Kontribusi Peranan Index of /enm/images/dokumen

Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014 88 Usulan Kondisi Pemungkin Kebijakan Rencana Aksi negeri berwawasan lingkungan 49. Advokasi terhadap industri yang terkena negatif brand image akibat isu lingkungan 50. c. Pemberian dis‐insentif kepada industri yang berdampak negatif pada lingkungan

IV. EKONOMI KREATIF

Industri kreatif merupakan istilah yang belum banyak dikenal di masyarakat, sekalipun praktik bisnisnya sudah dilakukan sejak lama. Industri ini adalah jenis industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Dengan potensi sumber daya manusia, sumber daya alam yang melimpah, dan adanya masyarakat atau community yang mendukung, Indonesia memiliki potensi dan peluang yang sangat besar dalam menjadikan industri kreatif sebagai unggulan dalam menunjang perekonomian bangsa. Oleh karena itu industri kreatif perlu dikembangkan, karena memiliki sumbangsih yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dapat menciptakan iklim bisnis yang positif, dapat memperkuat citra dan identitas bangsa Indonesia, mendukung pemanfaatan sumber daya yang terbarukan, menumbuhkan daya inovasi dan kreativitas, serta menimbulkan dampak sosial yang positif.

1. Kontribusi

Industri Kreatif di Indonesia Pada tahun 2006, industri kreatif Indonesia telah mampu memberi sumbangan kepada Produk Domestik Bruto PDB sebesar Rp 189,4 triliun, atau 5,67 persen dari total PDB. Namun, rata‐rata pertumbuhan industri kreatif dalam periode 2002‐2006 hanya sebesar 0,74 persen, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,24 persen per tahun. Hal ini disebabkan oleh merosotnya kontribusi subsektor kerajinan dan fesyen pada tahun 2002‐2003 dan tahun 2005‐ 2006. Industri kreatif mengalami pertumbuhan tertinggi pada tahun 2004, yaitu 8,17 persen. Pencapaian ini di atas rata‐rata pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,03 persen. Selama kurun waktu 2002‐2006, subsektor industri kreatif yang mengalami pertumbuhan rata‐ rata di atas pertumbuhan PDB adalah: 1 Musik 18,06; 2 Penerbitan dan Percetakan 12,59; 3 Periklanan 11,35; 4 Arsitektur 10,86; 5 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 10,60; 6 Televisi dan Radio 8,51; 7 Permainan Interaktif 8,24; 8 Pasar barang seni 7,65; dan 9 Seni Pertunjukan 7,65. Sementara itu, pada tahun 2006, subsektor industri kreatif yang tetap memiliki pertumbuhan di atas rata‐rata pertumbuhan PDB adalah subsektor: 1 Arsitektur 11,98; 2 Pasar barang seni 8,27; 3 Permainan Interaktif 7,59; 4 Musik 6,78; 5 Layanan Komputer dan Piranti Lunak 7,54. Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap oleh sektor industri kreatif ini pada tahun 2006 mencapai 5,4 juta pekerja dengan tingkat partisipasi pekerja adalah sebesar 5,8 persen. Sementara itu nilai ekspor industri kreatif di Indonesia tahun 2006 mencapai Rp 81,4 triliun dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional. Dari fakta‐fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa sektor industri kreatif di Indonesia juga merupakan sektor industri yang menjanjikan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia.

2. Peranan

KADIN dalam Industri Kreatif Sesuai dengan UU No 1 Tahun 1987 tentang KADIN, dimana KADIN adalah wadah bagi para pengusaha, termasuk para pengusaha yang bergerak dalam bisnis Industri Kreatif, maka peranan KADIN adalah: • Media komunikasi dan informasi antara Pemerintah dan para pelaku bisnis industri kreatif yang menyangkut berbagai kebijakan atau ketentuan, aspirasi dan kepentingan dunia usaha. • Memberikan pendidikan, bimbingankonsultasi, dan pelatihan bagi para pelaku bisnis industri kreatif. • Menjadi fasilitator atau penyelenggara kerja sama antara internal pelaku bisnis indutri kreatif dan mitra di luar negeri. • Membantu dalam melakukan promosi produk dan jasa indutri kreatif di dalam dan di luar negeri. • Pembinaan hubungan kerja yang serasi antara pengusaha dan pekerja. • Penyelenggaraan upaya penyeimbangan dan pelestarian alam dan mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Ini sangat penting sebab para pelaku indusri kreatif banyak menggunakan bahan baku sumber daya alam seperti kayu, tanah liat, logam, dan lain‐lain. • Mengembangkan dan membudayakan etika bisnis dan persaingan yang sehat dan tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance dalam dunia usaha. • Memberikan pelayanan administratif kepada para pelaku bisnis industri kreatif.

3. Masalah