompok, konselor bertugas untuk menentukan pendekatan apa yang sebaiknya diterapkan dalam proses konseling kelompok. c. Penggalian Latar Belakang Masalah Konseli pada fase ke dua biasanya belum menyajikan gambaran lengkap mengenai kedudukan masalah dalam keseluruhan situasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK TEKNIK ASSERTIVE TRAINING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016

4 25 84

MENINGKATKAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 3 KENDAL TAHUN AJARAN 2012 2013

0 12 235

UPAYA MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI KONSELING INDIVIDU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 4 BATANG TAHUN PELAJARAN 2012 2013

1 10 286

Upaya Meningkatkan Komunikasi Antarpribadi Siswa Melalui Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pemalang Tahun Pelajaran 2008-2009.

0 0 1

EFEKTIVITAS STRATEGI MODELING MELALUI KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII DI SMP N 1 PIYUNGAN BANTUL YOGYAKARTA.

0 1 157

PENINGKATAN KETERAMPILAN INTERPERSONAL MELALUI PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 15 YOGYAKARTA.

0 0 161

PENINGKATAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK (BUZZ-GROUP) PADA SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 KALASAN.

0 4 181

View of PENGARUH TEKNIK DISKUSI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VII H SMP NEGERI 21 SURABAYA

0 1 8

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI TEKNIK ROLEPLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SOPAN SANTUN SISWA KELAS VIII B SMP 1 JATI KUDUS

1 3 22

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF SETTING KOOPERATIF (PISK) PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 1

0 0 16