Kebijakan Industri Hijau Energy Development in Supporting Green Industry

85 2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK Seperti diuraikan di atas bahwa kebijakan industri hijau mencakup berbagai aspek. Diskusi dalam BPPT-OEI 2016 dibatasi hanya tentang penggunaan energi yang rendah karbon energi baru dan terbarukan, EBT, dan dampaknya terhadap emisi GRK. Analisis pemanfaatan energi yang rendah karbon atau EBT difokuskan pada 4 industri terpilih. Ke-4 industri terpilih dianggap sebagai kelompok industri yang paling banyak menggunakan EBT saat ini, yaitu industri CPO, industri pulp dan kertas, industri gula, dan industri semen. Metoda analisis pemanfaatan EBT pada ke-4 industri terpilih sama dengan metoda yang dilakukan dalam PPIH 2015. Adapun emisi GRK membahas tentang emisi GRK dari skenario dasar dan skenario tinggi, serta potensi mitigasi GRK kedua skenario tersebut dibandingkan dengan kasus pemanfaatan EBT pada industri terpilih. Skenario tinggi dan skenario dasar merupakan skenario konservasi energi menghasilkan mitigasi GRK yang berbeda. Perbedaan mitigasi GRK tersebut akan semakin besar apabila pemanfaatan EBT pada ke empat industri terpilih dipertimbangkan. Adapun jenis emisi GRK yang dijabarkan dalam BPPT-OEI 2016 adalah CO 2 Energi dan IPPU, CH 4 Energi, dan N 2 O Energi. Global warming potential untuk emisi CH 4 adalah 28 dan untuk N 2 O adalah 265 IPCC, 2014. Seperti Buku BPPT-OEI 2015, perhitungan emisi GRK menggunakan metodologi IPCC-2006 dengan Faktor Emisi sebagai berikut: As described above, the policy covers various aspects of green industry. Discussion in BPPT-OEI 2016 is limited only on low-carbon energy NRE usage, and their impact on GHG emissions. Analysis of low-carbon energy or NRE utilization is focused on four selected industries. All four selected industries is regarded as industry groups that are currently the highest NRE users, i.e., CPO industry, pulp and paper industry, sugar industry, and cement industry. Analysis method on NRE utilization in all four selected industries was the same method carried out in PPIH 2015. Discussion on GHG emissions is based on the results of base scenario and high scenario, as well as GHG mitigation potential of these two scenarios compared with the case NRE utilization in the selected industries. High scenario and base scenario can be observed as energy conservation scenarios that produce different GHG mitigation. The GHG mitigation difference would be even greater if the NRE utilization in four selected industries is considered. Types of GHG emissions described in BPPT-OEI 2016 are CO 2 Energy and IPPU, CH 4 Energy, and N 2 O Energy. Global warming potential for CH 4 is 28 and for N 2 O is 265 IPCC, 2014. As in BPPT-OEI 2015, calculation of GHG emissions in BPPT- OEI 2016 use IPCC-2006 methodology with Emission Factor as follows:

6.2 Batasan Pembahasan Industri Hijau

Discussion Framework of the Green Industry Tier-1 untuk pembakaran batubara dan gas bumi, emisi fugitif, serta emisi CH 4 dan N 2 O untuk pembakaran BBM. Tier-2 untuk pembakaran BBM khususnya emisi CO 2 . Tier-3 untuk emisi CO 2 dari penggunaan gas bumi sebagai bahan baku industri pupuk. • • • Tier-1 for coal and natural gas combustion, fugitif emissions, as well as CH 4 and N 2 O emissions for fuel combustion. Tier-2 for fuel combustion, especially CO 2 emissions.Tier-3 for CO 2 emissions from natural gas usage as raw material for the fertilizer industry. • • • 86 OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016 Gambar 6.1 Fokus analisis industri hijau Figure 6.1 The focus of green industry analysis