Pemanfaatan Batubara Coal Utilization
58
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016
Sementara itu penggunaan batubara pada sektor industri diperkirakan akan meningkat sedikit lebih pesat lagi,
yaitu dengan pertumbuhan rata-rata hampir 5 per tahun, sehingga konsumsi batubara pada sektor tersebut
meningkat dari 52,53 juta ton pada 2014 menjadi 296,77 juta ton pada 2050. Selain itu, pengguna batubara
lainnya adalah pembuatan batubara cair yang baru akan diperkenalkan pada tahun 2040. Namun pemanfaatan
batubara untuk CTL tersebut masih di bawah satu persen dengan jumlah 4,45 juta ton dari tahun 2040 sampai akhir
periode 2050. Meanwhile, the use of coal in industrial sector is estimated
to increase quite rapidly with an average growth of nearly 5 per year. The coal consumption will increase from 52.53
million tonnes in 2014 to 296.77 million tonnes in 2050. In addition, other coal user such as CTL manufacturing will be
introduced in 2040. The use of coal for CTL will still be below one percent with total of 4.45 million tonnes from 2040 until
the end of 2050.
Gambar 4.12 Proyeksi pemanfaatan batubara Figure 4.12 Projection of coal utilization
118 517
589 655
188 281
378 498
631 752
865
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
2 1
4 2
1 6
2 1
8 2
2 2
2 2
2 2
4 2
2 6
2 2
8 2
3 2
3 2
2 3
4 2
3 6
2 3
8 2
4 2
4 2
2 4
4 2
4 6
2 4
8 2
5
Ju ta
To n
Mi lli
on T
on n
es
CTLCoal To Liquid IndustriIndustrial
PembangkitPower Plant Total SD
Total ST SD : Skenario Dasar
Base Scenario ST : Skenario Tinggi
High Scenario
59
2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
Secara nasional pemanfaatan energi baru dan terbarukan EBT di Indonesia belum optimal karena dengan
harga energi fosil yang rendah, maka investasi EBT yang tinggi akan menyulitkan EBT untuk masuk dalam
persaingan pemanfaatan energi. Dengan adanya program pembangunan 35 GW yang merupakan program jangka
pendek yang tercantum dalam Nawacita membuat pemanfaatan EBT semakin terbatas karena untuk mencapai
sasaran Nawacita tersebut diperlukan pembangkit skala besar berbahan bakar energi fosil.
Pada tahun 2015 bauran EBT hanya sebesar 7,5 terhadap total penyediaan energi. Bauran EBT didominasi
oleh biomassa disusul oleh tenaga air dan panas bumi. Biomassa yang dimaksud adalah biomassa yang dapat
diperjualbelikan yang digunakan pada sektor industri, sektor komersial, serta bahan bakar pembangkit.
Penyediaan EBT dalam kurun waktu 2014 – 2050 akan berkembang dengan laju pertumbuhan cukup tinggi, yaitu
sekitar 6,8 per tahun pada skenario dasar dan 7,3 per tahun pada skenario tinggi.
Bauran EBT pada tahun 2025 dalam kajian ini pangsanya hanya sebesar 12,5 atau lebih rendah dari target
Kebijakan Energi Nasional KEN yang mencapai 23. Ke depan, dominasi EBT bergeser menjadi panas bumi, BBN,
biomassa, dan tenaga air. Hingga tahun 2025 pangsa EBT pada skenario tinggi mempunyai pangsa yang sama
dengan skenario dasar. Hal ini terjadi karena kenaikan kebutuhan energi pada skenario tinggi selaras dengan
kenaikan EBT terutama BBN yang didasari oleh biofuel mandatory. Namun setelah tahun 2035, rasio kontribusi
EBT pada skenario tinggi lebih rendah dari skenario dasar karena perkembangan EBT belum mampu menyaingi
kenaikan kebutuhan energi fosil yang tinggi. Meskipun energi nuklir sudah mulai dipertimbangkan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik, namun kapasitas PLTN masih sangat kecil dibanding dengan pembangkit berbasis
Utilization of new and renewable energy NRE in Indonesia is not optimal due to the low price of fossil energy that
makes the high investment NRE dificult to compete. With the development of 35 GW program which is a short-term
program listed in Nawacita, NRE utilization will be harder to improve as most of the large-scale power plants will be
using fossil energy.
In 2015, share of NRE was amounted to only 7.5 of the energy supply. Share of NRE was dominated by biomass and
followed by geothermal. Biomass considered in this study is biomass that can be traded and used in industrial sector,
commercial sector, as well as in power plant. Supply of NRE in period 2014 - 2050 will grow with relatively high growth
rate at around 6.8 per year in base scenario while in high scenario is 7.3 per year.
Share of NRE in primer energy mix in 2025 in this study is only 12.5, lower than target of the National Energy Policy
KEN, which reached 23. Biomass dominance will shift to geothermal, followed by biofuels, biomass and hydro.
Until 2025, the share of NRE in high scenario is the same as base scenario. This occurs because of the increase of energy
demand in high scenario is in line with the increase of NRE especially biofuels in accordance with the mandatory. After
2035, ratio of NRE contribution in high scenario will be lower than base scenario as NRE development will not be able to
compete with the high increase of fossil energy demand. Although nuclear energy has been considered as fuel for
electricity generation, but the capacity of nuclear power plants is still very small compared to coal-ired power plants.