Peranan Industri Hijau dalam Mitigasi GRK
98
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016
Tabel 6.6 Perbandingan mitigasi emisi GRK untuk penggunaan EBT di sektor industri Table 6.6 Comparison on GHG emission mitigation for utilization of NRE in industrial sector
48 181
1,187
192 1,527
384 497
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
2014 2020
2025 2030
2035 2040
2045 2050
To n
C O
2 e
To n
n e
s C
O 2
e
Kasus Industri Hijau Dasar Green Industry Base Case Kasus Industri Hijau Tinggi Green Industry High Case
Skenario Dasar Base Scenario Skenario Tinggi High Scenario
99
2016 INDONESIA ENERGY OUTLOOK
Pemanfaatan EBT pada keempat industri terpilih masih dapat dioptimalkan apabila terdapat regulasi yang
mendukung, khususnya regulasi terkait pemanfaatan EBT di industri pulp dan kertas, serta industri semen.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dalam Pasal 7 menyebutkan bahwa Pemanfaatan limbah B3 sebagai substitusi bahan bakar harus memenuhi
kriteria sebagai berikut: a kandungan kalori sama atau lebih besar dari 2.500 kkalkg, b kadar air sama atau
lebih kecil dari 15, c tidak mengandung senyawa terhalogenasi. Kondisi ini menyulitkan industri pulp dan
kertas untuk memanfaatkan secara langsung biosludge karena penurunan kadar air biosludge
≤ 15 memerlukan energi yang lebih besar dari energi yang dikandung oleh
biosludge itu sendiri sehingga tidak ekonomis.
Pemanfaatan energi alternatif menguntungkan industri semen karena ekonomis. Proses pengolahan energi
alternatif di industri semen berbeda antara jenis energi alternatif sehingga kontinuitas pasokan merupakan
kendala utama yang dihadapi pihak industri. Salah satu energi alternatif yang banyak dimanfaatkan oleh
industri semen di dunia adalah sampah domestik. Pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif di industri
semen memerlukan penanganan tersendiri di tempat penampungan sampah sebelum dikirim ke industri semen,
dan mengurangi timbulan sampah. Untuk itu diperlukan kebijakan pemanfaatan sampah sebagai energi alternatif
yang mendorong pemerintah daerah bekerja sama saling menguntungkan dengan industri semen.
NRE utilization in four selected industries can still be optimized if there are regulations that support the NRE
utilization, especially in pulp and paper industry as well as cement industry.
Regulation of Minister of Environment No. 2 year 2008 on Hazardous Materials and Toxic Waste Utilization, Article 7
states that the B3 waste utilization as fuel substitute should meet the following criteria: a caloriic value is equal or
higher than 2,500 kcalkg, b water content is equal or less than 15, c does not contain halogenated compounds. This
complicates biosludge utilization in pulp and paper industry due its high water content. Amount of energy needed to
reduce it is higher than the energy contained by biosludge itself, thus uneconomical.
Utilization of alternative fuel in cement industry is economical. The processing of each alternative fuel in cement
industry is different from one onother so that the supply continuity becomes main obstacle. One of the alternative
fuels that are widely used by cement industry in the world is domestic waste. Utilization of waste as an alternative fuel
in cement industry requires special handling in the landill that will reduce its waste volume. Speciic policy for waste
utilization as an alternative fuel is required to encourage mutual cooperation between local governments and cement
industry.