15
2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
3,9 dari tahun 2013. Meskipun demikian, konsumsi listrik per kapita di Indonesia masih rendah dibanding beberapa
negara ASEAN. Konsumsi listrik di Indonesia sebesar 798 kWhkapita, Thailand 2.471 kWhkapita, Malaysia 4.512
kWhkapita, Singapura 8.840 kWhkapita, dan Brunai Darussalam 9.704 kWhkapita.
Selain listrik, konsumsi LPG juga meningkat tajam dari 8 juta SBM 0,97 juta ton pada tahun 2000 menjadi 52 juta
SBM 6,09 juta ton pada tahun 2014. Peningkatan konsumsi LPG disebabkan oleh adanya program pemerintah yang
mengganti penggunaan minyak tanah untuk memasak di rumah tangga dan usaha kecil dengan LPG.
Electricity consumption per capita in Indonesia was also still low compared to some ASEAN countries. Electricity
consumption in Indonesia was 798 kWhcapita as to Thailand 2,471 kWhcapita, Malaysia 4,512 kWhcapita,
Singapura 8,840 kWhcapita, and Brunai Darussalam 9,704 kWhcapita.
In addition to electricity, LPG consumption increased sharply from 8 million BOE 0.97 million tonnes in 2000 to 52
million BOE 6.09 million tonnes in 2014. This was caused by government programs that replace the use of kerosene for
cooking in households and small businesses with LPG.
Gambar 2.4 Konsumsi energi inal per jenis Figure 2.4 Final energy consumption by type
2014
BBMOil Fuel 32
BBNBiofuel 9
BatubaraCoal 23
Gas 13
LPG 5
Listrik Electricity
13 Biomassa
Biomass 13
556 564
561 596
614 610 611
645 658
689 783
858 866 910
962
100 200
300 400
500 600
700 800
900 1000
2 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
00 6
2 7
2 8
2 9
2 1
2 1
1 2
1 2
2 1
3 2
1 4
Jut a
SB M
M il
li o
n BOE
BiomassaBiomass ListrikElectricity
LPG Gas
BatubaraCoal BBNBiofuel
BBMOil Fuels Total
16
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016
2.3 Ketenagalistrikan
Electricity
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya dilakukan
oleh PT PLN Persero saja, tetapi juga oleh pihak swasta, yaitu Independent Power Producer IPP, Private Power Utility
PPU dan Ijin Operasi IO non BBM. Pada tahun 2014, total kapasitas pembangkit nasional PLN, IPP, PPU, IO non BBM
adalah sebesar 52 GW. Kapasitas pembangkit listrik PLN masih mendominasi dengan pangsa lebih dari 76 39,3
GW, pembangkit listrik IPP dikisaran 15 7,9 GW, serta sisanya diisi pembangkit listrik PPU dan pembangkit listrik
IO non BBM dengan pangsa dikisaran 9 4,7 GW.
Sekitar 74 dari total kapasitas pembangkit nasional berada di wilayah Jawa-Bali, 16 di wilayah Sumatera, 3
di wilayah Kalimantan, dan sisanya di wilayah Pulau Lainnya Sulawesi, Maluku, NTB-NTT, Papua. Hal ini sesuai dengan
persebaran penduduk dan aktivitas ekonomi lainnya.
Dilihat dari segi input bahan bakar, pembangkit berbahan bakar batubara dan gas mempunyai pangsa yang paling
tinggi, yaitu masing-masing sebesar 50 26 GW dan 23 12 GW, diikuti kemudian oleh pembangkit berbahan bakar
minyak dengan pangsa sekitar 14 7,5 GW. Tingginya pembangkit berbahan bakar batubara karena digunakan
sebagai pembangkit untuk memenuhi beban dasar, sedangkan pembangkit berbahan bakar gas digunakan
sebagai pembangkit beban menengah dan beban puncak. Adapun masih tingginya pangsa pembangkit BBM karena
untuk memenuhi kebutuhan listrik pada wilayah terpencil di luar Jawa dan Sumatera, dan sebagai pengganti
kekurangan pasokan gas bumi.
Hal yang menarik adalah meningkatnya pangsa pembangkit berbahan bakar energi terbarukan, seperti PLTP, dengan
pangsa mendekati 3 1,3 GW, serta PLTA dengan pangsa dikisaran 10 5,1 GW. Disamping itu, pembangkit listrik
EBT lainnya PLT surya, PLT bayu, PLT sampah, PLT minihidro, PLT biomasa juga sudah mulai banyak beroperasi dengan
kapasitas total 96 MW. To meet national electricity demand, electricity supply in
Indonesia is not only met by PT PLN Persero, but also by private sector, namely Independent Power Producer IPP,
Private Power Utility PPU and Operation Permit IO non oil fuel. In 2014, total capacity of national power generation
PLN, IPP, PPU, and IO non oil fuel was of 52 GW. Electricity generation capacity by PLN still dominates with a share of
more than 76 39.3 GW, while IPP with a share of 15 7.9 GW, and the rest was illed with the PPU and IO non oil fuel
with a share of 9 4.7 GW.
Approximately 74 of national electricity generation capacity are in Java and Bali, as 16 in Sumatera, 3 in
Kalimantan. The rest are in Other Islands Sulawesi, Maluku, NTB-NTT, and Papua. This corresponds with distribution of
population and other economic activities.
In terms of fuels, coal-ired and gas-ired power plants the highest share, i.e., 50 26 GW and 23 12 GW
respectively, followed by oil-ired power plants with a share of around 14 7.5 GW. The high share of coal-ired power
plants was due to its usage as base load generator, whereas gas-ired power plants was used in medium load and peak
load. As for the high share of oil-ired power plants it was because it used to meet electricity demand in remote areas
outside of Java and Sumatra, as well as a substitute in natural gas supply shortage.
The share increase of renewable energy power plants, such as geothermal power plants, with a share of close to 3 1.3
GW, as well as the share of hydropower with 10 5.1 GW is interesting to discuss. In addition, other renewable energy
power plants solar, wind, landill, minihydro, biomass also begin to operate with a total capacity of 96 MW.
17
2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
2.4 Potensi Sumber Daya Energi
Energy Resources Potential
2.4.1 Potensi Sumber Daya Energi Fosil
Indonesia memiliki beberapa potensi sumber daya energi fosil diantaranya minyak bumi, gas bumi dan batubara.
Pada tahun 2014, cadangan terbukti minyak bumi sebesar 3,6 miliar barel, gas bumi sebesar 100,3 TCF dan cadangan
batubara sebesar 32,27 miliar ton. Bila diasumsikan tidak ada penemuan cadangan baru, berdasarkan rasio RP
ReserveProduction tahun 2014, maka minyak bumi akan habis dalam 12 tahun, gas bumi 37 tahun, dan batubara
70 tahun. Cadangan ini bahkan akan lebih cepat habis dari tahun yang disebut diatas karena kecenderungan produksi
energi fosil yang terus meningkat.
Energi fosil telah menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia dimasa lalu dan saat ini. Di masa depan
diharapkan tren pengembangan energi akan bergeser dari energi berbasis fosil menjadi energi baru terbarukan,
sepanjang keekonomiannya memenuhi. Hal ini disebabkan karena energi fosil merupakan sumber daya yang tidak
dapat diperbarui sehingga lambat laun akan habis, padahal Indonesia mempunyai sumber daya energi terbarukan
yang signiikan.
2.4.1 Fossil Energy Resource Potential
Indonesia has several fossil fuel potential resources such as oil, natural gas and coal. In 2014, proven reserves of oil
amounted to 3.6 billion barrels, natural gas reserves of 100.3 TCF and coal reserves of 32.27 billion tonnes. Assuming
there is no discovery of new reserves, based on RP Reserve Production ratio in 2014, the oil will run out in 12 years,
natural gas in 37 years and coal in 70 years. This reserve will be depleted more quickly than the above-mentioned igure
as fossil energy production continues to increase.
Fossil energy has been the driving force of economic growth in Indonesia. Expected future trends in energy development
will shift from fossil-based energy into renewable energy, as long as it is economical . This is based on the fact that fossil
energy resource cannot be renewed so that eventually will run out, whereas Indonesia has signiicant renewable energy
resources.
Tabel 2.2 Sumber daya energi fosil Table 2.2 Fosil energy resources
Sumber Source: KESDM 2015 MEMR 2015
No. Jenis Energi
Energy Type Satuan
Unit Sumber Daya
Resources Cadangan
Reserves 1
Minyak Bumi Miliar Barel
Proven 3.6
Oil Billion Barrel
+Potential 7.4
2 Gas Bumi
TSCF Proven
100.3 Gas
+Potential 149.3
3 Batubara
Coal Miliar Ton
Billion Tonne 124.8
32.27