2 Management
strategi perdagangan luar negeri kurang tepat: •
Fungsi ITPC tidak maksimal, tingkat penetrasi pasar rendah.
• Strategi
promosi melalui pameran canderung pemborosan, tidak sesuai dengan kebutuhan
pelaku usaha •
Pembentukan FTA cenderung merugikan
• Kebijakan
perdagangan tersebar diberbagai kementrian •
Kemampuan diplomasi dagang belum kuat
3 Ketidak
‐sesuaian antara permintaan dan penawaran produk utama bahan pokok menyebabkan
instabilitas harga. 4
Maraknya praktik impor dan peredaran barang impor ilegal.
5 Kendala
pembiayaan perdagangan trade financing berkontribusi terhadap rendahnya pertumbuhan
ekspor nasional.
2. Visi dan Misi
2.1. Visi
Perdagangan sebagai sektor yang berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pemerataan ekonomi nasional.
2.2. Misi
1 Mendorong
pertumbuhan ekonomi secara maksimal agar berada diatas laju inflasi melalui optimalisasi
surplus perdagangan. 2
Menekan laju inflasi agar berada dibawah tingkat pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan
sistim distribusi dan logistik barang.
3 Menyerap
tenaga kerja melalui penciptaan peluang usaha.
3. Sasaran
1 Mendorong
ekspor produk yang bernilai tambah tinggi barang jadi atau setengah jadi. 2
Mengaturmembatasi ekspor produk mentahbahan baku bahan baku diutamakan untuk
diolah di dalam negeri hingga bernilai tambah maksimal.
3 Mengaturmembatasi
ekspor komoditi sumber daya energi. 4
Membatasi dan mengatur impor produk barang jadi.
5 Mengatur
impor bahan baku dan mempermudah impor barang modal. 6
Mengatur ketersediaan stok bahan pokok untuk stabilitasi harga.
7 Mengembangkan
dan Mendorong sistem waralaba dan lisensi ke ASEAN.
4. Target
1 Pertumbuhan
surplus perdagangan rata‐rata 11,63. 2
Laju inflasi rata‐rata dibawah 6,18.
3 Penciptaan
lapangan kerja menyerap 300 ribu pertahun di retail dan sistem waralabalisensi.
5. Strategi dan Aksi
1
Pembenahan Infrastruktur transportasi dan efisiensi distribusi‐logistik.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
97
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-2030
Perbaikan kinerja dan mental aparat pelabuhan Bea Cukai, Pelindo dsb
Pembenahan Aturan Prosedur Transportasi Angkutan Barang Darat
Pembenahan Aturan Prosedur Pelabuhan, Mengurangi otoritas
pengelola pelabuhan Pelabuhan Dikelola Swasta
Perbaikan Infrastruktur Jalan Penyediaan Sistim Angkutan Rel
Kereta API kerjasama dengan swasta
Peningkatan Kapasitasi Pelabuhan, Peralatan, Sarana Pra Sarana,
Pembangunan Pelabuhan Internasional
2 Pembenahan Manajemen dan strategi perdagangan luar negeri.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
98
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-2030
Review Perjanjian Dagang ITPC sebagai agen promosi dan
pemasaran Sinkronisasi kegiatan
promosipameran antara pemerintah dan dunia usaha
Peningkatan kemampuan diplomasi perdagangan internasional
Perbaikan Infrastruktur Jalan Technical barier dan standarisasi
produk dalam negeri Analisa Pembentukan FTA
Pembentukan FTA baru Sinkroniasi Tarif Bea Masuk dgn
kebutuhan industri
3 Akurasi data permintaan dan penawaran serta penerapan sistem buffer stock yang efisien.
4 Mencegah masuknya produk impor secara ilegal dan membatasi ruang gerak produk impor
ilegal dipasar domestik.
5 Penyediaan pembiayaan perdagangan trade financing.
6 Penciptaan peluang usaha dan lapangan melalui sistem waralaba dan lisensi.
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-20
Sistim informasi bahan pokok yang akurat
Sistim pergudangan bahan pokok di Indonesia timur
30
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-2030
Peningkatan kinerja aparat yang bertanggung jawab
Membatasi ruang gerak peredaran barang impor ilegal melalui UU
Perdagangan Revitalisasi pasar tradisional dan ITC
sebagi tempat pemasaran produk lokal.
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-20
Optimalisasi penggunaan LPEI Kerjasama Internasional u trade
financing
30
2010 2011
2012 2013
2014 2015-2020 2021-2030
Promosi pengembangan kewirausahaan melalui waralaba
Pembentukan Gerai Waralaba Pembentukan badan rating waralaba
lisensi Pemasaran perusahaan pemberi
waralaba nasional ke pasar ASEAN
VII. PARIWISATA
1. Kondisi Dewasa Ini
Pariwisata adalah sebuah industri yang tidak akan pernah habis oleh waktu, justru nilai tambah
dan entitas bisnis akan lebih terbuka dengan bertambahnya waktu eksplorasi.
Kinerja sektor pariwisata Indonesia sampai saat ini masih cukup menggembirakan. Jumlah turis
asing yang berkunjung melalui sebelas gerbang utama Indonesia di tahun 2008 mencapai 5,2 juta
orang, atau naik sebesar 19,8 persen dari tahun 2007. Pertumbuhan jumlah turis ini meningkat
pesat dibandingkan pertumbuhan di tahun 2006, yaitu minus 2,19 persen.
Sektor pariwisata memang dapat menjadi andalan ekonomi Indonesia, karena merupakan salah
satu sektor yang mampu mendulang devisa cukup besar. Devisa yang masuk ke pundi‐pundi
negara dari sektor pariwisata di tahun 2008 silam mencapai 7,3 miliar dollar AS, naik dari 5,3
miliar dollar AS di tahun sebelumnya tumbuh 37,9 persen. Prestasi ini yang menempatkan
pariwisata sebagai pendulang devisa terbesar setelah ekspor migas. Kenaikan ini juga terkait
dengan naiknya nilai pengeluaran rata‐rata wisatawan asing di Indonesia dari 91,3 dollar AS
perhari 2002 menjadi 107,7 dollar AS perhari 2008.
Memang, pendapatan devisa dari sektor pariwisata agak menurun dari 4,8 milar dollar AS pada
tahun 2004, menjadi 4,45 miliar dollar AS pada tahun 2006. Walaupun demikian, bukan berarti
sektor Pariwisata menjadi kurang penting, karena kontribusi sektor Pariwisata terhadap total
ekspor kita justru mengalami kenaikan dalam periode tersebut. Pada tahun 2004 sektor
Pariwisata memberikan kontribusi sebesar 10,43 persen terhadap total Ekspor. Angka ini
meningkat menjadi 11,64 persen pada tahun 2006.
Namun, sektor Pariwisata kita tampaknya masih kurang dikembangkan. Hal ini, antara lain terlihat
dari rendahnya daya saing Pariwisata kita. Menurut The Travel and Tourism Competitiveness
Report 2009, daya saing pariwisata Indonesia berada pada rangking 81, sedikit menurun dari
tahun 2008. Indeks daya saing pariwisata ini disusun berdasarkan kelompok indikator kerangka
hukum, kondisi lingkungan bisnis dan infrastruktur, sumber daya manusia, budaya, dan sumber
daya alam. Daya saing pariwisata Indonesia tertinggal jauh dari negara tetangga seperti Singapura
dan Malaysia, yang masing‐masing berada di urutan ke‐10 dan ke‐32.
Pada tahun 2005 secara keseluruhan sumbangan sektor Pariwisata, baik pariwisata mancanegara
maupun pariwisata domestik, telah memberikan terhadap PDB adalah sebesar 5,27 hasil
perhitungan Neraca Satelit Pariwisata Nasional 2006. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi
Indonesia di atas 7 kontribusi Pariwisata kontribusinya harus ditingkatkan 2 sampai 3 kali lipat
pada 10 tahun mendatang.
Kadin Indonesia: Roadmap Pembangunan Ekonomi Indonesia 2009 – 2014
99
2. Permasalahan