III. LANGKAH
‐LANGKAH ANTISIPATIF
MENGHADAPI PERUBAHAN
LINGKUNGAN GLOBAL DAN REGIONAL.
1.
Pengembangan perangkat dan langkah‐langkah kebijakan yang bisa meredam
gejolak harga komoditas.
Hal ini dirasakan mendesak mengingat sumbangan komoditas primer terhadap penerimaan
ekspor
kita masih cukup besar.
1 Memulai
dengan komoditas‐komoditas yang mana kita memiliki posisi dominan di pasar internasional,
seperti: minyak kelapa sawit. Untuk komoditas‐komoditas ini sudah sepatutnya
kita menjadi price maker. 2
Mengembangkan industri‐industri pengolah komoditas primer.
3 Meningkatkan
penggunaan komoditas primer untuk kebutuhan dalam negeri: minyak mentah,
gas, batubara, timah, tembaga, rotan, kayu, dan sebagainya.
2. Pengintegrasian
Pasar Domestik.
Kemampuan kita untuk memperoleh manfaat dari proses integrasi dengan pasar global dan
regional
adalah dengan memperkokoh integrasi perekonomian nasional.
1 Penghapusan
segala kendala perdagangan antarpulau dan antardaerah. 2
Pembenahan sistem transportasi laut dan sungai serta sarana dan prasarananya seperti:
pelabuhan dan armada pelayaran nasional.
3 Percepatan
kehadiran sea coast guard.
3. Pengintensifan
diplomasi dan penetrasi pasar ke negara‐negara Asia dan emerging market
lainnya serta penguatan hubungan ekonomi yang lebih luas.
1 Sebagai
satu‐satunya negara Asean yang menjadi anggota G‐20, Indonesia sangat diharapkan
untuk menyuarakan kepentingan negara‐negara Asean di forum dunia sekaligus
memperkuat posisi tawar Asean di kancah global. 2
Berinisiatif untuk melakukan perundingan dan perjanjian bilateral dengan negara‐negara
yang berpotensi sebagai tujuan ekspor Indonesia agar produk‐produk ekspor kita
terhindar dari rintangan tarif maupun nontarif.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
10
IV. LINGKUNGAN
DOMESTIK
Sebagaimana lingkungan global dan regional, lingkungan domestik pun mengalami perubahan
sangat signifikan. Perubahan mendasar telah terjadi sejak krisis multidimensional di pengujung
1980 ‐an. Empat kali amandemen Undang‐Undang Dasar 1945 telah mengubah sendi‐sendi
berbangsa dan bernegara. Perubahan yang terjadi ibarat big bang, suatu perubahan mendasar yang
berlangsung secara simultan, meliputi reformasi politik, reformasi pemerintahan, dan reformasi
ekonomi. Tak
banyak negara yang mengalami perubahan mendasar di tiga bidang sekaligus pada waktu bersamaan
tanpa menimbulkan gejolak berkepanjangan. Ternyata kita mampu menapakinya secara damai
dan lewat proses yang demokratis. Memang, tak semua berjalan mulus dan tuntas. Masih banyak
pekerjaan rumah tersisa untuk memperkuat landasan bagi Indonesia Baru yang demokratik dan
modern, yang menyejahterakan seluruh rakyat, berkeadilan sosial, dan bermartabat, sebagaimana
diamanatkan oleh Pembukaan Undang‐Undang Dasar 1945.
1. Demokratisasi,
Keterbukaan, dan Kemandirian
Kebebasan merupakan anugerah yang paling berharga yang diberikan Sang Pencipta kepada
umat manusia. Namun, kebebasan baru bermakna dan bermartabat apabila tidak terjadi
penghisapan dan eksploitasi sehingga merenggut kebebasan sesama.
Salah satu tantangan terbesar Bangsa Indonesia ialah bagaimana kebebasan bisa mewujudkan
segala potensi terbaik yang kita miliki sekaligus sebagai wujud dari rasa syukur kita atas segala
karunia yang dilimpahkan kepada Bangsa ini. Kita harus mampu mendayagunakan segala
potensi terbaik yang kita miliki bagi sebesar‐besar kemakmuran rakyat.
Kebebasan merupakan sarana untuk melahirkan kiprah dan karya terbaik, sebagai sarana
untuk hidup berdampingan dengan masyarakat dunia secara setara berdasarkan nilai‐nilai
universal yang memang sejak awal kita sepakati.
Kita tidak menganut paham kebebasan untuk kebebasan semata, melainkan kebebasan yang
memerdekakan kita dari rasa takut diintimidasi oleh pihak manapun, bebas dari rasa takut
akan kelaparan, kekurangan, kemiskinan, dan ketidakadilan. Kebebasan demikian hanya akan
terwujud jika diimbangi dengan seperangkat tatanan sosial dan mengacu pada keseimbangan
antara kepentingan individual dan kepentingan sosial.
Kita menyadari bahwa untuk mencapai kondisi ideal tak akan terjadi dalam waktu singkat. Kita
harus senantiasa menjaga agar proses berlangsung secara damai, demokratik serta dinamis.
Untuk itu kita perlu bersabar untuk menapaki proses yang berkelanjutan lewat pembangunan
dan penguatan kelembagaan institutional development.
Berbekal keyakinan pada nilai‐nilai inti tersebut, kita senantiasa siap untuk mengarungi pergaulan
dunia dan berinteraksi dengan seluruh bangsa untuk ikut serta mewujudkan perdamaian
abadi di muka bumi ini.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
11
2. Otonomi