clxxi sebelumnya atau waktu yang diberlakukan pada umumnya. Selanjutnya, diberikan
toleransi waktu 15 menit bagi siswa yang datang terlambat, selebihnya itu siswa tidak diperkenankan lagi masuk ke halaman sekolah hingga waktu istirahat pertama tiba.
Kebijakan Kepala Sekolah itu diberlakukan untuk menegakkan disiplin siswa, dengan mengurangi jumlah siswa yang datang terlambat. Kebijakan itu ternyata tidak
membuat jera para siswa, karena pada kenyataannya jumlah siswa yang terlambat datang ke sekolah tetap banyak.
Tampaknya keterlambatan siswa datang ke sekolah pada jam pertama pelajaran sudah menjadi kebiasaan yang membudaya, bahkan seakan-akan bukan merupakan suatu
pelanggaran siswa terhadap tata-tertib sekolah yang seharusnya merisaukan para guru.
B. Input
Deskripsi tentang pengembangan bahan dan fasilitas penunjang pelaksanaan
pembelajaran sastra yang apresiatif, meliputi dua dimensi, yaitu 1 pengembangan kurikulum dan silabus dan 2 pengembangan materi pembelajaran.
1. Pengembangan Kurikulum dan Silabus
Semua sekolah yang diteliti menerapkan Kurikulum 2004, yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi KBK. Pengembangan silabusnya juga mengacu pada
kurikulum tersebut. Menurut para guru, berbeda dengan kurikulum sebelumnya, Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi itu memberikan kebebasan kepada guru untuk
mengembangkan materinya, asalkan tetap relevan dan menunjang pencapaian tujuan.
clxxii Adapun tujuan yang dimaksud adalah tercapainya kompetensi yang dirumuskan
dalam Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD, yang menjadi target pembelajaran. Hal itui terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 11
Pengembangan Kurikulum dan Silabus
SMA N 1 SMA N 8
SMA Al-Islam 1 SMA Nurni
Kurikulum
Menerapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi sejak
tahun pelajaran 2002 2003
Sebagai salah satu sekolah uji coba
kurikulum baru Menerapkan
Kurikulum Berbasis
Kompetensi sejak tahun
pelajaran 2004 2005
Menerapkan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
sejak tahun pelajaran
2004 2005 Menerapkan
Kurikulum Berbasis
Kompetensi sejak tahun
pelajaran 2004 2005
Silabus
Silabus Dibuat oleh tim MGMP;
Pada penerapannya di sekolah guru
menambah dan mengurangi sesuai
dengan kebutuhan Silabus Dibuat
oleh tim MGMP;
Pada penerapannya
di sekolah guru menambah dan
mengurangi sesuai dengan
kebutuhan Silabus Dibuat
oleh tim MGMP;
Pada penerapannya
di sekolah guru menambah dan
mengurangi sesuai dengan
kebutuhan Silabus Dibuat
oleh tim MGMP;
Pada penerapannya
di sekolah guru menambah dan
mengurangi sesuai dengan
kebutuhan
Sumber:CL, No: IWANSMA1GR015; I WAN SMAN 8 GR 017; I WAN SMA Al-Islam GR 015; IWANSMAMurniGR014.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa silabus adalah kurikulum dalam arti sempit. Dalam silabus terdapat organisasi materi yang disediakan untuk
pembelajaran. Silabus pembelajaran sastra di SMA Surakarta, berisi tentang pemilihan dan pengorganisasian materi pelajaran, yang dijabarkan secara teratur
untuk setiap kelas atau semester tertentu.
clxxiii
Silabus disajikan dalam bentuk matrik agar mudah untuk dibaca dan dipahami. Dalam silabus dimuat beberapa komponen, meliputi: identifikasi mata
pelajaran, jenjang sekolah, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sumber acuan.
Silabus pembelajaran sastra untuk SMA di kota Surakarta dibuat secara bersana-sama oleh para guru sastra dalam forum Musayawarah Guru Mata
Pelajaran MGMP. Setiap guru di lingkungannya dapat memanfaatkan silabus tersebut sebagai pedoman pembelajaran sekaligus sebagai dokumen administrasi
mengajar. Pada penerapannya di kelas para guru sastra dapat menambah, mengurangi
atau mengganti isi silabus yang disusun oleh tim MGMP tersebut, sesuai dengan kebutuhan sekolahnya masing-masing. Karena itu, pada umumnya para guru
menambahkan catatan-catatan kecil atau sketsa mengenai rencana kegiatan pembelajarannya dalam dokumen silabus tersebut.
Selanjutnya, untuk dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang sistematis dan terprogram, guru perlu menyusun alokasi waktu pembelajarannya.
Alokasi waktu merupakan penyesuaian antara jumlah kompetensi yang menjadi target capaian pembelajaran, dengan jumlah jam yang tersedia. Setelah jumlah
jam yang tersedia dalam satuan semester diketahui, guru dapat memperkiraan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyampaikan sejumlah kompetensi
yang telah ditargetkan. Penyusunan alokasi waktu untuk semua SMA di kota Surakarta, dilakukan
bersama-sama dalam forum MGMP. Meskipun alokasi waktu ditentukan secara
clxxiv
seragam untuk seluruh sekolah di tingkat kota, pada pelaksanaannya di lapangan para guru bebas untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan
siswa pada masing-masing sekolahnya. 2. Pengembangan Materi Pembelajaran
P
ertimbangan-pertimbangan guru sastra di SMA Surakarta dalam pengembangan materi, pada umumnya adalah sebagai berikut.
Tabel 12: Pengembangan Materi Pembelajaran
SMA N 1 SMA N 8
SMA Al-Islam 1
SMA Murni
Sumber materi
1. Buku teks
2. Koran dan
majalah 3.
Gambar, foto 4.
Kaset dan CD 5.
Film, sinetron TV
6. Pementasan
naskah lakon 7.
Pengalaman pribadi guru
yang menarik 1.
Buku teks 2.
Koran dan tabloit
3. Majalah
remaja 4.
Majalah sastra Horison
5. Kaset, CD
6. Tayangan TV,
yang menarik 1.
Buku teks 2.
Koran dan Majalah
3. Kaset, CD
rekaman pembacaan
puisi, cerpen
dan drama 4.
Sinetron 5.
Film 1. Buku teks
2. Buku Lembar Kerja Siswa
LKS
Pertimbangan dalam
pemilihan materi
1. Materi menarik
minat siswa untuk belajar
2. Relevan dan
menunjang pencapaian
kompetensi yang
ditargetkan
3. Identifikasi
standar kompetensi
meliputi aspek
kognitif, afektif, dan
psikomotor
4. Sesuai tingkat
1. Materi menarik
minat siswa untuk belajar
2. Relevan dan
menunjang pencapaian
kompetensi yang
ditargetkan
3. Relevan
dengan tujuan 4.
Meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotor 5.
Sesuai tingkat kematangan
psikologis siswa 6. Sesuai etika
1. Materi menarik
minat siswa untuk belajar
2. Relevan dan
menunjang pencapaian
tujuan
3. Meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor
4. Sesuai tingkat
kematangan psikologis siswa
5. Sesuai etika
bangsa Timur 1.
Materi yang sudah tersedia
dalam buku teks 2.
Materi tidak perlu disusun
guru, sebab semuanya sudah
terdapat dalam buku teks
3. Buku teks dan
LKS dimiliki oleh sebagian
besar siswa sehingga
proses pembelajaran
lebih lancar
clxxv
kematangan psikologis
siswa 5.
Sesuai etika bangsa Timur
bangsa Timur
Sumber: CL, No: IWANSMA1GR016; I WAN SMAN 8 GR 018; I WAN SMA Al-Islam GR
016; IWANSMAMurniGR015.
Sesuai dengan tujuannya, susunan organisasi materi yang dikembangkan guru untuk pembelajaran sastra adalah materi yang diperkirakan dapat
menggugah minat siswa dan membuatnya asyik dalam mengikuti pembelajaran. Syaratnya, materi yang dipilih harus relevan dan menunjang pencapaian standar
kompetensi yang ditargetkan. Untuk kepentingan itu, dalam pengembangan materi dilakukan identifikasi tujuan untuk menentukan aspek-aspek yang akan dipelajari
siswa. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi target
pembelajaran, para guru di SMA Surakarta mengembangkan materi. Sumbernya antara lain: buku teks, teks sastra, pementasan, pengalaman pribadi, kliping artikel
dari media massa, pita rekaman, slide, film, tayangan televisi, dan sebagainya. Namun, sumber utama adalah buku teks dan teks sastra. Buku teks dipilih karena
mudah dalam mempersiapkannya dan efektif penggunaannya, sedangkan teks sastra dipilih karena menunjang pencapaian kompetensi apresiasi siswa. Adapun
sumber yang lainnya dimanfaatkan untuk selingan, agar siswa tidak merasa bosan dan pembelajaran menjadi lebih menarik serta variatif.
Faktor yang
diperhatikan guru
sebagai pertimbangan
utama dalam
mengembangkan materi pembelajaran adalah kesesuaian antara materi dengan kurikulum. Selain itu, juga kesesuaian antara materi dengan minat siswa, tingkat
clxxvi kematangan psikologis siswa, serta kepantasannya untuk diterima oleh remaja, dilihat
dari norma dan etika sosial budaya masyarakat Timur. Menurut para guru, materi yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dapat
menunjang pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Kesesuaian antara materi dengan minat siswa dapat membuat siswa merasa asyik dalam mengikuti pembelajaran.
Adapun kesesuaian materi dengan kematangan psikologis siswa dapat membantu pencapaian pemahaman siswa terhadap makna yang terkandung di dalamnya. Sementara
itu, kesesuian karya sastra dengan etika sosial budaya Timur dapat membantu guru dalam menanamkan nilai-nilai luhur dalam rangka membentuk kepribadian siswa agar menjadi
manusia yang bersusila, santun, dan berbudaya. Pada umumnya para guru dalam memilih materi pembelajaran sastra
mendahulukan karya sastra populer. Alasan yang mendasarinya, karena para siswa lebih berminat pada karya sastra populer. Di samping bahasanya lebih sederhana dan akrab
dengan siswa, isinya juga lebih dekat dan kontekstual dengan dunia remaja siswa, sehingga lebih mudah dipahami. Selain itu, cukup sulit untuk mencari karya sastra literer
yang bertemakan remaja. Atas dasar pertimbangan itulah para guru memanfaatkan karya sastra populer sebagai materi pembelajaran, sekaligus difungsikan sebagai jembatan
menuju apresiasi karya sastra literer. Dalam pembelajaran drama, materi yang disampaikan kepada siswa adalah teori
drama. Selain itu, juga latihan untuk menyusun naskah drama sekaligus akting dalam pementasan. Kegitan lainnya adalah menonton pementasan drama, sekaligus
apresiasinya. Sementara itu, dalam pembelajaran prosa, materinya adalah membaca dan mengapresiasi novel. Pilihan utama materinya adalah novel populer remaja. Sementara
clxxvii itu, novel literer karya satrawan terkemuka, seperti: Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, dan
Atheis juga diwajibkan untuk dibaca siswa.
Pada umumnya para siswa lebih akrab dengan novel populer, daripada novel sastra literer. Karena itu, guru memberi kebebasan kepada siswa untuk memilih novel
yang digemarinya. Apabila siswa sudah mulai senang untuk membaca, guru dapat mulai memperkenalkan karya-karya sastra literer kepada siswa. Dengan demikian, karya sastra
populer dapat difungsikan sebagai sarana pembinaan minat baca siswa, sekaligus jembatan menuju apresiasi sastra literer yang lebih sarat nilai dan lebih estetis.
Dalam mempersiapkan materi pembelajaran puisi, para guru pada umumnya memilih puisi karya penyair terkenal dan puisi karya siswa atau remaja lain yang dimuat
di media massa. Puisi karya penyair terkenal dipilih karena bentuknya indah, isinya bermutu, dan menarik untuk dipelajari. Puisi karya siswa atau remaja lainnya juga dipilih
untuk memberi motivasi dan kebanggaan bagi yang menulisnya. Selain itu, para siswa lebih senang membahas puisi karya teman sebayanya, sebab bahasanya lebih akrab
dengan dunianya, begitu pula sejalan pikirannya. Pada umumnya pilihan guru tersebut dapat memotifasi siswa untuk menulis puisi dan mencoba untuk mengirimkan karyanya
ke media massa. Berbeda dengan guru pada umumnya, guru Yy dan guru Ch yang merupakan guru
sastra di SMA Negeri 8 dan SMA Murni, menyampaikan bahwa guru itu tidak perlu mempersiapkan secara khusus materi pembelajarannya. Menurut keduanya, dalam buku
teks sudah tersedia banyak materi. Guru tinggal mengurutkan topiknya, dan memilih sesuai dengan kebutuhan.
clxxviii Kedua guru tersebut lebih cenderung untuk memanfaatkan buku teks sebagai
sumber materi, sebab buku teks dilengkapi pula dengan buku pendamping yang berisi ringkasan materi dan kumpulan soal, yang dikemas dalam buku Lembar Kerja Siswa
LKS. Kedua guru itu merasa cukup untuk memanfaatkan buku teks dan LKS. Buku teks tidak diragukan lagi kualitasnya, karena disusun oleh para pakar yang berkompeten
dalam bidangnya, dan buku pendamping atau LKS juga disusun oleh para guru senior yang tergabung dalam tim MGMP tingkat kota, yang cukup berpengalaman dalam
bidangnya. Selain itu, buku teks dan buku Lembar Kerja Siswa LKS tersebut dipandang sudah membahas topik yang sejalan dengan kurikulum yang berlaku.
C. Process