10. Rekomendasi:
o Meningkatkan
bisnis UMKM dan korporasi melalui dukungan IT yang kuat dan akses yang lebih
baik o
Mengembangkan bisnis melalui pola kemitraan
o Mengoptimalkan
pasar domestik dan memanfaatkan pasar luar negeri melalui mobile terminal,
dan kemitraan dengan perusahaan lokal ASEAN o
Mengembangkan fitur produk melalui upaya‐upaya marketing dan didukung oleh IT yang
handal dan optimal
o Mengembangkan
program CSR Corporate Social Responsibility untuk meningkatkan kewirausahaan
dan kredibilitas korporasi Nasional o
Membangun dan meningktkan kapasitas dan kualitas IT, SDM dan SLA untuk bersaing di
pasar domestik dan internasional
o Melonggarkan
ketentuan‐ketentuan yang diperlukan untuk mengembangkan UMKM o
Mengembangkan layanan untuk memenuhi kebutuhan korporasi
o Meningkatkan
keterlibatan otoritas dalam mengawasi ruang gerak Bank asing o
Memperkuat permodalan dengan penurunan dividen ratio
o Membangun
jaringan di luar negeri baik langsung maupun melalui strategic alliance o
Melonggarkan ketentuan‐ketentuan yang diperlukan untuk mengembangkan agribisinis,
pembiayaan infrastruktur dan investasi pada sektor minyak bumi dan gas alam.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
123
B. PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NONBANK
1. Kondisi
Saat Ini
Industri keuangan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh perbankan. Peranan lembaga
keuangan non bank sangat kecil dibandingkan dengan perbankan. Total asset perbankan saat ini
mencapai Rp 2.352.110 miliar SPI, Mei 2009, sementara nilai kapitalisasi pasar modal pada Juni
2009 baru mencapai Rp 1.675.164,70 SPM, 2009. Sumber pembiayaan dari lembaga keuangan
non bank, seperti pembiayaan konsumen, leasing, factoring sebagian besar juga berasal dari
perbankan. Dominsi perbankan yang terlalu besar di sektor keuangan adalah salah satu faktor
yang menyebabkan penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia BI Rate tidak diikuti oleh
penurunan suku bunga kredit.
Pasar modal dan lembaga keuangan nonbank dapat berperan lebih besar dalam mengurangi
dominasi perbankan. Pasar modal diperlukan untuk menarik dana dari dalam dan luar negeri,
dalam kapasitas besar, yang langsung dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan
kegiatan usahanya pada sektor riil. Sementara itu, peranan lembaga keuangan non bank lebih
kepada jangkauannya kepada masyarakat kecil di daerah yang tidak terjangkau oleh perbankan.
Pasar Modal telah bertumbuh dan berkembang menjadi pilar perekonomian nasional, karena
memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam kegiatan
perekonomian baik sebagai investor maupuan emiten di pasar modal.
Jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pada
tahun 2000 jumlah perusahaan yang terdaftar masih berada di bawah tiga ratus perusahaan.
Jumlah ini meningkat terus mencapai mendekati 400 perusahaan pada tahun 2009. Walaupun
demikian, pertumbuhan jumlah perusahaan yang terdaftar dibursa akhir‐akhir ini amat lambat.
Kapitalisasi pasar pun sudah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2003
kapitalisasi pasar saham kita hanya mencapai sekitar 500 triliun rupiah, pada tahun 2009 ini
diperkirakan kapitalisasi pasar saham kita akan mencapai sekitar 1800 triliun rupiah.
Sementara itu, dalam struktur sistem keuangan di Indonesia, lembaga pembiayaan dan
penjaminan berperan menjangkau kalangan masyarakat yang tidak terjangkau oleh bank. Dalam
prakteknya lembaga pembiayaan dan penjaminan merupakan kepanjangan tangan dari
perbankan. Jangkauan
lembaga pembiayaan dan penjaminan yang lebih luas dan dalam kepada masyarakat dibandingkan
dengan perbankan, membuat lembaga pembiayaan dan penjaminan terus mengalami
perkembangan. Sampai dengan September 2006 tercatat 216 Perusahaan Pembiayaan.
Jumlah perusahaan pembiayaan tersebut turun sebanyak 20 perusahaan dibandingkan
dengan tahun 2005 karena dicabut izin usahanya. Kinerja Perusahaan Pembiayaan hingga
September 2006 menunjukkan peningkatan yang terlihat dari meningkatnya total asset. Sampai
dengan September 2006 total asset Perusahaan Pembiayaan mengalami peningkatan sebesar
2,9 dibandingkan dengan akhir tahun 2005, yaitu dari Rp.96,5 triliun menjadi Rp.99,3 triliun.
Sementara nilai piutang pembiayaan meningkat sebesar 6,1 dari Rp. 67,6 triliun menjadi Rp.
71,7 triliun dengan perolehan laba tahun berjalan selama 3 triwulan pertama tahun 2006 sebesar
Rp. 2,0 triliun Fokus
lembaga pembiayaan dan penjaminan juga lebih kepada pembiayaan konsumsi, khususnya kendaraan
bermotor. Penyebab tingginya pembiayaan konsumsi adalah selain konsumsi domestik yang
meningkat akibat meningkatnya pendapatan masyarakat, resiko piutang jenis ini juga lebih rendah
dibandingkan dengan yang lain.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
124
Asuransi memegang peranan penting dalam perekonomian karena fungsinya untuk melindungi
asset konsumen dan dunia usaha dari berbagai macam resiko. Industri asuransi berkontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam meningkatkan kepastian dalam melakukan
kegiatan usaha. Keuntungan bagi konsumen adalah dapat membeli perlindungan untuk berbagai
jenis kerugian yang sulit diatasi sendiri. Sedangkan bagi dunia usaha, asuransi berperan dalam
memperkecil resiko, dengan demikian meningkatkan tingkat kepastian dalam berusaha.
Seiring dengan semakin ketatnya peraturan di bidang asuransi, jumlah perusahaan asuransi di
Indonesia dari tahun ke tahun semakin menurun. Pada tahun 2003 terdapat sekitar 173
perusahaan asuransi. Jumlah ini menyusut menjadi 144 pada tahun 2008. Meskipun jumlah
perusahaan asuransi berkurang, industri asuransi mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi,
dilihat dari pertumbuhan premi bruto yang meningkat sangat tajam. Pada tahun 2003 premi
bruto mencapai sekitar 34 triliun rupiah. Jumlah ini meningkat menjadi sekitar 74 triliun rupiah
pada tahun tahun 2007.
Sementara itu, Industri dana pensiun pun telah mengalami perkembangan yang pesat dalam
beberapa tahun terakhir ini. Pada tahun 2002 total aset dana pensiun mencapai 39,7 triliun
rupiah. Jumlah ini sudah meningkat menjadi sekitar 90,1 triliun rupiah pada tahun 2008. Namun,
jumlah dana pensiun semakin lama semakin menurun, seiring dengan semakin ketatnya
peraturan untuk menyelenggarakan program dana pensiun. Pada tahun 2002 terdapat sekitar 340
dana pensiun. Jumlah total dana pensiun menurun menjadi sekitar 280 pada tahun 2008.
Perusahaan modal ventura berfungsi untuk mendanai perusahaan yang baru berdiri, dengan
potensi tinggi tetapi resiko yang juga tinggi. Perusahaan seperti ini pada umumnya kesulitan
untuk mengakses permodalan pada institusi perbankan maupun non perbankan. Perusahaan
modal ventura dapat berperan untuk menjembatani masalah permodalan tersebut, sekaligus
memberikan dukungan teknis kepada perusahaan pasangan. Perusahaan modal ventura dapat
berperan sebagai katalisator dalam pembangunan ekonomi.
Namun, industri Modal Ventur tampak mengalami stagnasi pertumbuhan, bahkan cenderung
berkontraksi. Pada tahun 2002 jumlah perusahaan Modal Ventura mencapai 60 perusahaan. Pada
tahun 2006 jumlah perusahaan menyusut menjadi 55 perusahaan. Dari sisi aset pun terjadi
penyusutan, dimana pada tahun 2002 total aset perusahaan ventura mencapai sekitar Rp 2,5
triliun. Pada tahun 2006 total aset menurun menjadi sekitar Rp 2,3 triliun.
Bagian terakhir dari sektor ini adalah Pendanaan alternatif. Pendanaan alternatif yang dimaksud
disini pendanaan yang dilakukan oleh individu. Pendanaan alternatif ini tidak merupakan
perantara, sehingga bersifat informal dan tidak berada pada otoritas tertentu. Dengan demikian,
tidak ada data mengenai pengembangan pendanaan alternative ini. Walaupun demikian,
pendanaan alternatif ini sangat besar kontribusinya dalam pasar keuangan, mengingat tradisi
kebanyakan masyarakat Indonesia yang lebih mempercayai pendanaan alternative ini, juga sektor
usaha yang masih sebagian besar bersifat informal.
2. Permasalahan