Optimalisasi Pemanfaatan BBN Kebijakan Energi Terkini

25 2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK is also imposed and is determined by agreement between the Fund Management Board and POP business operator. Contribution is only charged to POP companies not to the planters. Contribution is set at regular intervals or only time- to-time. Funds rose from levies and contributions are used for HRD, RD, promotion, rejuvenation, and infrastructure of POP. The funds will also be used to meet food demand, POP downstream industry, also for supply and utilization of biodiesel. Supply of biodiesel is made through direct appointment. Biodiesel price uses market index price of diesel oil. Biodiesel business entity is required to mix biodiesel with diesel oil in accordance with the biofuel mandatory. The maximum transportation cost for biodiesel per region is stipulated in MEMR Decree No. 3239K12MEM2015 with the amount varying between Rp. 26 per liter Medan to. Rp. 988 per liter Kotabaru. As a derivative of Presidential Regulation 612015, the Ministry of Finance set Regulation 114PMK.052015 about Tariff of Public Service Agency of Oil Palm Plantations Fund Manager to the Ministry of Finance. Plantation Tariff is paid in rupiah with the set exchange rate by the Minister of Finance at time of payment. Levy on exports of oil palm, CPO and its derivative products applies to 24 kinds of commodities with the rate varying between 10 to 50 US per tonne. Levies and contributions paid by business operators of POP and derivatives that managed by POP Funding Board are expected to be able to encourage biodiesel utilization in accordance with the biofuel mandatory. This will increase national energy security, GHG emission reduction in energy sector, creates job opportunity, and supporting Indonesia’s macro economy. mengelola, menyimpan, dan menyalurkan dana. Selain Pungutan juga diberlakukan Iuran yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Pengelola Dana dengan Pelaku Usaha PKS. Iuran hanya dikenakan kepada perusahaan PKS bukan kepada Pekebun Kelapa Sawit. Iuran ditetapkan secara berkala atau sewaktu-waktu. Dana yang berasal dari pungutan dan iuran tersebut digunakan untuk kepentingan pengembangan SDM PKS, litbang PKS, promosi PKS, peremajaan PKS, sarana dan prasarana PKS. Dana tersebut juga digunakan dalam rangka pemenuhan hasil PKS untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri PKS, serta penyediaan dan pemanfaatan BBN jenis biodiesel. Penyediaan BBN jenis biodiesel dilakukan melalui penunjukan langsung. Harga penyaluran BBN jenis biodiesel menggunakan harga indeks pasar minyak solar. Badan Usaha penyalur biodiesel wajib mencampurkan dengan minyak solar sesuai dengan Mandatori BBN. Adapun maksimal ongkos angkut BBN jenis biodiesel kedalam jenis BBM tertentu minyak solar per wilayah ditetapkan dalam Kepmen ESDM No. 3239K12MEM2015 dengan besaran yang bervariasi antara Rp. 26 per liter Medan s.d. Rp. 988 per liter Kotabaru. Sebagai turunan dari Perpres 612015, Kementerian Keuangan menetapkan PMK 114PMK.052015 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan. Tarif Pungutan Dana Perkebunan dibayar dalam mata uang rupiah dengan nilai kurs yang berlaku pada saat pembayaran. Nilai kurs mengacu pada nilai kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Adapun Pungutan Dana Perkebunan atas ekspor kelapa sawit, CPO, dan produk turunannya berlaku untuk 24 jenis komoditas dengan tarif dalam bervariasi antara 10 s.d. 50 US per ton. Adanya Dana Pungutan dan Iuran yang dibayarkan oleh Badan Usaha PKS dan turunannya yang dikelola oleh Badan Pengelola Dana PKS diharapkan akan mendorong pemanfaatan biodiesel sesuai dengan mandatori BBN. Hal ini berdampak terhadap peningkatan ketahanan energi nasional, penurunan emisi GRK sektor energi, penyerapan tenaga kerja, dan pendukung ekonomi makro Indonesia.