42
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016
Halaman kosong blank page
Bab 4. PROYEKSI PENYEDIAAN ENERGI
Chapter 4. Energy Supply Projection
44
OUTLOOK ENERGI INDONESIA 2016
4.1.1 Neraca Minyak Bumi
Indonesia sudah memproduksi minyak bumi lebih dari 100 tahun lalu, sejalan dengan usia lapangan minyak yang
sudah tua dan sulitnya menambah cadangan minyak bumi baru karena terletak di daerah frontier, maka produksi
minyak bumi Indonesia menurun sekitar 5 per tahun. Pada tahun 2014 produksi minyak bumi mencapai 288 juta
barel dan diperkirakan terus menurun menjadi 52 juta barel tahun 2050 skenario dasar.
Produksi minyak bumi terus didorong oleh pemerintah melalui peningkatan produksi lapangan eksisting atau
lapangan minyak bumi baru seperti blok Cepu yang mulai berproduksi sejak tahun 2015. Namun produksi minyak ini
masih belum dapat memenuhi kebutuhan minyak bumi nasional. Untuk meningkatkan cadangan minyak bumi dan
mendorong produksi minyak bumi perlu kebijakan baru yang dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi
dalam kegiatan eksplorasi minyak.
Di sisi lain kebutuhan minyak bumi akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan BBM dan kebijakan
Pemerintah untuk memperkuat ketahanan BBM nasional melalui pembangunan kilang minyak bumi baru. Kebutuhan
minyak bumi diperkirakan akan meningkat 3 kali lipat dari 300 juta barel pada tahun 2014 menjadi 967 juta barel pada
tahun 2050 skenario dasar, atau 1.269 juta barel pada skenario tinggi.
Sebagai konsekuensi dari penurunan produksi minyak bumi dan kenaikan kebutuhan minyak bumi, impor minyak bumi
diperkirakan meningkat 8 kali lipat dari 122 juta barel tahun 2014 menjadi 933 juta barel pada tahun 2050 skenario
dasar dan 1.235 juta barel skenario tinggi. Impor minyak bumi yang tinggi menyebabkan Indonesia sudah menjadi
negara ‘net importir minyak bumi sejak tahun 2013. Untuk mengurangi peningkatan impor minyak bumi tersebut
selama periode kajian dibutuhkan penambahan 5 kilang minyak bumi baru dengan kapasitas 300 MBCD dan
upgrading kilang minyak bumi yang sudah ada, seperti Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, Kilang Musi, dan Kilang
Dumai.
4.1.1 Crude Oil Balance
Indonesia started producing oil more than 100 years ago but, in line with the age of oil ields and dificulty in adding
new oil reserves because due to its frontier area location, Indonesia oil production declined by around 5 per year. In
2014, crude oil production reached 288 million barrels and is expected to continue to decline to 52 million barrels by 2050
base scenario.
Government continues to increase the oil production in existing ields as well as in new oil ield as Cepu block which
started its production since 2015. However, the oil production still can not meet national demand. To increase oil reserves
and to encourage oil production, new policies is needed to attract investors in oil exploration activities.
On the other hand, oil demand will continue to increase, in line with the increase in oil fuel demand and government
policies to strengthen the resilience of national fuel through construction of new oil reineries. The demand is expected
to increase three-fold from 300 million barrels in 2014 to 967 million barrels by 2050 base scenario, or 1,269 million
barrels in high scenario.
As a consequence of the decline in oil production and the increase in oil deamnd, oil imports are expected to increase
8-fold from 122 million barrels in 2014 to 933 million barrels base scenario and 1,235 million barrels high scenario by
2050. High imports of crude oil caused Indonesia to become a net crude oil importer since 2013. In order to reduce the
increasing crude imports during the study period, addition of ive new oil reineries with capacity 300 MBCD and
upgrading the existing ones, such as Balikpapan Reinery, Cilacap Reinery, Reinery Musi, and Dumai Reinery are
required.
4.1 Minyak Bumi dan BBM
Crude Oil and Oil Fuels